Usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejumlah daerah belum disetujui pemerintah. Daerah itu diminta untuk melengkapi persyaratan.
"Bukan ditolak, diminta untuk melengkapi persyaratan lagi," ujar Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Corona, dr Achmad Yurianto saat dikonfirmasi, Minggu (12/4/2020).
Dikatakan Yuri, daerah-daerah tersebut adalah Rote Ndao, Fakfak, Mimika, dan Sorong. Keempat daerah tersebut diminta untuk melengkapi persyaratan. Yuri menegaskan usulan itu bukan ditolak.
"Rote Ndao, Fakfak, Mimika, Sorong. Itu. Yang lainnya masih dibahas. Ini kan dinamis, sekarang belum memenuhi syarat, siapa tahu nanti memenuhi syarat. Sadis banget kalau bilang ditolak," ujar Yuri.
Yuri menambahkan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan menandatangani surat permintaan untuk melengkapi persyaratan tersebut akan dikirim hari ini ke daerah terkait.
"Surat akan ditandatangani Pak Menteri dikirim sana, sana lengkapi datanya dikirim lagi ke kita," ujar Yuri.
Hingga kini, daerah yang sudah menerapkan PSBB adalah Provinsi DKI Jakarta. Usulan PSBB provinsi Jawa Barat untuk kawasan Depok, Bogor dan Bekasi sudah disetujui dan akan diberlakukan antara Rabu atau Kamis pekan depan.
Alat Tes Corona Dinilai Tak Akurat, Inggris Minta China Kembalikan Uangnya
Pemerintah Inggris ingin uangnya dikembalikan oleh China setelah 3,5 juta tes antibodi yang dibelinya dinilai tak akurat. Departemen Kesehatan Inggris mengaku tidak ada satupun alat tes yang dipesan dari produsen China pada Maret lalu, lulus saat pemeriksaan akurasi.
"Kami saat ini bekerja dengan beberapa perusahaan yang menawarkan tes antibodi dan mengevaluasi keefektifannya," ujar juru bicara Departemen Kesehatan, dikutip dari Dailymail.
Beberapa pemerintah Eropa telah menolak peralatan buatan China yang dirancang untuk memerangi virus Corona COVID-19. Sebelumnya Kementerian Kesehatan Belanda menarik 600 ribu masker wajah pada akhir Maret karena tidak cocok dan filternya rusak.
Spanyol mengalami masalah yang serupa dengan kit pengujian dari China ketika 60 ribu tes yang dibelinya tidak lolos akurasi. Bahkan Perdana Menteri Slovakia Igor Matovic, mengatakan sejuta alat tes dari China tidak akurat sehingga mereka langsung membuangnya di danau Danube.
Sebelumnya Irlandia mengeluarkan ultimatum ke China minggu lalu. Hal itu dikarenakan 20 persen dari Alat Pelindung Diri (APD) senilai 176 juta pound atau setara 3 triliun yang dibeli dari China tidak dapat digunakan oleh petugas kesehatan di garis depan.
Dr Bharat Pankhania, dosen klinis senior dari University of Exeter Medical School, mengklaim di tengah pandemi Corona banyak produsen asing yang menjual barang-barangnya di bawah standar.
"Kami sekarang terikat pada pembuatan asing yang dapat memasok dengan barang-barang di bawah standar pada saat krisis (pandemi Corona)," ujar Dr Bharat.
Presiden Rusia Naikkan Gaji Tenaga Medis hingga 15 Juta Rupiah
Bagi tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam memerangi virus Corona COVID-19, Presiden Rusia, Vlamidir Putin, menyatakan mereka akan mendapatkan kenaikan gaji. Tak tanggung-tanggung, Putin menaikkan gaji mereka hingga 15 juta rupah karena menganggap para tenaga medis sama dengan pasukan militer yang siap berperang.
Mengutip RT.com, kenaikan gaji ini tak hanya ditujukan bagi perawat atau dokter. Namun pengemudi ambulans pun menerima kenaikan gaji tersebut.
Kenaikan gaji ini diumumkan akan berlaku selama tiga bulan ke depan. "Mereka bekerja tanpa pamrih, sebagai satu tim. Para spesialis ini sedang bekerja di garis depan," ujar Putin.
Selain itu, dalam pernyataannya Putin mengungkap kalau tenaga medis setempat akan diberikan asuransi sebagai jaminan pemerintah saat ini. Ia pun menyoroti beberapa hal yang menjadi dampak dari wabah Corona, salah satunya kehilangan pekerjaan karena di-PHK.
"Jika orang tidak memiliki pekerjaan, kami akan membantu mereka secara langsung," ujarnya.