Jumat, 28 Mei 2021

Seperti Tak Ada Corona, 5 Negara yang Sudah Bebas Masker Ini Bikin Iri!

 Di kala beberapa negara seperti India hingga Brasil mencatat kenaikan kasus COVID-19, sejumlah negara lain tampaknya sudah menuju kondisi normal sebelum pandemi Corona.

Pasalnya, lima negara ini tak lagi mewajibkan masker demi mencegah penularan COVID-19. Orang yang sudah divaksinasi rata-rata melampaui 50 persen, dan transmisi penularan lokal COVID-19 tak lagi dilaporkan. Di mana saja ya? Berikut rangkumannya.

https://nonton08.com/movies/daughter-of-dracula/


1. Amerika Serikat

Warga Amerika Serikat kini boleh melepas masker pasca vaksinasi COVID-19. Hal ini didukung Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dengan menetapkan sejumlah syarat.


Bagi mereka yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Corona, berkumpul bersama teman yang juga sudah divaksin, hingga bepergian ke taman selama menghindari kerumunan, boleh melepas masker mereka. Presiden Amerika Serikat, Biden, menyambut baik rekomendasi CDC tersebut.


"Sebuah langkah menuju kehidupan di Amerika mendekati normal," tutur Biden, menargetkan kondisi normal dan bebas dari COVID-19 bisa tercapai di 4 Juli mendatang.


"Mulai hari ini, berkumpul dengan sekelompok teman, di taman, pergi piknik selama Anda divaksinasi, dan di luar ruangan, Anda bisa melepas masker," sambungnya, beberapa waktu lalu.


2. Israel

Israel dinilai berhasil memerangi COVID-19, transmisi penularan Corona tak lagi tinggi. Warga tak lagi wajib memakai masker di luar ruangan sejak April kemarin.


"Akhirnya, saya bisa bernapas lega," Eli Bliach, 35, seorang pengusaha, berkata saat berjalan tanpa masker di pusat kota Yerusalem pada Minggu pagi, dikutip dari New York Times.


Israel diketahui telah mengambil langkah cepat untuk kembali ke kondisi normal setelah melakukan vaksinasi Corona massal. Lebih dari 50 persen populasi Israel telah divaksinasi penuh.


Kementerian Kesehatan Israel, Senin lalu menegaskan syarat wajib memakai masker di dalam ruangan bisa segera dicabut jika dalam 2 pekan mendatang tren penularan Corona terus menurun.


Namun, pejabat kesehatan setempat masih memberlakukan pembatasan pada sejumlah pelancong yang masuk, dan berencana untuk memperketat pembatasan demi mencegah masuknya varian baru Corona yang berpotensi 'kebal' vaksin COVID-19.


3. Bhutan

Meski berbatasan dengan India dan China, salah dua negara yang paling terdampak COVID-19, Bhutan berhasil memenangkan pertempuran melawan Corona.


Hebatnya, negara tersebut melakukan program vaksinasi COVID-19 dengan memvaksinasi lebih dari 90 persen populasi orang dewasa hanya dalam dua pekan. Total kasus Corona yang tercatat di Bhutan hingga kini hanya sebanyak 1.309 kasus, satu kematian sejauh ini.


Bhutan juga menjadi salah satu negara bebas masker pertama, tanpa melakukan lockdown ketat.


4. New Zealand

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pantas mendapat sejumlah pujian lantaran dinilai menangani pandemi Corona dengan baik. Sejauh ini, Selandia Baru hanya melaporkan 26 kematian COVID-19. Tindakan dan keputusan cepat Jacinda Ardern sukses membantu Selandia Baru kini bebas masker.

https://nonton08.com/movies/contract-to-kill/

China Tersudut, Dugaan Corona 'Bocor' dari Lab Wuhan Kembali Mencuat

 Hampir satu setengah tahun sejak COVID-19 terdeteksi pertama kali di kota Wuhan, China. Hingga kini pertanyaan tentang bagaimana virus tersebut pertama kali muncul masih menjadi misteri.

Tetapi dalam beberapa pekan terakhir, klaim kontroversial bahwa pandemi mungkin telah bocor dari laboratorium Wuhan, yang pernah dianggap oleh banyak orang sebagai teori konspirasi, telah mendapatkan perhatian lagi.

https://nonton08.com/movies/a-covenant-with-death/


Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan penyelidikan mendesak yang akan melihat teori virus Corona bocor dari lab Wuhan sebagai kemungkinan asal muasal penyakit tersebut.


Alasan munculnya teori Corona 'bocor' dari lab Wuhan

Ada kecurigaan bahwa virus korona mungkin telah lolos, secara tidak sengaja atau tidak, dari laboratorium di kota Wuhan di China tengah, tempat virus pertama kali tercatat.


Mereka yang percaya dengan teori itu berpendapat pada keberadaan fasilitas penelitian biologi utama di kota. Institut Virologi Wuhan (WIV) telah mempelajari virus Corona pada kelelawar selama lebih dari satu dekade.


Laboratorium tersebut terletak hanya beberapa kilometer dari pasar basah Huanan tempat infeksi pertama muncul di Wuhan. Mereka yang mendukung teori tersebut mengatakan bisa saja bocor dari fasilitas ini dan menyebar ke pasar basah.


Teori kontroversial ini pertama kali muncul pada awal pandemi, dan terus digaungkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Beberapa bahkan menyatakan penyakit ini direkayasa sebagai senjata biologis.


Sementara banyak media dan politik menolak ini sebagai teori konspirasi pada saat itu, yang lain menyerukan pertimbangan lebih lanjut tentang kemungkinan tersebut. Meski demikian, ide tersebut muncul kembali dalam beberapa pekan terakhir.


Mengapa spekulasi ini muncul lagi?

Karena laporan yang beredar di media AS telah menimbulkan kekhawatiran baru atas teori kebocoran laboratorium. Beberapa ilmuwan yang dulunya skeptis terhadap gagasan tersebut telah mengungkapkan kecurigaannya pada teori ini.

Sebuah laporan intelijen AS mengatakan tiga peneliti di laboratorium Wuhan dirawat di rumah sakit pada November 2019, tepat sebelum virus mulai menginfeksi manusia di kota.


"Kemungkinan itu pasti ada, dan saya sepenuhnya mendukung penyelidikan penuh apakah itu bisa terjadi," kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis Presiden Biden, kepada komite senat AS pada 11 Mei.


WHO dinilai tidak transparan

Masalah ini masih diperdebatkan dengan hangat.


Investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seharusnya bisa sampai ke dasarnya, tentang asal usul COrona, tetapi banyak ahli penyelidikan itu malah menghasilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.


Sebuah tim ilmuwan yang ditunjuk WHO terbang ke Wuhan awal tahun ini dalam misi untuk menyelidiki sumber pandemi. Setelah menghabiskan 12 hari di sana, termasuk kunjungan ke laboratorium, tim menyimpulkan teori kebocoran laboratorium "sangat tidak mungkin".


Tetapi banyak yang mempertanyakan temuan mereka.


Hingga kini masih banyak yang belum diketahui soal asal-usul COVID-19. Para ahli meminta WHO kembali menyelidiki dan transparan mengenai temuannya.

https://nonton08.com/movies/confidential-assignment/