Selasa, 10 Maret 2020

Rencana Turis Bayar Masuk Bali, Negara-negara Ini Juga Mencobanya

Bali rencananya memberlakukan biaya kontribusi pada turis yang liburan ke sana. Sebelum itu, beberapa negara lain sudah mencoba duluan.

Pemerintah Provinsi Bali sedang menggodok rancangan Perda untuk memungut retribusi dari para turis mancanegara yang datang ke Pulau Dewata sebesar USD 10 atau sekitar Rp 140 ribu. Adalah Gubernur Bali I Wayan Koster, yang mengusulkan rencana tersebut dan mayoritas fraksi dari DPRD Provinsi Bali setuju untuk memberlakukannya.

Nantinya, biaya retribusi tersebut bakal dialokasikan untuk sektor pariwisata. Bisa untuk infrastruktur menuju destinasi wisata, pengelolaan destinasi alam dan budaya, serta pengembangan pariwisata Bali. Biaya retribusinya hanya dikenai pada turis mancanegara.

Dalam catatan detikTravel, beberapa negara sudah memberlakukan hal yang sama. Terbaru di awal tahun 2019 ini, Jepang memberlakukan Sayonara Tax yakni pajak khusus bagi turis yang meninggalkan Jepang. Tiap turis yang meninggalkan Jepang akan dikenai sebesar 1.000 Yen atau setara dengan Rp 132 ribu.

Pajaknya akan dialokasikan untuk memajukan pariwisata Jepang. Baik itu untuk membuat destinasi wisata makin nyaman, pengembangan informasi pariwisata dan pengembangan destinasi wisata alam serta budaya.

Selandia Baru rupanya juga punya rencana seperti Bali. Rencananya di pertengahan tahun 2019, Selandia Baru mencanangkan pajak khusus turis sebesar NZD 35 atau setara Rp 337 ribu.

Ada alasan tersendiri mengenai pajak khusus turis di Selandia Baru tersebut. Alasannya, karena makin banyak turis yang datang ke sana sehingga menyebabkan banyak sampah di mana-mana dan menganggu ketenangan warga setempat. Hal itu seperti pernah diberitakan Reuters.

Nantinya, pajak khusus turis di Selandia Baru bakal dialokasikan untuk mengelola dan menjaga lingkungan. Hanya turis dari Australia saja yang terbebas dari pajaknya.

Selain itu, di awal tahun ini Italia juga berencana memberlakukan pajak khusus turis di Venesia. Nantinya, turis yang datang ke Venesia bakal dikenai biaya USD 11 Rp 159 ribu.

Alasannya, Venesia sudah overtourism alias kelebihan kunjungan turis. Itu menyebabkan suasana kota yang jadi tidak nyaman, termasuk lingkungan yang jadi tempat kotor. Tak ayal, Venesia dikunjungi 30 juta turis setiap tahun!

Sebenarnya, biaya kontribusi atau pajak khusus turis sudah menjadi wacana di negara-negara yang destinasinya sudah populer bagi turis. Namun tentu, pajak yang dikenai tidak terlalu berat serta alokasinya jelas. 

Harusnya Terbang dari London ke Yunani, Penumpang Malah Disuruh Naik Bus

Kejadian kurang menyenangkan dialami traveler yang terbang ke Yunani. Pesawat mereka dialihkan ke Rumania, lalu mereka disuruh 9 jam naik bus ke Yunani.

Sebanyak 200 orang penumpang maskapai Ryanair yang terbang dari Bandara Stansed, London mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Pesawat yang seharusnya membawa mereka menuju ke Bandara Thessaloniki di Yunani dialihkan, dan mendarat di Bandara Timisoara, Rumania karena cuaca buruk pada Jumat (4/1) lalu.

Parahnya lagi, oleh pihak maskapai mereka diminta untuk naik bus menuju ke destinasi akhir mereka yaitu Thessaloniki, Yunani. Antara Timisoara di Rumania dan Thessaloniki di Yunani terpisah jarak sejauh 770 Km, atau sekitar 9 jam perjalanan. Mereka dipaksa menempuh perjalanan naik bus dengan kondisi cuaca yang sangat dingin.

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Rabu (16/1/2019), sebanyak 89 orang penumpang menolak naik bus ini. Mereka memilih bertahan dan menginap di bandara, di area pengambilan bagasi.

Para penumpang pun marah atas perlakuan maskapai Ryanair. Mereka marah mengapa mereka harus diturunkan di Rumania, bukan di bandara terdekat dengan bandara tujuan mereka. Mereka juga protes soal minimnya pelayanan Ryanair kepada para penumpang.

Para penumpang menduga pesawat dialihkan ke Rumania karena Ryanair ingin meminimalisasi kerugian mereka. Sampai akhirnya, pihak Kementerian Perhubungan Yunani ikut turun tangan mengatasi masalah ini.

