Jumat, 03 April 2020

Kabar Gembira, 3 Spesies Baru Dinosaurus Terbang Ditemukan di Maroko

Di tengah wabah virus Corona, ada kabar gembira dari dunia arkeologis. Tiga spesies baru dinosaurus terbang ditemukan dari sebuah penggalian di Maroko.

Tim arkeolog dari Universitas Portsmouth, Inggris berhasil menemukan tiga spesies baru reptil terbang dari sebuah situs penggalian di Gurun Sahara, Maroko. Diperkirakan mereka hidup di kawasan itu sekitar 100 juta tahun yang lalu.

Dirangkum detikTravel, Jumat (3/4/2020), fosil tersebut pertama kali ditemukan oleh Profesor David Martill, seorang Paleontologist dari Universitas Portsmouth, Inggris. David pun sudah melakukan publikasi atas temuannya ini di jurnal ilmiah Cretaceous Research Journal.

"Penemuan baru ini menunjukkan Pterosaurus dari Afrika ini mirip dengan fosil yang ditemukan di benua lainnya," kata David seperti dikutip dari media The Guardian.

Tiga spesies baru Pterosaurus itu merupakan jenis reptil bersayap yang memakan ikan di daerah Gurun Sahara. Jutaan tahun silam, Gurun Sahara merupakan lautan sebelum jadi gurun seperti yang kita tahu sekarang.

"Reptil terbang ini mengudara di atas langit dunia yang dikuasai oleh para predator, termasuk dinosaurus yang seperti buaya. Menariknya, hewan herbivora seperti sauropods dan dinosaurus terbang (ornithiscian) termasuk langka di zaman itu," David menambahkan.

"Kebanyakan predator, termasuk Pterosaurus memangsa ikan yang jumlahnya melimpah di zaman itu. Kami sedang berada di zaman emas untuk menemukan Pterodactly. Tahun ini saja, kami sudah menemukan 3 spesies," dia menjelaskan.

Dinosaurus terbang seperti Pterosaurus memiliki rentang sayap hingga sepanjang 3,6 meter dengan rahang penuh gigi taring yang panjang dan tajam. Penampakannya zaman sekarang mungkin lebih mirip burung Albatros atau burung Bangkai.

Warga Dilarang Keluar dari Rumah, Eh Kambing Malah Keluyuran

 Inggris telah memberlakukan lockdown yang membuat warganya tak bisa kemana-mana. Di saat seperti ini justru jalanan yang sepi didatangi kambing yang berkeliaran.
Seperti dilansir Aljazeera, Kamis (2/4/2020) sebuah kota di tepi pantai Welsh, Inggris diserang oleh kawanan kambing setelah pemberlakuan lockdown saat semua warga berada di dalam rumah. Hewan-hewan ini biasanya berkeliaran bebas di tanjung yang menjorok ke Laut Irlandia.

Sekarang, ketika jalanan sepi, kambing-kambing malah datang ke Kota Llandudno. Selama 3 hari gerombolan hewan ternak ini berpesta memakan pagar tanaman dan bunga milik warga.

Dengan jalanan yang sangat sepi dan tenang, kambing-kambing bebas berkeliaran tanpa ada yang mengganggu. Menurut Anggota dewan kota Llandundo, Carol Marubbi mengatakan, kambing-kambing biasanya tidak datang ke kota kecuali saat cuaca buruk.

Namun saat ini,mungkin kambing-kambing menyadari kalau ada situasi yang berbeda di mana hanya ada sedikit orang di sekitar jalan. Sehingga mereka penasaran dan main ke kawasan rumah warga.

"Saya pikir, mereka mungkin merasa agak kesepian dan mereka turun untuk melihat-lihat," kata Carol.

Menurut Aljazeera, kambing-kambing kashmir telah hidup di Tanjung Great Orme dekat kota Llandudno sejak zaman Ratu Victoria. Spesies ini menjadi populer di Inggris karena bulu mereka yang dijadikan wol kasmir lembut dan kerap dibuat menjadi syal.

Sekitar 150 kambing beberapa di antaranya melahirkan anak di bulan Februari. Dengan datangnya kambing dan memakan tanaman milik warga justru sebagian penduduk tidak merasa keberatan.

