Selasa, 30 Maret 2021

4 Manfaat Morning Sex, Mempererat Hubungan hingga Bakar Kalori!

 Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Mattress Advisor terhadap 1.000 orang dewasa yang memiliki pasangan, sebanyak 58 persen wanita mengaku tidak tertarik untuk rutin melakukan morning sex atau bercinta di pagi hari.

Sebab, pagi hari memang merupakan waktu saat banyak orang terburu-buru untuk bersiap-siap memulai hari dan beraktivitas. Jadwal harian yang padat membuat banyak orang kelelahan dan lebih memilih untuk tidur lebih lama dibanding harus bercinta yang menguras energi.


Padahal, bercinta di pagi hari bisa memiliki banyak manfaat. Mulai dari manfaat bagi kesehatan tubuh, hingga manfaat bagi hubungan kamu dan pasangan. Dikutip dari laman Shape, berikut 4 manfaat morning sex yang akan membuat kamu dan pasangan akan meluangkan waktu untuk bercinta di pagi hari.


1. Gairah seksual lebih tinggi

Menurut Hilda Hutcherson, MD, profesor obstetrik dan ginekologi di Columbia University, testosteron berada pada puncaknya di pagi hari, khususnya pada pria. Itulah kenapa pria akan mengalami ereksi yang lebih kuat dan tahan lama. Bagi wanita yang memiliki pasangan yang kerap mengalami kesulitan ereksi dan orgasme, pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk bercinta.


2. Membakar kalori

Seks merupakan olahraga. Bercinta di pagi hari dapat memperlancar peredaran darah, membuat kamu menjadi lebih siap menjalani hari, melatih otot, dan membantu penurunan berat badan.


Berdasarkan sebuah studi tahun 2013 di jurnal PLoS ONE, pada pasangan sehat dan muda, pria dapat membakar sekitar 4,2 kalori per menit, sedangkan wanita membakar 3,1 kalori per menit. Dalam satu sesi bercinta selama 25 menit, pria dapat membakar hingga 101 kalori dan wanita 69 kalori.


3. Mempererat hubungan

Bercinta di pagi hari dapat dijadikan salah satu cara memulai hari. Saat melakukan morning sex, kamu dan pasangan akan lebih merasa terhubung dan merasa lebih dekat dengan satu sama lain melalui sentuhan fisik dan manfaat lainnya yang didapat dari morning sex.


Menurut penelitian, berpelukan selama 20 menit dapat melepaskan oktitosin yang dapat membuatmu merasa lebih baik. Lebih lanjut, menurut survey yang dilakukan oleh Mattress Advisor, pasangan yang rutin bercinta di pagi hari mengaku lebih bahagia dibandingkan dengan pasangan yang tidak.


4. Kamu belum merasa lelah

Aktivitas sepanjang hari yang menguras energi kerap membuat tubuh terasa lelah dan pikiran menjadi stres. Tak heran, bercinta di malam hari sering kali terlewat karena pasangan yang lebih memilih untuk tidur. Oleh sebab itu, kamu bisa mencoba morning sex di mana tubuh kamu belum merasa lelah dan pikiran belum stres.


Stres merupakan salah satu penyebab umum libido menjadi turun. Bercinta di pagi hari juga bisa membantu meningkatkan mood kamu, lho. Jadi, kamu akan merasa lebih bahagia saat beraktivitas seharian.

https://movieon28.com/movies/tabula-rasa-2/


Plus-Minus GeNose yang Jadi Syarat Perjalanan Penerbangan


Per April 2021 mendatang, GeNose C19 akan digunakan sebagai syarat penerbangan. Hal ini tercantum dalam Surat Edaran (SE) Satgas Nomor 12 tahun 2021 dan menggantikan SE Nomor 7 tahun 2021.

GeNose test adalah tes skrining COVID-19 yang diciptakan dengan teknologi AI (artificial intelligence) oleh peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM).


Selain menjadi syarat perjalanan dengan mode transportasi penerbangan, GeNose sudah lebih dulu digunakan untuk syarat penumpang kereta jarak jauh. Baik dari dan ke Pulau Jawa serta di dalam Pulau Jawa (antar provinsi/kabupaten/kota) sejak 5 Februari 2021 lalu.


Di balik persetujuan GeNose sebagai opsi syarat perjalanan termasuk pesawat, ada plus minus yang perlu diketahui dari alat ini. Berikut perbedaannya, dikutip dari berbagai sumber.

https://movieon28.com/movies/tabula-rasa/

Denmark Ingin Pisahkan Penduduk 'Non-Barat' dari Warga Lokal

  Rancangan Undang-undang yang diajukan pertengahan Maret silam itu membidik "masyarakat paralel" di Denmark. Istilah itu digunakan pemerintah untuk menyebut kantung pemukiman yang penduduknya dinilai tidak terintegrasi dengan baik di dalam masyarakat Denmark.

