Selasa, 14 Januari 2020

Datang ke Lapangan Banteng, Ahok: Nggak Malu Sama Bule

Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi Lapangan Banteng untuk pertama kalinya seusai revitalisasi. Dia memberikan pujian.

Momen itu diabadikan lewat vlog Ahok yang diunggah di akun YouTube 'Panggil Saya BTP', Selasa (9/7). Sambil melihat-lihat wajah baru Lapangan Banteng, Ahok diajak berfoto dan menyalami warga di sana.

"Lihat Lapangan Banteng, sambil sudah lama nggak bawa mobil. Sama Nicho (Nicholas Sean, putra sulung Ahok)," kata Ahok di awal vlog-nya.

Ahok pun mengungkapkan kekagumannya akan Lapangan Banteng hasil revitalisasi. Dia menyebut revitalisasi ini terwujud lewat biaya kompensasi koefisien lantai bangunan (KLB).

"Sudah bagus. Dulu ini pakai biaya kompensasi dari pengembang, KLB itu," ujarnya.

Ahok begitu memuji Lapangan Banteng. Dia menyebut, lapangannya luas dan segala fasilitas tersedia seperti sarana olahraga. Tentu, bisa jadi destinasi wisata.

"Luar negeri itu lapangan-lapangan itu, taman-taman itu banyak. Bayangin (kita-red) ada Monas ada ini (Lapangan Banteng) ya," tutur Ahok.

Bahkan, Ahok menyebut bule yang datang ke Jakarta bisa berwisata di Lapangan Banteng. Yang dulunya kumuh, kini sudah kinclong nan indah.

"Orang bule ke Jakarta ya, kita ini nggak malu lho. Mereka mau nongkrong gitu ya, yang penting mereka merasa aman," ungkap Ahok.

"Suasananya aman, dulu serem Lapangan Banteng takut ada apa-apa. Orang nggak tau ini patung apa, ini dulu kumuh kan sehingga patungnya tidak muncul," lanjutnya.

Ahok pun bercerita sedikit soal Patung Pembebasan Irian Barat. Menurutnya, ada semangat NKRI dan harus dipelajari oleh generasi muda.

"Ada semangat NKRI. Tidak ada sejengkal tanah kita diambil orang, kita lawan. Loe ambil, gue sikat. Itu kira-kira," tegasnya.

Dalam website pariwisata Jakarta, Patung Pembebasan Irian Barat dibangun untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI) setelah lepas bebas dari penjajahan Belanda. Karena wilayah Irian Barat dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda mengulur ulur waktu, sampai Bung karno membentuk Komando Trikora. Kata Irian singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.

Patung tersebut secara resmi diperingati pada tanggal 17 Agustus 1963, pada hari kemerdekaan ke-18 negara tersebut dan setahun setelah mulai dibangun. Sampai sekarang, monumen tersebut berada di bawah tanggung jawab layanan taman Jakarta.

Kamu sudah pernah datang ke sini belum?

Dubes Masafumi Ishii Katakan Jepang Butuh SDM Indonesia

Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang sudah berjalan mencapai 60 tahun. Hal ini berdampak positif ke dua negara, salah satunya di sektor Sumber Daya Manusia.

Ke Jepang jangan hanya berwisata, ternyata, meniti karir pun menjadi sesuatu hal yang menjanjikan di sana. Sumber daya manusia dari Indonesia, dianggap dapat menyelamatkan Jepang di kemudian hari.

Hal ini pun dibenarkan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii. Diplomat yang sudah aktif sejak 2017 ini mengatakan bahwa salah satu bidang yang sangat dibutuhkan Jepang terhadap Indonesia adalah bidang ekonomi, khususnya tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia.

"Kita bisa mempererat hubungan kedua negara di berbagai bidang. Pertama-tama di bidang ekonomi, Khususnya dalam bidang SDM. Saya rasa bidang SDM merupakan tantangan terbesar bagi Indonesia pada masa yang akan datang," ujarnya saat ditemui detikcom di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ishii menambahkan, bahwa Jepang pun sudah siap untuk menerima tenaga kerja asal Indonesia. Bisa dibilang, Indonesia pun juga merupakan salah satu negara prioritas dalam segi wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan kunjungan wisatawan Indonesia ke Jepang yang terus naik hingga 20 persen per tahun.

Selain itu, Ishii menilai bahwa Jepang akan banyak terbantu oleh Indonesia. Faktornya karena populasi warga Jepang terus menua, sehingga generasi penerusnya belum disiapkan dengan baik dengan sumber daya yang ada. Dengan masuknya tenaga Indonesia, dinilai akan membantu Jepang di masa depan.

