Selasa, 09 Maret 2021

Vaksin Corona AstraZeneca Tiba di RI, Siapa Saja yang Akan Memakainya?

  Vaksin Corona AstraZeneca sudah tiba di Indonesia. Total sebanyak 1,1 juta dosis vaksin didapat dari kerja sama skema COVAX.

"Hari ini Indonesia menerima pengiriman pertama 1.113.600 vaksin jadi dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat memberikan sambutan kedatangan vaksin di Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/3/2021).


Vaksin Corona AstraZeneca ini akan dialokasikan bagi mereka yang masuk dalam tahap vaksinasi kedua. Tahap kedua vaksinasi COVID-19 akan menyasar para lansia dan petugas layanan publik. Termasuk di dalamnya para pedagang pasar, ojek online, serta para guru dan tenaga pendidik.


"Iya AstraZeneca 1,1 juta untuk vaksinasi tahap kedua," beber juru bicara vaksinasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi kepada detikcom Senin (8/3/2021).


Tahap kedua vaksinasi COVID-19 akan menyasar para lansia dan petugas layanan publik. Termasuk di dalamnya para pedagang pasar, ojek online, serta para guru dan tenaga pendidik.


Perlu diketahui, vaksin Corona AstraZeneca ini sebelumnya sudah masuk dalam daftar penggunaan izin darurat (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Adapun hasil analisis interim uji vaksin berteknologi adenovirus ini di sejumlah negara dengan varian baru Corona seperti Afrika Selatan, Brasil hingga Inggris sebesar 70,4 persen.


dr Nadia juga menyebut vaksin Corona AstraZeneca sudah terbukti aman untuk lansia. Hal ini bisa mengurangi angka kematian karena Corona yang cukup tinggi di usia lanjut.


"Vaksin Corona AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun ke atas yang kita ketahui di mana kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi," kata dr Nadia.

https://kamumovie28.com/movies/port-of-call-2/


7 Tahun BPJS Kesehatan, Peserta Masih Keluhkan Antrean Berjam-jam


 Sudah 7 tahun sejak BPJS Kesehatan resmi beroperasi sebagai transformasi dari PT Askes (Persero). Sepanjang perjalanannya, berbagai peraturan baru muncul guna menyempurnakan asuransi kesehatan sosial ini.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan meski masih banyak kendala di lapangan, program ini tetap dirasakan manfaatnya. Setiap tahun pemanfaatan terhadap BPJS Kesehatan juga terlihat meningkat.


"Mengingat pentingnya program ini, maka kami berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja," kata Ali Ghufron saat ditemui dalam agenda BPJS Kesehatan Mendengar, Senin (8/3/2021).


Meski demikian tak dapat dipungkiri keluhan demi keluhan masih dirasakan peserta. Di antaranya, tak sedikit yang merasa bahwa peserta BPJS selalu dianaktirikan.


"Keluhan terbanyak (peserta BPJS Kesehatan) itu merasa dianaktirikan. terus, antrian lama bisa 5-6 jam. Itu yang sering masuk," ujarnya.


Untuk itu, pihaknya berharap rumah sakit bisa memanfaatkan sistem informasi manajemen online yang dikembangkan dan disempurnakan. Ada tiga pihak yang digerakkan untuk mempercepat antrean menggunakan sistem online.


Pertama dari internal BPJS Kesehatan, kemudian dari Kementerian Kesehatan termasuk rumah sakit, kemudian masyarakat. Ke depannya masyarakat akan bisa mengecek ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sehingga tak ada lagi penumpukan antrean di faskes.


Ghufron mengatakan pihaknya juga meluncurkan program BPJS Kesehatan mendengar yang memiliki tujuan bahwa BPJS Kesehatan ini milik kita bersama, milik rumah sakit, peserta, hingga asosiasi.