Pemesanan Hotel di Singkawang Meningkat Jelang Imlek & Cap Go Meh

Singkawang terkenal jadi pusat perayaan Cap Go Meh yang unik dan meriah. Beberapa minggu jelang perayaan tersebut pun hotel-hotel di sana sudah hampir penuh.

Dilansir dari Antara, Rabu (16/1/2019), tingkat pemesanan kamar hotel di Kota Singkawang kini sudah mencapai 80 persen, meskipun perayaan Imlek dan Cap Go Meh di kota setempat masih tiga minggu lagi.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang, Supardiyana mengatakan, dari 37 hotel yang ada di Kota Singkawang, saat ini pemesanan kamar sudah mencapai 80 persen atau mendekati penuh.

"Sementara kamar yang masih tersisa yakni Hotel Sahabat Baru, Hotel Singkawang, Hotel Palapa dan Hotel Bajau Beach," kata Supardiyana.

Menurutnya, ini masih merupakan data sementara yang masuk ke Disparpora Singkawang, mengingat perayaan Imlek dan Cap Go Meh masih tiga minggu lagi. "Diprediksikan, mendekati perayaan itu, semua hotel yang ada di Kota Singkawang tidak bakal mampu menampung lonjakan pengunjung yang ingin menginap," ujarnya.

Maka dari itu, dia mengimbau kepada masyarakat Kota Singkawang, khususnya yang punya rumah dan masih memiliki kamar yang kosong bisa dijual untuk dijadikan homestay.

"Mengenai tarif yang diberlakukan hendaknya disesuaikan dengan keadaan fasilitas yang ada," pintanya.

Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung di Kota Singkawang, pihaknya juga saat ini sedang melakukan pendataan rumah-rumah kos maupun penduduk yang kiranya mau dijadikan homestay. "Jadi pendataan sedang berjalan," katanya.

Secara terpisah, Ketua PHRI Kota Singkawang, Mulyadi Qamal membenarkan saat ini pemesanan kamar hotel sudah mencapai 80 persen.

"Kebanyakan yang pesan dari travel," ucapnya.

Untuk tarif, dia mengimbau agar pengelola hotel tidak menaikkan semaunya sampai melebihi 100 persen. Sementara itu, beberapa pengelola hotel yang ada di Kota Singkawang mengaku jika pemesanan kamar sudah hampir penuh jelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

Seperti yang diungkapkan GM Hotel Roban Inn Singkawang, Akiat mengatakan, saat ini sebagian kamarnya dari 30 kamar sudah dipesan oleh pengunjung. Hanya saja untuk tarif pada perayaan itu, ada kenaikan dari hari biasanya.

"Kenaikan bisa dua kali lipat dari hari biasa," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan GM Hotel Mandarin Kota Singkawang, Erik. Dia mengatakan, sebanyak 50 kamar yang dimilikinya saat ini sudah dipesan semua oleh pengunjung sejak bulan Agustus kemarin.

"Saat ini sudah full, pemesannya dari travel dan pengacara dari Surabaya," katanya. Untuk tarif, pihaknya menerapkan harga paket, mulai dari Rp 1 jutaan sampai Rp 2 jutaan untuk dua malam.

Rencana Turis Bayar Masuk Bali, Negara-negara Ini Juga Mencobanya

Bali rencananya memberlakukan biaya kontribusi pada turis yang liburan ke sana. Sebelum itu, beberapa negara lain sudah mencoba duluan.

Pemerintah Provinsi Bali sedang menggodok rancangan Perda untuk memungut retribusi dari para turis mancanegara yang datang ke Pulau Dewata sebesar USD 10 atau sekitar Rp 140 ribu. Adalah Gubernur Bali I Wayan Koster, yang mengusulkan rencana tersebut dan mayoritas fraksi dari DPRD Provinsi Bali setuju untuk memberlakukannya.

Nantinya, biaya retribusi tersebut bakal dialokasikan untuk sektor pariwisata. Bisa untuk infrastruktur menuju destinasi wisata, pengelolaan destinasi alam dan budaya, serta pengembangan pariwisata Bali. Biaya retribusinya hanya dikenai pada turis mancanegara.

Dalam catatan detikTravel, beberapa negara sudah memberlakukan hal yang sama. Terbaru di awal tahun 2019 ini, Jepang memberlakukan Sayonara Tax yakni pajak khusus bagi turis yang meninggalkan Jepang. Tiap turis yang meninggalkan Jepang akan dikenai sebesar 1.000 Yen atau setara dengan Rp 132 ribu.

Pajaknya akan dialokasikan untuk memajukan pariwisata Jepang. Baik itu untuk membuat destinasi wisata makin nyaman, pengembangan informasi pariwisata dan pengembangan destinasi wisata alam serta budaya.