Senin, 01 Maret 2021

Pakai Vaksin Sinovac, Filipina Akhirnya Mulai Vaksinasi COVID-19

  Vaksinasi COVID-19 akhirnya mulai dilaksanakan di Filipina, Senin (1/3/2021) waktu setempat. Pejabat kabinet, tenaga kesehatan, personel militer, dan polisi masuk ke dalam kelompok prioritas penerima vaksin Corona di Filipina.

Dikutip dari Associated Press, Direktur Rumah Sakit Umum Filipina Dr Gerardo Legaspi menjadi yang pertama disuntik vaksin Corona, yang disiarkan langsung di televisi.


Program vaksinasi ini dimulai setelah Filipina menerima sumbangan 600 ribu dosis vaksin Corona buatan Sinovac dari China pada Minggu (28/2/2021). Filipina menjadi negara paling terakhir yang melaksanakan vaksinasi COVID-19 di Asia Tenggara.


Namun, berdasarkan hasil beberapa survei, masih banyak warga Filipina yang meragukan vaksin Sinovac. Oleh karena itu, para pejabat negara pun diminta untuk divaksin terlebih dahulu untuk menumbuhkan kepercayaan publik.


Carlito Galvez Jr, yang memimpin upaya pemerintah untuk mengamankan vaksin, mengatakan bahwa warga Filipina tak akan kembali hidup normal dan perekonomian tidak akan bisa pulih jika masyarakat masih menolak untuk divaksin dan lebih memilih untuk menunggu vaksin Corona dari negara Barat, yang kemungkinan akan datang di tahun depan.


"Kita seharusnya tidak menunggu apa yang disebut vaksin terbaik. Tidak ada vaksin terbaik, karena vaksin terbaik adalah yang paling efektif dan efisien serta datang lebih awal," ucap Galvez dalam pidatonya di rumah sakit.


Pemerintah Duterte pun mendapat kecaman karena dinilai telah tertinggal dalam mengamankan pesanan vaksin Corona. Namun, Duterte beralasan keterlambatan itu disebabkan oleh negara-negara Barat telah memborong vaksin Corona, sehingga membuat negara miskin jadi tertinggal.


Selain mendapat sumbangan dari pemerintah China, Filipina juga telah memesan 25 juta dosis vaksin Sinovac. Namun, belum dipastikan kapan pesanan akan dikirimkan.


Diketahui, Filipina merupakan negara kedua setelah Indonesia yang memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi akibat COVID-19 di Asia Tenggara.

https://cinemamovie28.com/movies/goddess-of-love/


COVID-19 Diprediksi Akan Jadi Endemik, Ini Bedanya dengan Pandemi


Para pakar memprediksi COVID-19 besar kemungkinan akan menjadi endemik. Hal ini berdasarkan temuan dari penelitian yang melibatkan 100 ahli imunologi hingga para ahli virologi, 90 persen di antara mereka setuju COVID-19 akan menjadi endemik.

"Saya pikir itu akan menjadi 'budaya' baru bagi dokter menanyakan apakah seseorang terinfeksi bakteri atau terkena virus? Jika seseorang terkena virus, apakah itu flu biasa, atau virus Corona?" ujar profesor dari La Jolla Institute for Immunology, Erica Ollman Saphire, dikutip dari CNBC, Senin (1/3/2021).


Endemik jelas berbeda dengan pandemi. Penyakit endemik di Indonesia meliputi demam berdarah dengue (DBD), malaria, hingga kusta. Namun, apa sih bedanya dengan pandemi?


Pandemi

Dikutip dari Medical Xpress, dalam istilah epidemiologi, pandemi diartikan sebagai penyakit yang mewabah di sebagian besar dunia dalam waktu bersamaan. Sebelum COVID-19 merebak luas, ia dinyatakan sebagai epidemi.


Adapun penyakit yang sempat menjadi pandemi adalah:


- Flu Spanyol 1918

- Flu Asia 1956

-1958

- HIV-AIDS

- Flu Babi


Endemik

Sementara pakar penyakit menular Dr Pritish Tosh dari Mayo Clinic menyebut endemik hanya terjadi di beberapa wilayah dalam rentang waktu tertentu.


"Dalam istilah epidemiologi, wabah mengacu pada sejumlah kasus yang melebihi apa yang diharapkan. Pandemi adalah ketika ada wabah yang menyerang sebagian besar dunia. Kami menggunakan istilah endemik ketika ada infeksi dalam lokasi geografis yang ada selamanya," bebernya.


"Ketika kita berbicara tentang infeksi endemik, kita berbicara tentang virus, bakteri dan patogen yang ada di dalam suatu lokasi geografis," kata Dr Tosh.


