Jumat, 05 Februari 2021

Perbandingan Efikasi Vaksin COVID-19, Sinovac hingga Sputnik V

 Sampai saat ini, para ilmuwan masih berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin COVID-19 yang efektif mencegah penularan virus Corona. Bahkan beberapa di antaranya sudah menunjukkan efektivitas lebih dari 90 persen.

Namun, seperti vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 ini juga melaporkan adanya efek samping yang dirasakan relawan saat mendapatkan suntikan uji coba. Mulai dari nyeri hingga demam.


Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbandingan efektivitas dari beberapa kandidat vaksin COVID-19.


1. Pfizer- BioNTech

Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yaitu BNT162b2 diklaim 90 persen efektif. Seperti yang lainnya, vaksin ini juga menunjukkan adanya efek samping pada relawannya.


Beberapa orang dari total relawan sebanyak 43.500 ini mengalami efek samping seperti sakit kepala dan nyeri otot pada suntikan pertama. Relawan asal Austin, Texas, Glenn Deshields (44) mengatakan merasa 'pengar yang parah' dan rasa seperti mabuk, meski hilang dengan cepat.


2. Moderna

Salah satu vaksin COVID-19 lainnya yaitu yang dikembangkan oleh Moderna juga disebut menjadi kandidat yang potensial untuk menangkal penularan Corona. Ini karena vaksin tersebut memiliki efikasi sebesar 94,5 persen, menjanjikan, dan diklaim menimbulkan efek samping yang ringan.

https://indomovie28.net/movies/our-times/


3. Oxford-AstraZeneca

Dari situs penelitian ilmiah Lancet, dilaporkan efikasi dari Astrazeneca mencapai 70 persen. Angka ini didapatkan dari uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris.


Angka efikasi tersebut didapat dari penggabungan data kelompok orang yang divaksinasi dengan dosis tepat, dan dosis yang keliru. Jika hanya menggunakan data kelompok dosis yang tepat, ditemukan efikasi sebesar 64 persen.


Meski lebih rendah, vaksin Astrazeneca telah mencapai standar efikasi minimal vaksin Covid-19 yaitu 50 persen. Vaksin Astrazeneca juga tidak perlu disimpan dalam suhu -80 derajat seperti vaksin Covid-19 Pfizer.


Untuk mengetahui lebih lanjut soal efikasi vaksin COVID-19. Klik halaman berikut.


4. Johnson & Johnson

Pada Jumat (29/1/2021), Johnson & Johnson mengatakan satu suntikan vaksinnya memiliki kemanjuran 66 persen, dilihat dari uji coba skala besar yang mencakup tiga benua. Di AS, kemanjuran vaksin mencapai 72 persen, tetapi hanya 57 persen di Afrika Selatan. Sebanyak 95 persen kasus virus Corona yang ditemukan dalam uji coba adalah varian baru asal Afrika Selatan.


Terlepas dari varian baru, para ahli mengatakan bahwa vaksin yang ada masih berharga dalam perang melawan virus corona. Vaksin Johnson & Johnson 89 persen efektif dalam mencegah penyakit parah di Afrika Selatan.


"Pada akhirnya adalah menghentikan kematian, menghentikan rumah sakit agar tidak mengalami krisis dan semua vaksin ini, bahkan termasuk terhadap varian Afrika Selatan, tampaknya melakukan itu secara substansial," kata Dr Amesh Adalja, ahli penyakit menular di Johns Hopkins Pusat Keamanan Kesehatan.


5. Sputnik V

Hasil uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V, menunjukkan efikasi sebesar 91,6 persen dalam melawan gejala COVID-19 dan 100 persen melawan penyakit parah dan sedang. Temuan analisis sementara hasil uji coba fase 3 ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet, Selasa (2/2/2021).


Hasil uji klinis ini didasarkan pada data yang dikumpulkan dari 19.866 peserta. Sekitar tiga perempat (14.964) menerima dua dosis vaksin dan seperempat (4.902) diberi plasebo.


Sekitar 21 hari setelah pemberian dosis pertama, sebanyak 16 kasus gejala COVID-19 ditemukan dalam kelompok vaksin. Lalu 62 kasus ditemukan pada kelompok plasebo, hal tersebut setara dengan efektivitas vaksin yang mencapai 91,6 persen.


Uji coba tersebut melibatkan 2.144 orang yang berusia di atas 60 tahun dan sub-analisis yang dilakukan pada kelompok ini mengungkapkan bahwa vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik dan memiliki kemanjuran yang setara 91,8 persen.


6. Sinovac Biotech

Dari uji klinis yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, tim peneliti mendapatkan efikasi sebesar 65,3 persen. Penghitungan efficacy rate dari uji klinis di Bandung dengan subjek 1.600, dengan interim analisis sesuai dengan penghitungan statistik kita menargetkan 25 kasus terinfeksi.


Uji klinis juga dilakukan di Brasil dengan nilai efikasi sebesar 50,4 persen. Sedangkan dalam uji klinis di Turki, efikasi vaksin asal China ini tercatat sebesar 91,25 persen.


