Senin, 02 Maret 2020

Saat Parade Busana Imlek di Manado Dikagumi Turis China

Menyambut Imlek, 20 bocah berbusana khas Tionghoa di Manado berlenggak lenggok di atas karpet merah. Aksi mereka pun dikagumi turis China yang menontonnya.

Menariknya, para peserta Chinese Costume Parade ini terdiri dari 6 peserta umat Muslim dan 14 umat Nasrani. Momen ini pun jadi daya tarik para turis china yang hendak berbelanja di Transmart Kawanua Manado, pada Sabtu (2/2) kemarin.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai jam 15.00 WITA ini akan dilanjutkan hingga pada tanggal 5 nanti demi memeriahkan hari Imlek. Momen ini jadi daya tarik para turis China yang hendak berbelanja di Transmart Kawanua Manado.

"Hey, saya senang melihat aktivitas ini di sini. Kegiatan ini sangat baik, mereka berpakaian kostum orang China. Orang-orang China suka melihat ini. Saya senang berada di sini. Saya juga senang dengan kalian semua di sini," ungkap Sally, turis dari China.

Sementara itu, orang tua dari peserta lomba mengaku anaknya ikut perlombaan ini karena ingin mengajarkan toleransi kepada sang anak, meski mereka beragama Islam.

"Menambah pengalaman, walau pun ini hari raya Imlek hari raya Chinese, sementara saya umat Muslim, kita kan bisa bertoleransi agama melalui acara ini," ungkap Mia, ibu dari salah satu peserta warga Manado.

Kesiapan mental dan bakat modeling yang baik, nampak pada setiap peserta. Mereka sudah cukup punya pengalaman dalam lomba fashion.

"Tujuannya kami ikut merayakan Imlek, salah satu tujuan kami juga menampilkan toleransi beragama karena peserta beragam agama, ada umat muslim dan nasrani yang jadi peserta. Dari jumlah 60 pendaftar namun berkurang hingga yang hadir hanya 20 peserta karena cuaca ekstrim", ujar Pingkan Langelo, Manajer Shopping Mall Transmart Kawanua Manado.

Perayaan Imlek dalam rangka hari tahun baru China 2019, Transmart Carefour di 17 titik kota besar di Indonesia. Perayaan itu digelar selama empat hari, dimulai dari tanggal 2 sampai tanggal 5 Februari nanti.

Ini Satu-satunya Agrowisata di Magetan

Jika kalian berkunjung ke Kabupaten Magetan, jangan lupa singgah di objek wisata Agrowisata Green Garden. Inilah satu-satunya agrowisata di Magetan.

Lokasinya tidak jauh dari Alon-alon Magetan, kamu bisa melewati perempatan Sukomoro kemudian belok kanan dan menuju Jalan Taji, Desa Truneng, Sukomoro. Sekitar 30 menit sudah sampai di lokasi.

Terdapat gapura bertuliskan Agrowisata Green Garden Magetan sebelum memasuki area wisata tersebut. Setelah memasuki gapura, kamu akan disambut dengan hamparan sawah yang menyejukkan mata.

Tempat wisata ini memang berada di area pertanian sehingga suasana pedesaan begitu terasa. Tak jarang kita temui para petani yang masih sibuk beraktivitas di sawah.

Agrowisata Green Garden adalah salah satu destinasi wisata edukasi terbaru di Kabupaten Magetan. Objek wisata ini menonjolkan pembudidayaan berbagai macam tanaman sehingga kamu bisa menikmati indahnya tanaman sekaligus membeli bibitnya jika menginginkan.

Tanaman budidaya yang paling hits di sini adalah Bunga Matahari. Selain itu juga terdapat tanaman buah-buahan seperti pepaya, nanas, pisang dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, kamu juga dapat menggunakan spot selfie yang tersedia.

Salah satu spot selfie yang disediakan adalah bangunan yang terbuat dari bambu. Ada beberapa tangga yang harus dilewati untuk menuju ke puncak bangunan. Setelah sampai di puncak bangunan, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan kawasan Agrowisata Green Garden secara keseluruhan.

Kamu juga bisa berfoto selfie dengan background Gunung Lawu. Berbagai macam permainan anak juga tersedia di tempat ini, seperti jungkat-jungkit, ayunan dan masih banyak lagi. Hal yang terbaru adalah kolam renang yang saat ini masih dalam proses pembuatan.

