Dalam survei pada Februari lalu yang melibatkan lebih dari 100 ahli imunologi, ahli virologi, dan para peneliti penyakit menular, 90% menyebutkan SARS-COV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, akan menjadi endemik.
Itu artinya, virus ini keberadaannya akan konstan dan/atau prevalensi penyakit atau agen infeksius-nya akan biasa terjadi dalam suatu populasi dalam suatu wilayah geografis tertentu. Artinya wabah ini mengecil dari yang awalnya pandemi di seluruh dunia.
Dikutip dari CNBC, Profesor Erica Ollmann Saphire di La Jolla Institute for Immunology mengatakan, dirinya berpikir COVID-19 akan menjadi bagian permanen dari keberadaan manusia.
Apakah Endemik COVID-19 Akan Lebih Mematikan?
"Jika COVID-19 menjadi endemik, orang-orang akan hidup lebih baik secara keseluruhan, dan tidak sakit karena virus," kata Saphire.
"Ketika virus Corona menyebar di awal pandemi, tidak ada yang kebal terhadapnya. Namun pada akhirnya, ada cukup banyak orang yang akan divaksinasi atau berhasil bertahan, sehingga akan ada cukup pemecah kekebalan yang akan memperlambat penyebaran," sambungnya.
Sementara itu, Dr. Scott Gottlieb yang merupakan mantan komisaris Food and Drug Administration AS mengatakan, seiring orang terus mendapatkan vaksinasi, tingkat infeksi akan turun secara dramatis.
Meski COVID-19 terus menyebar, kemungkinan tidak akan separah di awal. Biasanya, tubuh akan mengembangkan respons imun yang lebih kuat dengan setiap infeksi berikutnya.
"Mungkin Anda tidak akan merasakan sakit sama sekali. Beberapa tahun dari sekarang, kita berharap bahwa cukup banyak orang dewasa yang kebal terhadap COVID-19, sehingga hanya anak-anak yang mendapatkan vaksin," katanya.
Lebih Siap Menghadapinya
Pengujian COVID-19 pun kemungkinan akan menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan sehari. Orang akan menjadi terbiasa dengan tes diagnoastik COVID-19, dan aksesnya pun akan jadi lebih mudah dan lebih murah.
"Saya pikir itu akan menjadi bagian dari budaya kita (bagi dokter) untuk mengatakan, apakah Anda menderita infeksi bakteri? Atau apakah Anda memiliki virus? Apakah itu hanya flu biasa atau virus Corona, atau penyakit lain," ujar Saphire.
Selain itu, suntikan vaksin Corona dosis tunggal secara tahunan juga akan menjadi norma yang akan ditemui, sama halnya dengan vaksin untuk penyakit lain. Jika virus bermutasi, vaksin pun diperbarui untuk menangani variannya.
"Mungkin kita akan menjadi lebih baik dan merancang vaksin dan akan lebih banyak vaksin universal yang akan membantu mencegah infeksi beberapa virus Corona," tutup Saphire.
https://tendabiru21.net/movies/the-bodyguard-4/
Gelar 3.3 Fashion Sale, Shopee Hadirkan Button inFashion by Shopee
- Shopee Indonesia menggelar kampanye Shopee 3.3 Fashion Sale selama 24 hari berturut-turut. Adapun kampanye ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan fashion yang trendi, stylish dan berkualitas saat pandemi.
Director Business Growth Shopee Indonesia Adi Rahardja mengatakan dalam kampanye ini pihaknya juga menghadirkan inisiatif terbaru melalui peluncuran home button kategori Fashion 'inFashion by Shopee' dengan tagline #StylishSetiapSaat untuk mencari sumber inspirasi gaya dan produk fashion terkini hanya dengan sekali klik.
"Selama pandemi, kami berupaya memahami kebutuhan dan tren perilaku masyarakat guna menyediakan solusi yang tepat bagi para pengguna. Kami merasa senang dapat menghadirkan kampanye Shopee 3.3 Fashion Sale dan melengkapi kemeriahan puncak kampanye ini dengan promo spesial untuk menemani pengguna memenuhi kebutuhan fashion dari rumah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (1/3/2021).
"Inisiatif ini juga menjadi bagian dari upaya kami untuk terus menggiatkan konsumsi masyarakat Indonesia agar dapat membantu perkembangan bisnis kepada para pelaku UMKM di tengah situasi pandemi," imbuhnya.