Jumat, 05 Februari 2021

GeNose Belum Dijual untuk Rumah Tangga dan Perorangan, Ini Alasannya

 Alat deteksi Corona GeNose C-19 ditargetkan sudah terdistribusi ke pelayanan medis, fasilitas publik dan pemerintahan hingga akhir Februari 2021. Lantaran membutuhkan protokol khusus, GeNose tidak dijual ke rumah tangga, termasuk lewat e-commerce.

GeNose C-19 adalah buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dikenal akan kepraktisannya, alat ini hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menunjukkan ada atau tidaknya infeksi Corona melalui hembusan napas.


Harganya pun relatif murah, dibanderol sekitar Rp 20 ribu per orang untuk sekali cek.


Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo menjelaskan, prioritas target penjualan GeNose adalah layanan kesehatan seperti rumah sakit. Selanjutnya, fasilitas umum dan layanan pemerintahan yang rawan keramaian.


Alat ini sebenarnya bertujuan untuk mitigasi. Dengan begitu, sasaran penjualannya adalah tempat dan industri yang ramai agar tidak menjadi tempat penyebaran virus.


"Ini adalah alat mitigasi sehingga target utamanya adalah layanan kesehatan. Kedua, layanan publik dan govermental yang di dalamnya ada kementerian, perhubungan, atau kampus dan sekolah yang memerlukan mitigasi. Ketiga, kepentingan korporasi yang punya crowd seperti industri-industri yang memerlukan mitigasi," jelas Hargo saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2021).


Mengacu pada fungsi tersebut, GeNose C-19 tidak ditargetkan untuk dijual ke rumah tangga atau perorangan. Pasalnya, penggunaan alat membutuhkan protokol khusus.


Distribusi ke pelayanan kesehatan dan fasilitas publik pun harus didampingi pelatihan terkait cara penggunaan dan pengolahan limbah medis.


"Belum ada rencana jangka pendek untuk mendistribusikan alat ini ke perorangan atau rumah tangga karena membutuhkan protokol, dilatih operasi penanganannya, handling-nya, dan pembuangan limbahnya. Kalau pembuangan limbah tidak dipedulikan bisa berbahaya," imbuhnya.


Hargo turut menegaskan, masyarakat harus berhati-hati menanggapi alat GeNose C-19 yang kini banyak diperdagangkan di e-commerce. Selain berpotensi penipuan mengatasnamakan UGM, alat ini juga bisa berbahaya lantaran tidak dibekali protokol penggunaan yang benar.


Hargo menambahkan, distribusi GeNose C-19 ke pelayanan kesehatan, fasilitas pubik, dan layanan pemerintahan ditargetkan sudah terlaksana sampai akhir Februari 2021.


GeNose C-19 akan digunakan dalam soft launching di Stasiun Pasar Senen, Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta pada Jumat ini (5/2/2021).

https://indomovie28.net/movies/mojin-the-lost-legend/


Mengenal Depresi Pasca Melahirkan, Gejala dan Penyebabnya


 Merawat dan menjaga buah hati yang baru lahir memang bukan hal mudah. Terkurasnya waktu dan tenaga, kurang istirahat, hingga ucapan dari orang sekitar tidak jarang memicu rasa tertekan bagi ibu.

Pada beberapa kasus, rasa lelah dan tertekan ini berdampak pada kesehatan mental seorang ibu. Jika ibu mulai mengalami gejala seperti rasa sedih terus-menerus, mudah marah, serta tidak mampu mengendalikan emosi, bisa jadi ibu mengidap Postpartum Depression atau depresi pasca melahirkan.


Dalam buku 'A-Z yang Datang Setelah Melahirkan' oleh Tikah Kumala, Postpartum Depression dipahami sebagai Baby Blues Syndrome yang tidak tertangani sampai tuntas.


Gejalanya pun mirip dengan baby blues. Akan tetapi, frekuensi, durasi, dan intensitasnya cenderung lebih tinggi.


Seorang ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan akan mengalami suasana hati yang naik-turun secara intens dan berlangsung lama.


Umumnya, terdapat sembilan gejala umum depresi pasca melahirkan:


Sulit tidur

Tidak percaya diri

Bingung

Rasa marah dan sedih yang berlebihan

Kesulitan mengendalikan rasa cemas

Sensitif

Merasa lelah terus-menerus

Kadang muncul rasa putus asa

Terlintas rasa takut akan kemungkinan menyakiti anak

Postpartum depression tidak terjadi begitu saja. Lalu, apa saja penyebab depresi pasca melahirkan yang perlu ibu ketahui?


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA

https://indomovie28.net/movies/the-midnight-special-legendary-performances-1975/

4 Fase yang Dialami Wanita Hingga Mencapai Klimaks Bercinta

 - Orgasme merupakan sebuah fase klimaks dari aktivitas seksual. Ada beberapa tahapan yang dilalui hingga mencapai titik tersebut.

