Ancaman berbagai varian Corona di Indonesia tampaknya semakin nyata. Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers terbaru mengumumkan setidaknya ada dua kasus mutasi Corona dari India yang terkonfirmasi dan satu kasus varian Afrika Selatan (Afsel).
"Sudah ada mutasi baru yang masuk yaitu mutasi dari India. Ada dua insiden yang sudah kita lihat, dua-duanya di Jakarta," kata Menkes Budi dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Senin (3/5/2021).
Ini artinya sudah ada tiga varian Corona dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Varian dari Inggris, Afrika Selatan, dan India.
Varian dari Inggris dan Afrika Selatan diketahui masuk dalam kategori daftar variants of concern atau varian yang diwaspadai dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara varian mutasi dari India masih dalam kategori variants of interest atau varian yang sedang diteliti.
Berikut detail ditemukannya kasus varian-varian tersebut:
Varian India: 2 kasus di DKI Jakarta
Varian Afsel: 1 kasus di Bali
Varian Inggris: 13 kasus tersebar di Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan
"Ini harus kita jaga mumpung masih sedikit, karena mereka pasti akan segera menyebar karena penularannya relatif lebih tinggi dari yang lain," ungkap Menkes Budi.
https://indomovie28.net/movies/arena-of-the-street-fighter/
Catat! Ini Perbandingan Dosis Tiga Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia
Pada Jumat (30/4/2021) lalu, sebanyak 484.400 dosis vaksin Sinopharm dan 6 juta vaksin Sinovac tiba di Indonesia. Vaksin besutan Beijing Bio-Institute Biological Products Co, salah satu unit Sinopharm atau China National Biotech Group (CNBG) ini diproduksi dengan platform inactivated virus atau virus yang telah dimatikan.
Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan dan didistribusikan oleh PT Kimia Farma Tbk dengan nama SARS-CoV-2 VACCINE (VERO CELL), INACTIVATED, dan akan dipakai untuk vaksinasi gotong royong. Vaksin Sinopharm ini menjadi vaksin ketiga yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah Sinovac dan AstraZeneca.
Seperti Sinovac dan AstraZeneca, pemberian vaksin Sinopharm untuk program vaksinasi juga telah diatur dosis dan intervalnya. Berikut perbandingan jumlah dosis dan rentang waktu pemberian dosis 1 dan 2 dari vaksin Sinopharm, AstraZeneca, dan Sinovac.
1. Vaksin Sinovac
Berdasarkan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan vaksinasi dalam penanggulangan pandemi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, vaksin Sinovac diberikan sebanyak dua kali. Dosis yang diberikan dalam satu kali suntik sebesar 0,5 ml.
Selain itu, dalam juknis disebutkan bahwa dosis 1 dan 2 vaksin ini diberikan dalam rentan penyuntikan selama 14 hari. Namun, masa interval ini berubah menjadi 28 hari sejak pertengahan Maret lalu.
2. Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga sudah mulai diberikan dalam program vaksinasi COVID-19. Menurut juknis Kemenkes, jarak penyuntikan untuk dosis 1 dan 2 ini selama 28 hari, dengan dosis sebesar 0,5 ml.
Namun, juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menegaskan adanya perubahan masa interval untuk vaksin tersebut. dr Reisa mengatakan masa interval untuk vaksin AstraZeneca ditetapkan selama 12 minggu.
"Untuk AstraZeneca hasil kerja sama COVAX facility jaraknya adalah 12 minggu," jelas dr Reisa dalam YouTube Sekretariat Presiden RI, Selasa (13/4/2021).
3. Vaksin Sinopharm
Vaksin Sinopharm akan difokuskan untuk digunakan dalam program vaksinasi mandiri atau gotong royong. Sesuai dengan juknis yang ada, vaksin ini akan diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 21-28 hari dengan jumlah dosis sebanyak 0,5 ml per dosis.