Senin, 02 Maret 2020

Wisata Sambil Nostalgia di Museum Pos Indonesia

 Wisata sambil mengenal lebih dekat soal sejarah pos, traveler bisa ke museumnya di Bandung. Inilah Museum Pos Indonesia.

Salah satu tempat yang menyimpan sejarah mengenai dunia persuratan yaitu Museum Pos Indonesia yang berlokasi di Jalan Cilaki, Kota Bandung. Museum bersejarah ini berdiri sejak sekitar tahun 1933, awalnya bangunan ini bernama Museum Pos, Telegraf dan Telepon (PTT).

Museum Pos Indonesia diperuntukkan bagi masyarakat umum sebagai sarana untuk mempelajari tentang sejarah pos. Pengunjung tidak perlu membayar tiket, hanya diwajibkan mengisi buku pengunjung yang berada di pintu masuk Museum Pos Indonesia.

Setelah itu, wisatawan dapat mengelilingi museum dengan bebas dengan tetap menjaga dan tidak merusak koleksi. Koleksi yang dipajang yakni perangko, kotak pos, miniatur gedung sampai patung seorang tukang pos yang sedang dikerumuni masyarakat. Patung ini menggambarkan peran penting tukang pos pada saat itu, sebelum mengenal smartphone.

Museum yang terbuka untuk umum ini semula hanya menyajikan benda koleksi sebatas perangko, baik perangko dalam negeri maupun luar negeri. Karena pentingnya fungsi museum sebagai sarana pendidikan untuk generasi muda, maka dilakukan upaya renovasi agar dapat memelihara kekayaan warisan budaya dalam pelayanan pos.

Walaupun sekarang museum sepi, namun pengunjung tetap menikmati dan bersemangat dalam mempelajari dan melihat koleksi yang sebelumnya belum pernah dilihat atau diketahui.

Pengunjung museum, Maulidina, mengatakan bahwa kondisi museum pos saat ini lebih nyaman untuk dikunjungi, tidak panas dan penerangannya pun cukup baik. Pengetahuan orang dalam dunia filateli pun turut berkembang karena koleksi perangko yang ada di Museum Pos juga terus bertambah.

"Sekarang lumayan lebih terang dan lebih nyaman buat dikunjungin, lebih adem. Sebelumnya saat saya berkunjung ke sini kesannya lebih remang-remang, kalau sekarang lebih nyaman saja. Koleksinya juga nambah, perangkonya juga banyak yang diganti jadi pengetahuan tentang filatelinya nambah," kata Maulidina saat ditemui di Museum Pos Indonesia, Bandung, Sabtu (2/2/2019).

Walaupun begitu, dia mengharapkan agar ke depannya informasi yang disajikan lebih informatif. Serta ditambahkan lagi mengenai sejarah Museum Pos sendiri.

"Harapannya informasi dan sejarah mengenai surat dari orang tertentu itu kadang kurang jelas tulisan isi suratnya apa, karena kan itu bahasanya bukan bahasa Indonesia, dan lebih diperjelas lagi mengenai sejarah Museum Pos dari awal berdiri sampai sekarang karena rasanya masih kurang," ucap Maulidina.

Nah buat yang ingin berkunjung, bisa datang setiap hari kecuali Minggu. Museum yang terletak di sebelah timur Gedung Sate ini buka hari Senin-Jumat pukul 09.00-16.00 WIB dan Sabtu pukul 09.00-13.00 WIB.

Gemerlap Wisata Malam di Pattaya

Pattaya di Thailand dikenal dengan wisata malamnya yang ramai. Pasar hingga kafenya banyak yang buka hingga larut malam.

Pattaya identik dengan kehidupan malam yang gemerlap dan meriah. Bahkan kecenderungannya aktivitas justru dimulai saat malam hari. Mulai dari pasar, kios, sampai toko perhiasan justru buka sampai larut malam.

Saat berada di Pattaya bersama para pemenang d'Traveler of The Year 2018 beberapa waktu lalu, selepas makan malam dan beristirahat sejenak di hotel, sebagian dari kami memutuskan untuk menikmati suasana Pattaya di waktu malam.

Kami cukup beruntung, tepat di seberang hotel tempat kami menginap adalah pasar yang menjual aneka buah segar. Selain buah-buahan, di pasar ini juga menjual makanan khas Thailand yang juga terkenal di Indonesia, mango sticky rice atau ketan mangga.

Untuk ketan mangga, rasanya jelas tidak perlu diragukan. Mangga yang sangat manis, berpadu dengan ketan yang legit dan disiram sedikit santan kental, terasa sangat nikmat.

Selepas menikmati ketan mangga, kami menuju ke arah pantai. Namun karena jarak antara hotel dengam pantai cukup jauh, maka kami memutuskan untuk menyewa kendaraan yang menurut tour leader kami dikenal sebagai monkey car di kalangan wisatawan, atau oleh warga sekitar disebut sebagai tuk-tuk. Cukup unik, sebab jika di Bangkok, tuk-tuk merupakan angkutan umum sejenis bajaj.