"Jepang sudah siap menawarkan kesempatan bagi Indonesia untuk training SDM. Sementara itu Jepang populasinya menua dan berkurang maka Jepang memerlukan tenaga kerja yang terampil, Dalam arti seperti itu Jepang akan banyak dibantu oleh Indonesia," tambah dia.

Keseriusan Jatim Kembangkan Wisata Religi Ziarah Wali Songo

Kementerian Pariwisata kembali menggelar Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus (GTC). Kali ini, Kemenpar menyasar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto berharap, kegiatan tersebut dapat memacu berkembangnya wisata religi di Jatim. Terlebih, daerah ini memiliki sejumlah tempat sebagai peninggalan Wali Songo.

"Jawa Timur memiliki destinasi yang lengkap. Mulai dari wisata alam, wisata kota, hingga wisata religi dan sejarah. Namun yang cukup menarik perhatian adalah wisata religi," ujar Sinarto dalam keterangannya, Rabu (10/7/2019).

Hal ini memang tak terlepas dari keberadaan Wali Songo. Jejak penyebar agama Islam di Pulau Jawa ini terus memberikan pengaruh dan menjadi magnet bagi wisata religi. Bahkan, tak jarang ada wisatawan asing yang juga tertarik untuk mengikuti perjalanan wisata religi.

"Untuk wisata religi, ada beberapa makam Wali Songo yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Antara lain makam Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, dan Sunan Gresik. Sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa, pengaruh mereka memang luar biasa," ungkapnya.

Kawasan makam Sunan Ampel atau Raden Rahmat merupakan pertemuan berbagai etnis, namun dominasi keturunan Arab. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Surabaya. Di sini masyarakat tidak hanya bisa melakukan wisata religi, tapi juga wisata kuliner dan belanja.

Berikutnya kawasan makam Raden Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Bonang. Sampai saat ini, Makam Sunan Bonang terus dikunjungi oleh para peziarah yang datang baik dari Tuban, luar kota, hingga mancanegara. Uniknya, ada empat tempat yang disebut sebagai makam Sunan Bonang. Namun, tempat yang paling populer berada di belakang Masjid Agung Tuban.

"Untuk makam Sunan Drajat berada di Paciran. Yaitu daerah pinggiran kota Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan lahir tahun 1470, dengan nama kecil Raden Qasim. Beliau kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, yang juga saudara dari Sunan Bonang," bebernya.

Berlanjut ke makam Sunan Giri di perbukitan Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Makam Sunan Giri bisa dicapai dengan tiga akses. Yaitu dari arah Masjid Sunan Giri, dari undakan tengah melewati Candi Bentar, dan dari arah Makam Sunan Prapen. Karena di perbukitan, area makam ini menawarkan pemandangan yang indah pada malam hari.

"Satu wilayah dengan Sunan Giri, di sini juga ada makam Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Sebagai salah satu dari Wali Songo, Beliau dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Beliau dimakamkan di Desa Gapurosukolilo, Kota Gresik," jelasnya.

Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Masdar Hilmy menekankan, mahasiswa harus bisa menjadi garda terdepan dalam promosi pariwisata. Terutama wisata ziarah di Jawa Timur. Antara lain dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram.

"Sebagai generasi milenial yang terbiasa menggunakan sosial media, mahasiswa harus bisa memanfaatkan fungsinya dengan baik. Bukan hanya untuk mengunggah moment pribadi, tetapi juga bisa bermanfaat membantu memperkenalkan destinasi. Terlebih, apa yang dimiliki Jawa Timur sangat spesial karena ada beberapa makam Wali Songo," kata Masdar.

Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani menegaskan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan wawasan SDM pariwisata. Dari kegiatan ini, dia berharap muncul kader-kader pariwisata yang bisa berpartisipasi dalam mengembangkan wisata berkelanjutan.

"Pariwisata terbukti mampu meningkatkan ekonomi dan perkembangan industri. Karenanya, Kemenpar mendorong pariwisata melalui penguatan SDM. Yang jelas, pariwisata memiliki spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas. Antara lain sebagai alat persatuan dan kesatuan bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan berkesinambungan (sustainable development)," ungkapnya.

Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, melalui SDM yang kompeten akan tercipta suatu proses pelayanan yang berkualitas. Dengan kata lain, mampu memberikan nilai (value) kepuasan bagi pihak yang menerima pelayanan jasa yaitu wisatawan

"Peran SDM merupakan faktor yang sangat strategis, khususnya pada sektor pariwisata yang karakteristik usahanya lebih banyak bersifat jasa," terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Goes to Campus akan dilakukan di beberapa perguruan tinggi di sejumlah daerah. Semua dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan tentang kepariwisataan. Khususnya melalui Sadar Wisata dan Sapta Pesona

"SDM Kepariwisataan merupakan tantangan yang cukup berat. Sebab, SDM sangat menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata," tandasnya