- Obesitas merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit serius dan mematikan, mulai dari diabetes, penyakit jantung, hingga hipertensi. Bahkan, berdasarkan preliminary data yang ada, obesitas dapat meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19.
Berdasarkan data hasil utama Riskedas tahun 2018, sebanyak 1 dari 3 penduduk dewasa (35,4 persen) di Indonesia menderita obesitas. Pasalnya, seperti disebutkan oleh oleh Ketua Umum PERKENI, Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD dalam webinar Peringatan Hari Obesitas Sedunia, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit lainnya, seperti penyakit metabolik dan kardiovaskuler.
"Sebenarnya obesitas itu sendiri dia sudah penyakit. Jadi, kita ingat tahun 2000 itu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) itu sudah menyampaikan bahwa obesitas bukan sekedar masalah berat badan, tetapi dia sudah sejenis penyakit. Karena obesitas itu sendiri ada peradangan meningkat, serta faktor-faktor risiko penyakit lain juga," kata Prof Suastika, Rabu (3/3/2021).
Lebih lanjut, Prof Suastika turut memaparkan bahwa obesitas dapat menyebabkan terjadinya penimbunan lemak pada organ-organ dalam tubuh. Tak hanya itu, obesitas juga ternyata dapat dikaitkan oleh kanker.
"Satu hal yang penting juga, bahwa obesitas ini juga dikaitkan dengan beberapa kanker, ya. Terutama kanker-kanker dari saluran cerna, ada juga ginjal misalnya, nah itu sering dihubungkan dengan kegemukan," jelasnya lagi.
Oleh sebab itu, penting bagi semua orang untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya obesitas. Selain melihat ukuran berat badan, ternyata terdapat cara lain yang harus kamu ketahui untuk mengukur apakah seseorang sudah kelebihan berat badan.
Hal tersebut diungkapkan pula oleh Prof Suastika. Ia mengatakan, bahwa mengukur lingkar perut bisa menjadi cara sederhana lainnya untuk melihat apakah seseorang mengidap obesitas.
"Mungkin cara sederhana adalah melihat lingkar perut. Karena apa? Sebenarnya lemak yang lebih berisiko terjadinya penyakit itu adalah lemak yang tertimbun di dalam perut, bukan lemak yang tertimbun di dalam kulit, seperti di lengan," ujar Prof Suastika.
https://indomovie28.net/movies/31-2/
Dari 2 Kasus Corona B117 Pertama RI, Salah Satunya Keluhkan Gejala Ini
Dua kasus varian baru Corona B117 yang masuk Indonesia ditemukan berada di Karawang. Kedua TKI yang disebut datang dari Arab Saudi itu sampai di Indonesia dengan pesawat berbeda.
Adalah (M) asal Kecamatan Lemah Abang dan (A) asal Kecamatan Pedes. Kondisi keduanya kini disebut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Karawang dr Fitra Hergyana baik-baik saja.
"Keduanya telah diberikan tindakan tes swab PCR dengan hasil positif. Kemudian dilakukan isolasi di Jakarta. Setelah menjalani isolasi, hasil tes Swab mereka negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang. Jadi keduanya pulang ke Karawang dengan hasil negatif," jelas dr Fitra.
Meski begitu, dinas kesehatan setempat disebut dr Fitra akan terus memantau kondisi mereka berdua, dan melakukan tes COVID-19 kembali.
Gejala COVID-19 yang dikeluhkan
Namun, sebelumnya, salah satu di antara mereka disebut mengalami gejala COVID-19.
"Sudah negatif dan sebenarnya baik-baik saja, sebelumnya yang satu kan memang sempat ada demam dan batuk mbak tapi sudah pulih," kata dr Fitra saat dihubungi detikcom Rabu (3/3/2021).
"Gejalanya ringan-ringan saja sih," lanjutnya, meyakinkan.
Menurut penuturan dr Fitra, (M) tiba di Bandara Soekarno Hatta pada 28 Januari 2021. Sementara (A) tiba di hari berbeda, 31 Januari 2021 di Bandara Soekarno Hatta.
Keduanya sempat menjalani isolasi di Jakarta. Namun, dr Fitra tak merinci berapa lama isolasi berlangsung, ia hanya memastikan dua kasus Corona B117 sudah negatif COVID-19 saat pulang ke Karawang.
Tracing juga sudah dilakukan ke 15 orang. Belasan orang tersebut adalah anggota keluarga dan hasil masih menunggu laporan dari Kemenkes dan Balitbangkes, lantaran sampel baru diperiksa per hari ini.
"Setelah kemarin menerima kabar temuan kasus Covid-19 B117 di wilayah Karawang. Tim Dinkes Karawang, Dinkes Jabar dan Kemenkes sudah bergerak cepat meneliti dan mencari informasi terkait varian baru virus tersebut dengan melakukan tracing dan testing kepada keluarga yang bersangkutan," beber Fitra.