Kenapa berbeda-beda? Ada banyak faktor, salah satunya kondisi para relawan uji klinis. Di Brasil misalnya, mayoritas relawan adalah tenaga kesehatan yang dalam keseharian memang lebih rentan terhadap paparan COVID-19, dibanding relawan uji klinis di Bandung yang latar belakangnya lebih beragam.

https://indomovie28.net/movies/octavio-is-dead/

'Ampun Bang Jago' Jadi Lagu Aerobik Viral di Myanmar, Musisinya Angkat Bicara

 Baru-baru ini, lagu Ampun Bang Jago viral lagi lantaran digunakan sebagai musik aerobik oleh seorang wanita di Myanmar. Fenomenalnya lagi wanita bernama Khing Hnin Wai tersebut melakukan aerobik dengan latar belakang suasana kudeta militer, dengan kendaraan taktis sedang lalu lalang.

Di balik ketenarannya, ternyata lagu bergenre "disko tanah" itu memang dibuat untuk membangkitkan semangat menari. Salah seorang dari duo musisi penciptanya angkat bicara soal itu.


"Lagu ini dikenal dengan gaya kita sendiri yaitu "disko tanah" yang iramanya begitu (up beat). Disko tanah memang belakangan ini sudah biasa dipakai untuk tarian-tarian, zumba, aerobik, dan lain-lain," kata pencipta sekaligus pelantun lagu Ampun Bang Jago, Jonathan Dorongpangalo alias Tian Storm pada detikcom, Rabu (3/2/2021).


Seperti karakter up beat ala musik elektronik, disko tanah memiliki ritme yang cepat dan bersemangat. Disko tanah biasa digunakan untuk mengiringi orang-orang menari dalam acara perayaan di Sulawesi Utara, khas dengan bas yang menggelegar berkat modifikasi pada sistem audio.


Melihat karyanya ramai di media-media luar, Tian Storm mengaku kaget. Akan tetapi, rasa bangganya tak terelakkan. Musik kebanggaan daerahnya mendunia, siapa yang tak ikut bangga?


Di balik derapritmenya, Tian Strom ingin menyampaikan pesan semangat lewat karyanya. Ampun Bang Jago mengingatkan kita untuk terus berkarya meski diremehkan oleh orang lain, yang disindir Tian dengan panggilan "Bang Jago".


Disko tanah memang belakangan ini sudah biasa dipakai untuk tarian-tarian, zumba, aerobik, dan lain-lain

Tian Storm

"Lagu Ampun Bang Jago ingin menginspirasi kita yang sering dijatuhi oleh orang di atas kita untuk terus berkarya, terus maju, nggak usah dipikirkan. Sambil percaya akan ada saatnya kita yang di atas mereka," kata musisi asal kota Bitung, Sulawesi Utara ini.


Secara ilmiah memang cocok untuk Aerobik

Menurut riset, pilihan musik bisa memengaruhi efektivitas dalam berolahraga, termasuk aerobik yang akrab dengan pilihan musik up beat-nya.


Dikutip dari Dailymail UK, psikolog olahraga dari Brunel University, Dr Costas Karageorghis, memaparkan bahwa setiap genre musik bisa memberikan dampak yang berbeda dalam aktivitas olahraga.


Misalnya, musik rap dengan rentang 75-95 beats per minute dinilai cocok untuk stretching dan lari. Musik dance, seperti Ampun Bang Jago, cocok untuk latihan kekuatan fisik.


Tak heran, banyak musik "disko tanah" terdengar cocok sebagai alunan pengiring saat mengasah stamina dengan olahraga kardio ala aerobik.


Punya rekomendasi musik yang asyik untuk olahraga? Share di komentar ya.

https://indomovie28.net/movies/samurai-hustle/


Perbandingan Efikasi Vaksin COVID-19, Sinovac hingga Sputnik V


Sampai saat ini, para ilmuwan masih berlomba-lomba untuk menghasilkan vaksin COVID-19 yang efektif mencegah penularan virus Corona. Bahkan beberapa di antaranya sudah menunjukkan efektivitas lebih dari 90 persen.

Namun, seperti vaksin pada umumnya, vaksin COVID-19 ini juga melaporkan adanya efek samping yang dirasakan relawan saat mendapatkan suntikan uji coba. Mulai dari nyeri hingga demam.


Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbandingan efektivitas dari beberapa kandidat vaksin COVID-19.


1. Pfizer- BioNTech

Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech yaitu BNT162b2 diklaim 90 persen efektif. Seperti yang lainnya, vaksin ini juga menunjukkan adanya efek samping pada relawannya.


Beberapa orang dari total relawan sebanyak 43.500 ini mengalami efek samping seperti sakit kepala dan nyeri otot pada suntikan pertama. Relawan asal Austin, Texas, Glenn Deshields (44) mengatakan merasa 'pengar yang parah' dan rasa seperti mabuk, meski hilang dengan cepat.


2. Moderna

Salah satu vaksin COVID-19 lainnya yaitu yang dikembangkan oleh Moderna juga disebut menjadi kandidat yang potensial untuk menangkal penularan Corona. Ini karena vaksin tersebut memiliki efikasi sebesar 94,5 persen, menjanjikan, dan diklaim menimbulkan efek samping yang ringan.

https://indomovie28.net/movies/now-you-see-me/