Selasa, 30 Maret 2021

CDC: Satu Dosis Vaksin COVID-19 Pfizer-Moderna Efektif 80 Persen Lawan Corona!

 Studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan bahwa satu dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer maupun Moderna 80 persen efektif melindungi dari COVID-19.

Hasil studi yang sesuai dengan hasil dari uji klinis ini disebut sangat signifikan. Hampir 4.000 relawan dalam penelitian tersebut 80 persen terlindungi dari virus Corona dalam dua minggu pertama, setelah menerima dosis pertama vaksin COVID-19.


"Temuan efektivitas vaksin sementara untuk vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dan Moderna dalam uji coba menunjukkan bahwa upaya vaksinasi saat ini menghasilkan manfaat pencegahan yang besar di antara orang dewasa," kata CDC yang dikutip dari New York Post, Selasa (30/3/2021).


Meskipun tingkat perlindungan satu dosis mencapai 80 persen, para peneliti meyakini bahwa angka tersebut bisa melonjak menjadi 90 persen dalam dua minggu pertama pasca suntikan kedua vaksin.


Namun, para peneliti tetap mendesak agar suntikan dua dosis vaksin tetap dilaksanakan. Ini mengingat penelitian yang menunjukkan kekebalan pasca dua dosis vaksin bisa memberikan kekebalan yang tahan lama dan terlindungi dari ancaman varian baru Corona di masa depan.


"Alasan mengapa harus mendapatkan dua suntikan, karena dosis kedua memberikan titer antibodi penetral virus spesifik yang pertumbuhannya hampir 10 kali lipat lebih besar dari dosis pertama," jelas anggota dari panel penasihat FDA Dr Paul Offit.


"Yang lebih penting, Anda bisa mendeteksi apa yang disebut respon sel T yang biasanya melindungi kekebalan lebih tahan lama setelah pemberian dua dosis vaksin," lanjutnya.

https://movieon28.com/movies/ritual-3/


Kata BPOM soal Penundaan Vaksin AstraZeneca di Sulut Usai Ada Laporan KIPI


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) di Sulawesi Utara masih dalam pembahasan bersama Kementerian Kesehatan dan Komnas KIPI.

Pihaknya belum bisa menentukan apakah laporan tersebut benar berkaitan dengan vaksin AstraZeneca atau tidak. Sementara efek samping vaksin AstraZeneca yang ditemukan di Sulut termasuk kategori ringan seperti berikut.


- Demam

- Menggigil

- Nyeri badan hingga tulang

- Mual


"Terkait kejadian KIPI di Sulut, kami sedang menunggu laporan kronologis kejadian dari KOMDA KIPI dan akan segera dibahas bersama Komisi Nasional KIPI dan Kementerian Kesehatan," kata Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari BPOM Lucia Rizka Andalusia, dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (30/3/2021).


Rizka juga menjelaskan, masih menunggu laporan lebih lanjut dari KOMNAS KIPI dan Kementerian Kesehatan terkait penundaan sementara vaksin AstraZeneca usai adanya KIPI.


"Berdasarkan laporan tersebut dapat dilakukan kajian, apakah kejadian tersebut berhubungan dengan pemberian vaksin atau sebab yang lain," kata dia.


Sementara Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), menegaskan kaitan antara efek samping vaksin AstraZeneca dengan laporan kejadian harus dilihat dari seberapa banyak yang mengalami hal tersebut.


Perlu adanya perbandingan dengan efek samping yang ditemukan dari uji klinis vaksin AstraZeneca di fase I, II maupun III.


"Dilihat proporsinya, proporsinya berapa, ya misalnya yang disuntik 800 orang lalu yang pusing 20 persen, dilihat tuh laporan clinical trial fase 1 2 3 vaksin AstraZeneca ini," kata Prof Hindra saat dihubungi detikcom, Senin (29/3/2021).


"Kalau di penelitiannya dia proporsinya 20 persen, di Sulut 20 persen, artinya memang benar dan memang tidak berbahaya atau di luar dugaan atau melebihi ambang keamanan," lanjutnya.