"BPJS Kesehatan Mendengar ini membantu kami melakukan pemetaan kebutuhan stakeholders untuk kami jadikan evaluasi, masukan, dan acuan dalam mengelola Program JKN-KIS lima tahun ke depan," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/port-of-call/

Jalan Berliku Vaksin Nusantara: Digagas dr Terawan, Ditinggal FK-KMK UGM

 Nama vaksin Nusantara sempat menggema lantaran menggunakan teknologi dendritik untuk COVID-19, diklaim sebagai yang pertama di dunia. Vaksin yang digagas dr Terawan Agus Putranto ini kembali jadi perbincangan setelah tim FK-KMK UGM memutuskan mundur dari tim riset. Sejak awal, perjalanan risetnya banyak diwarnai kontroversi.

Klaimnya, vaksin ini merupakan kerja bareng Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan RSUP dr Kariadi Semarang dan mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan.


Lantas, apa yang terjadi sehingga FK-KMK UGM memilih mundur? Berikut riwayat perjalanan berliku vaksin nusantara:


1. Awalnya bernama 'vaksin Joglosemar'

Pada Desember 2020, vaksin ini muncul dengan nama 'Joglosemar', digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc, perusahaan asal AS selaku pemasok teknologi dendritik.


Belakangan, jenis vaksin yang sama mendadak muncul kembali dengan nama baru, yakni vaksin Nusantara. Masih membawa klaim keunggulan yang sama, yakni penggunaan basis sel dendritik pertama di dunia yang nilai plusnya, bisa menciptakan antibodi seumur hidup.

https://kamumovie28.com/movies/requiem-for-a-vampire/


2. Digagas Menkes Terawan

Perjalanan riset vaksin ini bermula pada November 2020. Saat itu, dr Terawan Agus Putranto masih menjabat sebagai Menkes. Pembicaraan awal riset ini juga melibatkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dr Slamet, MHP.


Kepala Balitbangkes dr Slamet MHK pada Jumat (19/2/2021) membenarkan, pihaknya memang membiayai uji klinis Fase 1 vaksin Nusantara.


3. Menuai banyak kritik

Pada Februari 2021, pihak Rama Pharma mengumumkan, vaksin Nusantara sudah lolos uji klinis Fase 1 dan sedang menunggu hasil evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilanjutkan ke uji klinis Fase 2.


Sementara itu pada Jumat (19/2/2021) kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyebut, pihaknya baru menerima hasil uji klinis Fase 1 sehingga belum bisa memberikan kabar lebih lanjut soal uji klinis vaksin Nusantara.


Sejumlah ahli menilai, penggarapan vaksin ini tak akan efektif lantaran penggunaan dendritik sebagai basis vaksin dinilai terlalu rumit dan akan memakan biaya besar.


Salah satunya, ahli penyakit tropik dan infeksi dari Universitas Indonesia dr Erni Juwita Nelwan SpPD menyebut, proses manufacturing (pembuatan) vaksin Nusantara ini akan amat sulit.


Bagaimana akhirnya vaksin nusantara ditinggal tim FK-KMK UGM? Selengkapnya di halaman berikut.


4. Hanya 2 vaksin COVID-19 dendritik di dunia

Sebagaimana riset vaksin COVID-19 yang sudah masuk tahapan uji klinis pada umumnya, vaksin nusantara juga terpantau oleh organisasi kesehatan dunia WHO. Dari 79 kandidat vaksin di laman Landscape of candidate vaccines in clinical development, dua di antaranya menggunakan teknologi dendriti.


Salah satu di antaranya adalah vaksin nusantara. Tercatat, uji klinis Fase 1 vaksin Nusantara berlangsung pada Desember 2020 - 31 Januari 2021.


5. Ditinggalkan tim FK-KMK UGM

Lantaran tak kunjung mendapat update soal kelanjutan vaksin Nusantara, FK-KMK UGM mengundurkan diri dari tim penelitian. Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan dr Yodi Mahendradhata menyebut, pihaknya sudah mengirim surat pengunduran diri ke Kemenkes.


Melalui rilis pada Senin (8/3/2021), ia menyebut bahwa pihaknya sebenarnya belum terlibat sama sekali dalam penggarapan vaksin Nusantara.

https://kamumovie28.com/movies/erotic-stories-2/