Dikutip dari Cleveland Clinic, sejumlah tahapan ini dinamakan sebagai siklus respons seksual. Siklus ini mengacu pada urutan perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada saat seseorang mengalami rangsangan seksual hingga akhirnya orgasme.


Berikut 4 fase yang terjadi pada tubuh wanita saat menuju dan mencapai orgasme dalam berhubungan seks.


1. Libido meningkat

Pada fase ini detak jantung dan pernapasan akan menjadi lebih cepat. Bercak kemerahan pun mulai terlihat di kulit dada dan punggung.


Selain itu, payudara akan tampak menjadi lebih besar dan puting mulai mengeras. Dalam fase ini biasanya vagina juga sudah mulai basah mengeluarkan cairan pelumas alaminya.


2. Gairah mulai memuncak

Fase selanjutnya, klitoris di vagina akan menjadi lebih sensitif bahkan mungkin akan terasa sakit apabila disentuh.


Kemudian warna dinding vagina akan menjadi lebih gelap dan ketegangan otot-otot mulai meningkat. Selain itu, kejang otot pun bisa terjadi, dari kaki, tangan, hingga wajah.


3. Orgasme

Ini merupakan fase klimaks dari siklus terjadinya orgasme. Otot-otot vagina akan berkontraksi hebat dan tubuh akan menggelinjang.


Berbagai respons dari tubuh, seperti detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah pun akan meningkat dalam fase ini.


4. Kembali normal

Selama fase ini, kondisi tubuh perlahan-lahan mulai kembali normal. Kondisi otot mulai rileks dan tekanan darah kembali menurun.


Perlu diketahui, beberapa wanita dapat kembali ke fase orgasme dengan cepat apabila mendapat rangsangan seksual lebih lanjut dan mungkin saja untuk mengalami orgasme secara berulang-ulang.

https://indomovie28.net/movies/midnight-special/


GeNose Belum Dijual untuk Rumah Tangga dan Perorangan, Ini Alasannya


Alat deteksi Corona GeNose C-19 ditargetkan sudah terdistribusi ke pelayanan medis, fasilitas publik dan pemerintahan hingga akhir Februari 2021. Lantaran membutuhkan protokol khusus, GeNose tidak dijual ke rumah tangga, termasuk lewat e-commerce.

GeNose C-19 adalah buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dikenal akan kepraktisannya, alat ini hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menunjukkan ada atau tidaknya infeksi Corona melalui hembusan napas.


Harganya pun relatif murah, dibanderol sekitar Rp 20 ribu per orang untuk sekali cek.


Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo menjelaskan, prioritas target penjualan GeNose adalah layanan kesehatan seperti rumah sakit. Selanjutnya, fasilitas umum dan layanan pemerintahan yang rawan keramaian.


Alat ini sebenarnya bertujuan untuk mitigasi. Dengan begitu, sasaran penjualannya adalah tempat dan industri yang ramai agar tidak menjadi tempat penyebaran virus.


"Ini adalah alat mitigasi sehingga target utamanya adalah layanan kesehatan. Kedua, layanan publik dan govermental yang di dalamnya ada kementerian, perhubungan, atau kampus dan sekolah yang memerlukan mitigasi. Ketiga, kepentingan korporasi yang punya crowd seperti industri-industri yang memerlukan mitigasi," jelas Hargo saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2021).


Mengacu pada fungsi tersebut, GeNose C-19 tidak ditargetkan untuk dijual ke rumah tangga atau perorangan. Pasalnya, penggunaan alat membutuhkan protokol khusus.


Distribusi ke pelayanan kesehatan dan fasilitas publik pun harus didampingi pelatihan terkait cara penggunaan dan pengolahan limbah medis.


"Belum ada rencana jangka pendek untuk mendistribusikan alat ini ke perorangan atau rumah tangga karena membutuhkan protokol, dilatih operasi penanganannya, handling-nya, dan pembuangan limbahnya. Kalau pembuangan limbah tidak dipedulikan bisa berbahaya," imbuhnya.


Hargo turut menegaskan, masyarakat harus berhati-hati menanggapi alat GeNose C-19 yang kini banyak diperdagangkan di e-commerce. Selain berpotensi penipuan mengatasnamakan UGM, alat ini juga bisa berbahaya lantaran tidak dibekali protokol penggunaan yang benar.


Hargo menambahkan, distribusi GeNose C-19 ke pelayanan kesehatan, fasilitas pubik, dan layanan pemerintahan ditargetkan sudah terlaksana sampai akhir Februari 2021.


GeNose C-19 akan digunakan dalam soft launching di Stasiun Pasar Senen, Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta pada Jumat ini (5/2/2021).

https://indomovie28.net/movies/asako-in-ruby-shoes/