Tiba di pantai, kami turun di depan Hard Rock Hotel dan mulai berfoto di depannya. Bagi kamu kolektor kaos atau merchandise Hard Rock, jangan lewatkan kesempatan untuk membeli merchandise Hard Rock Pattaya ya.

Kami pun melanjutkan perjalanan kembali menyusuri kawasan pantai Pattaya di waktu malam. Di bibir pantai yang sudah gelap, kita bisa melihat deretan speedboat yang sedang bersandar. Ada juga sebagian wisatawan yang memilih untuk duduk santai di malam hari.

Batu Prasasti dan Cerdiknya Kaisar China

Para leluhur China memang terkenal cerdik dan maju dalam berpikir. Salah satunya kisahnya adalah kaisar cerdik yang memindahkan batu prasasti lewat air.

Ajaran Kong Hu Cu dari Konfusius begitu melekat dalam kehidupan masrayakat China. Bahkan setelah meninggal, Temple of Confucius masih terus didatangi oleh kaisar-kaisar.

Temple of Confucius sendiri berada di Kota Qufu, Provinsi Shandong, China. Kota ini menjadi tempat kelahiran Konfusius. detikTravel bersama Dwidaya Tour dibuat kagum dengan keindahan kelentang ini.

Dari kelenteng ini ada banyak cerita menarik tentang Konfusius dan kedekatannya dengan kerajaan. Hal ini terlihat dari banyaknya batu prasasti yang ditinggalkan oleh raja saat berkunjung.

"Tiap berkunjung, raja-raja akan meninggalkan batu prasasti yang berisikan komentar dan doa untuk Konfusius. Konfusius dipercaya sebagai dewa," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.

Batu-batu tersebut akan diukir dengan huruf kaligfari China. Sebagai persembahan, prasasti tersebut juga diletakkan di atas Bi Xi dan di dalam gazebo.

Prasasti yang paling istimewa datang dari Kaisar Kangxi, kakek dari Qianlong yang terkenal. Prasasti ini punya cerita menarik sebelum diletakkan di Temple of Confucius.

Dulu kala, semua batu prasasti yang ingin diletakkan di kelenteng ini dibuat oleh warga lokal. Qufu memiliki banyak perngarajin dan batu bagus dari pegunungan.

"Tapi Kangxi berbeda, ia membuat batu prasasti di Beijing, sebelum berangkat ke kelenteng ini," cerita Dennis.

Sebagai persembahan terbaik, batu prasasti tersebut memiliki berat 30 ton. Karena berat, batu ini tidak bisa diangkut begitu saja oleh pengawal. Jadi bagaimana caranya?

"Lewat sungai. Beijing memiliki sungai yang bagus, tapi tidak dengan Qufu. Jadi bagaimana?" tanya Dennis, mengetes.

Batu tersebut tidak bisa dingakut dengan perahu karena terlalu berat. Belum lagi kedalaman sungai di Qufu memberikan pengaruh dari beban perahu.

"Chinese people is very clever, pada saat itu udara mulai dingin. Sehingga mereka menunggu hingga air sungai menjadi es," lanjut Dennis.

Batu prasasti tersebut tidak diangkut tapi diseret di atas sungai yang jadi es dari Beijing hingga Qufu. Hanya dalam waktu satu bulan, batu prasasti tersebut tiba di Qufu. Wah, tak heran kalau negeri tirai bambu jadi salah satu negara maju!

Wisata Sambil Nostalgia di Museum Pos Indonesia

 Wisata sambil mengenal lebih dekat soal sejarah pos, traveler bisa ke museumnya di Bandung. Inilah Museum Pos Indonesia.

Salah satu tempat yang menyimpan sejarah mengenai dunia persuratan yaitu Museum Pos Indonesia yang berlokasi di Jalan Cilaki, Kota Bandung. Museum bersejarah ini berdiri sejak sekitar tahun 1933, awalnya bangunan ini bernama Museum Pos, Telegraf dan Telepon (PTT).

Museum Pos Indonesia diperuntukkan bagi masyarakat umum sebagai sarana untuk mempelajari tentang sejarah pos. Pengunjung tidak perlu membayar tiket, hanya diwajibkan mengisi buku pengunjung yang berada di pintu masuk Museum Pos Indonesia.

Setelah itu, wisatawan dapat mengelilingi museum dengan bebas dengan tetap menjaga dan tidak merusak koleksi. Koleksi yang dipajang yakni perangko, kotak pos, miniatur gedung sampai patung seorang tukang pos yang sedang dikerumuni masyarakat. Patung ini menggambarkan peran penting tukang pos pada saat itu, sebelum mengenal smartphone.

Museum yang terbuka untuk umum ini semula hanya menyajikan benda koleksi sebatas perangko, baik perangko dalam negeri maupun luar negeri. Karena pentingnya fungsi museum sebagai sarana pendidikan untuk generasi muda, maka dilakukan upaya renovasi agar dapat memelihara kekayaan warisan budaya dalam pelayanan pos.