Agrowisata Green Garden Magetan dibuka setiap hari mulai pukul 07.30-17.00 WIB. Kamu bisa kesini saat pagi atau sore hari karena jika sinang maka panas mataharai lumayan terasa. Fasilitas objek wisata ini sudah cukup memadai seperti tersedianya toilet, mushola, warung, tempat parkir dan gazzebo yang lumayan banyak.

Alhamdulillah, Ada Musala di Bandara Auckland

Meski jauh di Bumi selatan, Selandia Baru tidak lupa dengan fasilitas wisata untuk traveler muslim. Bandara Auckland pun dilengkapi dengan musala yang nyaman.

Bandara Internasional Auckland adalah pintu keluar masuk traveler di Selandia Baru. Inilah bandara terbesar di Negeri Kiwi dengan sekitar 19 juta penumpang tiap tahun.

Dari Auckland, traveler bisa terbang langsung ke Bali di Indonesia dengan maskapai Emirates, satu hari sekali. Nah, untuk traveler muslim yang mau pulang ke negara asal dari Bandara Auckland, tidak usah bingung mencari tempat salat.

Bandara ini dilengkapi prayer room untuk muslim traveler. detikTravel melihat langsung musala ini ketika diundang maskapai Emirates ke Auckland, Rabu (23/1/2019).

Musala di Bandara Auckland terletak di bagian Departure alias keberangkatan. Lokasinya ada di area komersil duty free setelah gerbang imigrasi dan sebelum boarding gate.

Setelah melewati toko-toko duty free coklat dan parfum, ada petunjuk arah ke toilet dan prayer room. Penulis pun mengikuti arah yang dimaksud. Belok sedikit, saya pun sampai ke ruang yang dimaksud.

Di pintu ada tulisan Prayer Room dengan simbol orang berdoa. Saya pun masuk ke dalam. Isinya adalah ruang salat dan ruang wudhu. Ruang wudhunya terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kecil tapi bersih dengan tempat duduk beton untuk yang berwudu sambil duduk.

Ruang salatnya juga dipisah antara laki-laki dan perempuan. Masing-masing ukurannya 3x3 meter dengan lampu yang lembut dan temaram, menciptakan suasana tenang untuk beribadah.

Tersedia juga lemari berisi sajadah dan perlengkapan salat lainnya. Karena belum masuk waktu dzuhur di Auckland, penulis hanya melihat-lihat saja. Simpel tapi fungsional.

Traveler muslim pun bisa salat jamak dulu di sini sebelum naik pesawat dan menempuh penerbangan panjang ke berbagai penjuru dunia dari Auckland. Salat lancar, traveling pun jadi lebih barokah. 

Saat Parade Busana Imlek di Manado Dikagumi Turis China

Menyambut Imlek, 20 bocah berbusana khas Tionghoa di Manado berlenggak lenggok di atas karpet merah. Aksi mereka pun dikagumi turis China yang menontonnya.

Menariknya, para peserta Chinese Costume Parade ini terdiri dari 6 peserta umat Muslim dan 14 umat Nasrani. Momen ini pun jadi daya tarik para turis china yang hendak berbelanja di Transmart Kawanua Manado, pada Sabtu (2/2) kemarin.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai jam 15.00 WITA ini akan dilanjutkan hingga pada tanggal 5 nanti demi memeriahkan hari Imlek. Momen ini jadi daya tarik para turis China yang hendak berbelanja di Transmart Kawanua Manado.

"Hey, saya senang melihat aktivitas ini di sini. Kegiatan ini sangat baik, mereka berpakaian kostum orang China. Orang-orang China suka melihat ini. Saya senang berada di sini. Saya juga senang dengan kalian semua di sini," ungkap Sally, turis dari China.

Sementara itu, orang tua dari peserta lomba mengaku anaknya ikut perlombaan ini karena ingin mengajarkan toleransi kepada sang anak, meski mereka beragama Islam.

"Menambah pengalaman, walau pun ini hari raya Imlek hari raya Chinese, sementara saya umat Muslim, kita kan bisa bertoleransi agama melalui acara ini," ungkap Mia, ibu dari salah satu peserta warga Manado.

Kesiapan mental dan bakat modeling yang baik, nampak pada setiap peserta. Mereka sudah cukup punya pengalaman dalam lomba fashion.