Berwarna merah seperti lautan darah, inilah Laguna Coloroda di Bolivia. Meski menarik mata, tapi danau ini cukup berbahaya karena kandungan mineralnya.
Nama Laguna Colorada menjadi salah satu destinasi menarik di perbatasan Bolivia dan Chilli. Berada tepat di Cagar Alam Nasional Andes Eduardo Avaroa, Departemen Potosi, danau ini jadi incaran fotografer.
Seperti yang diintip detikcom dari berbagai sumber, Kamis (1/8/2019) Laguna Coloroda menjadi menarik karena tampil beda. Begini, Laguna Colorada adalah danau yang berada di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan air laut.
Berada di ketinggian, Laguna Colorada bukanlah danau biasa. Laguna Colorada adalah danau yang mengandung mineral garam dengan cukup tinggi. Karena tingginya kandungan garam, Laguna ini pun menghasilkan boraks dalam perairan.
Karena mengandung mineral garam juga, Laguna Colorada memiliki beberapa varietas algae yang melimpah. Karena kelimpahan algae yang berlebihan alias blooming, danau garam ini memiliki wajah yang berwarna merah bagai genangan darah.
Karena tingginya varietas algae pula, danau garam ini mengandung banyak planton. Hal ini membuat Laguna Colorada menjadi salah satu habitat dari burung flamingo.
Luas dari Laguna Colorada mencapai 60 km persegi. Namun ketinggian airnya cukup dangkal.
'Genangan darah' ini menjadi semakin eksotis dengan pemandangan Pegunungan Andes. Di saat perkembangan algae menurun, danau garam ini berubah menjadi pink.
Ini sangat serasi dengan kehadiran burung flamingo yang juga berwarna sama. Banyak wisatawan yang datang untuk memburu eksotisme dari danau berdarah ini.
Letaknya yang berada di ketinggian mempengaruhi suhu air danau. Seringkali saat subuh danau akan membeku. Sedangkan waktu terbaik untuk berkunjung adalah musim panas.
Sekeliling danau ini hanyalah batu dan sisaan garam. Jadi di tengah danau berwarna merah, tapi pinggirannya putih karena garam. Sungguh pemandangan yang langka dan cantik.
Namun jangan terlena dengan kecantikannya ya, traveler. Karena blooming algae dan boraks, danau ini tidak disarankan untuk dinikmati dengan berenang atau berendam. Kalau terkena kulit, kamu bisa gatal-gatal. Parahnya jika air tertelan, kandungan boraksnya bisa bikin kamu sakit.
Dari Departemen Potosi, traveler harus menempuh jarak sekitar 8 jam untuk sampai di danau langka ini. Menjadi saingan dari Salar de Uyuni, Laguna Colorada sayang untuk kamu lewatkan jika liburan ke Bolivia.
Warna-warni Suku Bangsa Dunia Hiasi Jember Fashion Carnival 2019
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan kemegahan dan keanggunan Jember Fashion Carnival (JFC) kembali hadir dari 31 Juli 2019 hingga 4 Agustus 2019 mendatang. JFC ke-18 tahun ini mengangkat tema 'Tribal Grandeur' atau Keagungan Suku-suku Bangsa.
"Dalam tema Tribal Grandeur di JFC 2019 ini, akan tampil rancangan fashion carnival dari 8 suku bangsa ternama dunia. Dengan ciri khas fashion carnival mereka masing-masing tentunya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2019).
Rizki menilai JFC merupakan event berstandar dunia dan carnival terbaik pertama di Asia hingga ketiga di dunia.
"JFC berhasil menempatkan diri sebagai karnaval ketiga di dunia setelah NottingHill, Amerika Serikat dan Reunion, Prancis dalam Carnaval International de Victoria, yang digelar di ibu kota Seychelles, Afrika," sebut Rizki.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty menambahkan level JFC dilihat dari keberhasilannya menyabet 13 kemenangan sebagai best national costume di berbagai ajang. Seperti Miss Universe, Miss World, Miss Supranational, Miss International, dan lain sebagainya. Prestasi-prestasi tersebut tentunya sangat mengharumkan nama Indonesia.
"Hal ini tentu membawa misi mempromosikan Indonesia dan Jember khususnya di kancah internasional. Tapi bila ingin menonton JFC yang sesungguhnya, hanya ada di Jember," ujar Esthy.
Wakil Bupati Jember Abdul Muqit Arief menjelaskan, dalam rangka menjaga agar penyelenggaraan JFC terus berlanjut dan semakin berkualitas di masa mendatang, pemerintah telah melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Antara lain dengan menggandeng para pegiat pendidikan.
"Tahun ini JFC bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember akan membuka Program Studi Vokasional Fashion Desain (S-1) dengan nama Indonesia Fashion Carnival. Dan program ini menjadi yang pertama di Indonesia. Selain itu, JFC juga mengadakan Program Short Course Exclusive Class di Jakarta maupun Jember," terangnya.