Xiaomi dikenal dengan ponsel harga terjangkau. Bahkan ponsel flagship-nya pun dibanderol dengan harga lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya.
Tapi tahun lalu mereka meluncurkan Mi 10 Ultra di China dengan harga mulai Rp 11 jutaan, dan kini sepertinya mereka akan meluncurkan ponsel dengan harga yang lebih premium.
CEO Xiaomi Lei Jun baru-baru ini bertanya kepada pengikutnya di Weibo apakah mereka ingin membeli ponsel high-end dari Xiaomi dengan harga 10.000 Yuan (Rp 21 jutaan), seperti dikutip dari Gizmochina, Jumat (5/2/2021).
Dalam postingannya, Jun tidak menampilkan wujud dari ponsel ini atau memberikan deskripsinya. Ia malah bertanya kepada followers-nya tentang desain apa yang cocok untuk ponsel Xiaomi dengan harga semahal ini.
Jun juga tidak memberikan informasi lanjut tentang ponsel tersebut. Tapi muncul spekulasi bahwa survei ini mengindikasikan kehadiran ponsel layar lipat pertama dari Xiaomi.
Kecil kemungkinannya jika Xiaomi meluncurkan ponsel flagship biasa yang bukan ponsel layar lipat dengan harga di atas Rp 20 jutaan. Sepertinya postingan Jun ini sekaligus menjadi teaser kehadiran ponsel layar lipat dari Xiaomi, meski hingga saat ini mereka belum merilis pengumuman apa-apa tentang perangkat tersebut.
Dalam postingan yang sama, Jun memberi petunjuk bahwa ia akan mendiskusikan ponsel premium Xiaomi pada 7 Februari mendatang saat memberikan sambutan Tahun Baru China kepada para Mi Fans.
Bagaimana detikers, kalau Xiaomi mengeluarkan ponsel Rp 20 jutaan apa kalian tertarik membelinya?
https://maymovie98.com/movies/the-roommate-3/
Merger Indosat dan Tri Akan Jadi Monopoli?
Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan Indosat Ooredoo sedang dalam proses pembahasan untuk merger. Apakah merger kedua operator seluler ini bisa menimbulkan monopoli?
Terkait hal tersebut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) buka suara. Seperti disampaikan Ketua Komisi KPPU Kodrat Wibowo, pihaknya tidak memiliki dugaan berlebihan terkait kemampuan keduanya melakukan pemusatan pangsa pasar.
"Secara kasat mata KPPU tidak punya dugaan berlebih terkait kemampuan mereka melakukan pemusatan pasar kalau bicara masalah pangsa pasarnya," kata Kodrat sebagaimana dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (5/2/2021).
Meski berpotensi membuat pasar telekomunikasi kian terkonsentrasi, KPPU memastikan bahwa pihaknya tetap melaksanakan tugas pengawasan dalam kaitannya dengan merger kedua perusahaan.
Dia juga menyebut KPPU dan beberapa Kementerian terkait sedang berdiskusi mengenai kemungkinan merger Tri dan Indosat tersebut. Hal itu dilakukan karena penyatuan dua entitas perusahaan ini merupakan isu bersama yang tidak hanya berdampak bagi kedua perusahaan, tapi juga masyarakat secara luas.
"Jadi, jangan berspekulasi, pada intinya kami akan menunggu laporan atau notifikasi dari pelaku usaha yang melakukan merger," tambah dia.
Sebelumnya, Director and Chief Operating Officer PT Indosat Tbk Vikram Sinha mengungkap proses merger perusahaannya dengan Tri mendapat dukungan dari pemerintah. Meski MoU tersebut tak bersifat mengikat, rencana merger yang telah diinisiasi tersebut dipandang baik bagi industri telekomunikasi di Indonesia.