Prof Hindra menjelaskan, hasil investigasi dan kajian dari laporan KIPI di Sulut akan segera keluar, tetapi tetap perlu kehati-hatian. Sementara sampai kemarin, Senin (29/1/2021), 'hanya' tersisa satu orang yang masih diobservasi.


"Yang masih diobservasi cuma tinggal sisa satu orang," katanya.

https://movieon28.com/movies/the-young-victoria/

Sudah Divaksin Tak Langsung Kebal, Pakai Masker Jangan Kendor!

 Sudah setahun lebih sejak pandemi virus Corona muncul dan menginfeksi jutaan orang di Indonesia. Saat pandemi Corona dimulai, hal paling penting yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat untuk mengurangi penularan adalah disiplin protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Namun setelah program vaksinasi Corona dimulai, tak sedikit masyarakat yang mulai abai protokol kesehatan.


"Sempat agak kendor terutama pakai masker," tutur Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi, dalam siaran Youtube BNPB, Senin (29/3/2021).


Vaksinasi memang melindungi kita dan orang disekitar dari risiko paparan virus Corona. Tapi selama herd immunity atau kekebalan kelompok belum terbentuk, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan jika ingin segera keluar dari pandemi.


Sonny menegaskan, alasan tetap harus menjalankan protokol kesehatan usai divaksin karena sampai saat ini masih ada risiko terinfeksi, walau tidak mengembangkan gejala berat.


"Kenapa masyarakat harus sadar, vaksin itu butuh proses, butuh waktu untuk menciptakan kekebalan. Kita juga harus sadar belum ada vaksin yang efikasinya 100 persen," tegasnya.


Diperkirakan butuh 28 hari untuk timbul imunitas usai disuntik vaksin Corona dosis kedua. Maka, meski sudah mendapatkan vaksin, masyarakat masih memiliki kewajiban untuk tetap disiplin protokol kesehatan.

https://movieon28.com/movies/victoria-the-great/


CDC: Satu Dosis Vaksin COVID-19 Pfizer-Moderna Efektif 80 Persen Lawan Corona!


Studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan bahwa satu dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer maupun Moderna 80 persen efektif melindungi dari COVID-19.

Hasil studi yang sesuai dengan hasil dari uji klinis ini disebut sangat signifikan. Hampir 4.000 relawan dalam penelitian tersebut 80 persen terlindungi dari virus Corona dalam dua minggu pertama, setelah menerima dosis pertama vaksin COVID-19.


"Temuan efektivitas vaksin sementara untuk vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dan Moderna dalam uji coba menunjukkan bahwa upaya vaksinasi saat ini menghasilkan manfaat pencegahan yang besar di antara orang dewasa," kata CDC yang dikutip dari New York Post, Selasa (30/3/2021).


Meskipun tingkat perlindungan satu dosis mencapai 80 persen, para peneliti meyakini bahwa angka tersebut bisa melonjak menjadi 90 persen dalam dua minggu pertama pasca suntikan kedua vaksin.


Namun, para peneliti tetap mendesak agar suntikan dua dosis vaksin tetap dilaksanakan. Ini mengingat penelitian yang menunjukkan kekebalan pasca dua dosis vaksin bisa memberikan kekebalan yang tahan lama dan terlindungi dari ancaman varian baru Corona di masa depan.


"Alasan mengapa harus mendapatkan dua suntikan, karena dosis kedua memberikan titer antibodi penetral virus spesifik yang pertumbuhannya hampir 10 kali lipat lebih besar dari dosis pertama," jelas anggota dari panel penasihat FDA Dr Paul Offit.


"Yang lebih penting, Anda bisa mendeteksi apa yang disebut respon sel T yang biasanya melindungi kekebalan lebih tahan lama setelah pemberian dua dosis vaksin," lanjutnya.

https://movieon28.com/movies/taste-of-love-3d/