Melalui rancangan UU tersebut, pemerintah berniat mengurangi jumlah populasi "non-barat" sebanyak 30% selama sepuluh tahun ke depan. Keluarga yang terpilih nantinya akan dipindahkan ke kawasan pemukiman lain.


Saat ini pun, Denmark sudah memiliki Undang-undang yang mengatur proporsi warga 'asing' pada sebuah pemukiman sebatas maksimal 50%. Legislasi itu berlaku untuk pemukiman dengan lebih dari 1000 penduduk, yang diukur berdasarkan sejumlah faktor, antara lain tingkat pengangguran, rata-rata pendapatan, tingkat pendidikan dan angka kriminalitas.


Kemungkinan lolosnya RUU tersebut dinilai besar. Sebabnya advokat Hak Asasi Manusia bersiap melancarkan penolakan, jika susunan legislasi yang sudah dibuat, tidak diubah.


"Kekhawatiran kami adalah bahwa latar belakang etnis akan lebih diperhatikan ketimbang saat ini," kata Nanna Margrethe Kusaa, seorang pegiat di Institut HAM Denmark. "Kami sangat khawatir, karena ketika melihat adanya kriteria latar belakang etnis, semua alarm berbunyi."


Kantor Utusan Khusus PBB untuk HAM, Michelle Bachelet, tahun lalu sudah mewanti-wanti terhadap kemunculan legislasi semacam itu. "Dalam tindakan melawan apa yang dinamakan penduduk "non-barat," yang akan menjadi korban adalah warga non-putih atau non-Eropa di Denmark", demikian bunyi pernyataan pers PBB.


Melanggar Larangan Diskriminasi?

Menurut Margrethe Kusaa, saat ini terdapat tiga kasus gugatan hukum melawan "UU Ghetto" yang dipersoalkan. "Kami meyakini, dalam kasus ini pemerintah melakukan diskriminasi, dan melanggar hukum nasional atau Eropa," imbuhnya.

https://movieon28.com/movies/orgasm-boarding-house/


Kementerian Dalam Negeri Denmark menepis kecaman para pegiat HAM. Kategori "non-barat" diakui sudah selaras dengan istilah yang digunakan Badan Statistik Denmark, begitu menurut keterangan pers pemerintah.


Berdasarkan hal ini, hanya negara Uni Eropa, ditambah Inggris, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monaco, Swiss, Vatikan, Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru dan Australia, saja yang bisa dianggap sebagai negara barat.


"Negara-negara lain tidak bisa dianggap negara barat," tulis Kemendagri dalam jawabannya kepada DW. "Pembedaan antara negara barat dan non-barat tidak berhubungan dengan sistem politik, agama, kebudayaan atau perekonomian sebuah negara."


Tapi pegiat HAM mengritik, legislasi ini akan memperkuat stigma terhadap warga Denmark berlatar belakang migran, terutama kaum muslim dan "people of color," istilah untuk kelompok penduduk non-putih yang rentan mengalami tindakan rasisme.


Kemurnian identitas?

Bekas anggota parlemen Denmark, Özlem Cekic, yang menjadi warga muslim pertama yang terpilih, menyebut RUU yang baru sebagai "kontra produktif."


"Saya setuju dengan pemerintah bahwa memang ada masalah di sejumlah pemukiman," kata perempuan berdarah Kurdi itu kepada DW. Tapi jumlahnya terlampau kecil untuk membenarkan tindakan pemindahan paksa.


Menurut Badan Statistik Denmark, hingga tahun lalu hanya sebanyak 5,3% penduduk non-barat yang hidup di kawasan bermasalah.


Bagi Cekic, kebijakan politik yang diemban Perdana Menteri Mette Frederiksen berisiko besar. "Anak-anak dari kawasan yang bermasalah merasa dirinya warga Denmark," kata dia. "Mereka dilahirkan di Denmark, punya paspor Denmark dan berbicara bahasa atau bersekolah di Denmark."


Tapi mereka juga seringkali masih harus mendengar ujaran rasis, serupa "kamu bukan warga Denmark karena kamu muslim. Bagaimana kita bisa mengharapkan anak-anak ini akan loyal kepada negara, jika mereka tidak diterima sepenuhnya?" (rzn/vlz)

https://movieon28.com/movies/space-babes-from-outer-space/