Kepala Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, ikut menanggapi hal ini. Ia menegaskan, mungkin saja COVID-19 akan menjadi endemik.


Pakar menyebut, sebuah penyakit memang tidak bisa langsung hilang begitu saja. Simak penjelasannya di halaman berikut.

https://cinemamovie28.com/movies/the-man-with-the-golden-gun/

Catat, Ini Gejala COVID-19 yang Sering Muncul pada Pasien Anak dan Remaja

 Umumnya, gejala COVID-19 yang sering muncul seperti demam, batuk, dan juga kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa. Namun, sebuah penelitian baru menunjukkan usia juga bisa menentukan gejala Corona apa saja yang akan muncul.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli di Imperial College London, ada beberapa gejala pada anak muda yang tidak dialami para pasien COVID-19 dewasa. Studi itu juga menyebutkan, pada anak usia 5-17 tahun sangat kecil kemungkinannya mengalami tiga gejala umum COVID-19 tersebut.


Pada usia tersebut kemungkinan besar mengalami sakit kepala pasca terinfeksi virus Corona. Data ini diperoleh setelah menganalisis sebanyak 198 anak yang positif COVID-19.


Untuk mengetahuinya, para peneliti menganalisis data lebih dari satu juta sampel pasien antara bulan Juni 2020 hingga Januari 2021. Hasilnya, terungkap bahwa sebanyak 52 persen anak usia sekolah yang terinfeksi umumnya tidak menunjukkan gejala seperti orang dewasa.


Dikutip dari The Sun, berikut beberapa gejala COVID-19 yang sering muncul, yaitu:


Kelelahan: 55 persen

Sakit kepala: 53 persen

Demam: 49 persen

Sakit tenggorokan: 38 persen

Kehilangan selera makan: 35 persen

Selain itu, ditemukan juga bahwa sebanyak 15 persen anak yang terinfeksi COVID-19 juga mengalami ruam pada kulit yang tidak biasa.

https://cinemamovie28.com/movies/the-man-with-the-golden-arm/


Pakai Vaksin Sinovac, Filipina Akhirnya Mulai Vaksinasi COVID-19


 Vaksinasi COVID-19 akhirnya mulai dilaksanakan di Filipina, Senin (1/3/2021) waktu setempat. Pejabat kabinet, tenaga kesehatan, personel militer, dan polisi masuk ke dalam kelompok prioritas penerima vaksin Corona di Filipina.

Dikutip dari Associated Press, Direktur Rumah Sakit Umum Filipina Dr Gerardo Legaspi menjadi yang pertama disuntik vaksin Corona, yang disiarkan langsung di televisi.


Program vaksinasi ini dimulai setelah Filipina menerima sumbangan 600 ribu dosis vaksin Corona buatan Sinovac dari China pada Minggu (28/2/2021). Filipina menjadi negara paling terakhir yang melaksanakan vaksinasi COVID-19 di Asia Tenggara.


Namun, berdasarkan hasil beberapa survei, masih banyak warga Filipina yang meragukan vaksin Sinovac. Oleh karena itu, para pejabat negara pun diminta untuk divaksin terlebih dahulu untuk menumbuhkan kepercayaan publik.


Carlito Galvez Jr, yang memimpin upaya pemerintah untuk mengamankan vaksin, mengatakan bahwa warga Filipina tak akan kembali hidup normal dan perekonomian tidak akan bisa pulih jika masyarakat masih menolak untuk divaksin dan lebih memilih untuk menunggu vaksin Corona dari negara Barat, yang kemungkinan akan datang di tahun depan.


"Kita seharusnya tidak menunggu apa yang disebut vaksin terbaik. Tidak ada vaksin terbaik, karena vaksin terbaik adalah yang paling efektif dan efisien serta datang lebih awal," ucap Galvez dalam pidatonya di rumah sakit.


Pemerintah Duterte pun mendapat kecaman karena dinilai telah tertinggal dalam mengamankan pesanan vaksin Corona. Namun, Duterte beralasan keterlambatan itu disebabkan oleh negara-negara Barat telah memborong vaksin Corona, sehingga membuat negara miskin jadi tertinggal.


Selain mendapat sumbangan dari pemerintah China, Filipina juga telah memesan 25 juta dosis vaksin Sinovac. Namun, belum dipastikan kapan pesanan akan dikirimkan.


Diketahui, Filipina merupakan negara kedua setelah Indonesia yang memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi akibat COVID-19 di Asia Tenggara.

https://cinemamovie28.com/movies/insanity-insane-abs/