"Aku penggemar berat mereka," kata Carol.

Saat banyak orang terjebak dalam rumah, kambing-kambing ini menjadi hiburan tersendiri untuk menghilangkan kejenuhan. Gambar dan foto kambing yang berkeliling di jalan-jalan Llandudno menjadi hits di media sosial.

Jumlah korban tewas di Inggris karena virus Corona terus bertambah. Pemerintah London telah melakukan serangkaian pembatasan pergerakan lebih dari seminggu yang lalu.

Hand Sanitizer dari Arak Bali Siap Edar

 Hand sanitizer dari bahan arak Bali hasil kerja sama Polda Bali dan Fakultas Farmasi Universitas Udayana (Unud) selesai diproduksi. Hand sanitizer akan diserahkan kepada masyarakat.
Hand sanitizer sedang dibutuhkan di tengah wabah virus Corona. Polda Bali dan Unud mengolah arak Bali menjadi 12 ribu liter hand sanitizer. Polda Bali menyediakan arak sedangkan Unud sebagai menyuling dan mengawasi agar hasilnya sesuai standar.

"Kandungan disinfektan dan hand sanitizer yang dihasilkan sudah memenuhi standar dan siap dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Hari ini tim siap untuk proses pengemasan dan pemberian label," kata Dansat Brimob Polda Bali Kombes Pol Ardiansyah Daulay kepada wartawan, Kamis (2/4/2020).

Hand sanitizer itu bakal dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma. Sebanyak 500 Liter hand sanitizer siap diedarkan kepada masyarakat secara gratis.

"Bertempat di Laboratorium Farmasi Unud, Jimbaran kegiatan serah terima hand sanitizer dengan menggunakan minuman tradisional arak Bali (redestilasi untuk membuat alkohol 96 persen) sesuai standar WHO (World Health Organization) Rektor Unud yang diwakili Dekan Fakultas MIPA," ujar Ardiansyah.

Polda Bali juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik serta lebih meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing. Masyarakat juga diminta selalu mengikuti informasi dan imbauan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Kabar Gembira, 3 Spesies Baru Dinosaurus Terbang Ditemukan di Maroko

Di tengah wabah virus Corona, ada kabar gembira dari dunia arkeologis. Tiga spesies baru dinosaurus terbang ditemukan dari sebuah penggalian di Maroko.

Tim arkeolog dari Universitas Portsmouth, Inggris berhasil menemukan tiga spesies baru reptil terbang dari sebuah situs penggalian di Gurun Sahara, Maroko. Diperkirakan mereka hidup di kawasan itu sekitar 100 juta tahun yang lalu.

Dirangkum detikTravel, Jumat (3/4/2020), fosil tersebut pertama kali ditemukan oleh Profesor David Martill, seorang Paleontologist dari Universitas Portsmouth, Inggris. David pun sudah melakukan publikasi atas temuannya ini di jurnal ilmiah Cretaceous Research Journal.

"Penemuan baru ini menunjukkan Pterosaurus dari Afrika ini mirip dengan fosil yang ditemukan di benua lainnya," kata David seperti dikutip dari media The Guardian.

Tiga spesies baru Pterosaurus itu merupakan jenis reptil bersayap yang memakan ikan di daerah Gurun Sahara. Jutaan tahun silam, Gurun Sahara merupakan lautan sebelum jadi gurun seperti yang kita tahu sekarang.

"Reptil terbang ini mengudara di atas langit dunia yang dikuasai oleh para predator, termasuk dinosaurus yang seperti buaya. Menariknya, hewan herbivora seperti sauropods dan dinosaurus terbang (ornithiscian) termasuk langka di zaman itu," David menambahkan.

"Kebanyakan predator, termasuk Pterosaurus memangsa ikan yang jumlahnya melimpah di zaman itu. Kami sedang berada di zaman emas untuk menemukan Pterodactly. Tahun ini saja, kami sudah menemukan 3 spesies," dia menjelaskan.

Dinosaurus terbang seperti Pterosaurus memiliki rentang sayap hingga sepanjang 3,6 meter dengan rahang penuh gigi taring yang panjang dan tajam. Penampakannya zaman sekarang mungkin lebih mirip burung Albatros atau burung Bangkai.