Selasa, 02 Februari 2021

Jangan Asal Import Pesan WhatsApp ke Telegram!

 Keamanan WhatsApp sering jadi diskusi dan dibandingkan dengan Signal atau Telegram. Fitur-fitur yang ada di antara ketiganya juga kerap dikomparasi.

Yang menarik pada awal-awal krisis mengguncang WhatsApp akibat kebijakan privasi baru, Telegram dengan terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke Telegram. Bahkan, Telegram menawarkan opsi untuk membawa serta history tukar pesan dari WhatsApp ke platformnya.


Tapi ada yang perlu jadi catatan nih, detikers. Zak Doffman CEO dari Digital Barriers menjelaskan bahwa tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram adalah platform berbasis cloud.


"Dengan pengecualian niche 'obrolan rahasia', yang perlu diatur secara manual dan hanya berfungsi antara dua individu di satu perangkat, semua pesan Anda disimpan di cloud Telegram. Artinya, Anda dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang Anda inginkan, dan jika Anda kehilangan perangkat, Anda tidak kehilangan konten apa pun," jelasnya sebagaimana mengutip Forbes.


Tetapi itu juga berarti bahwa pertukaran pesan yang pengguna lakukan di Telegram tidak dienkripsi secara end-to-end. Ini adalah perbedaan penting untuk WhatsApp dan Signal, yang keduanya menawarkan keamanan itu. Telegram mengenkripsi pesan antara perangkat dan cloud-nya, serta antara cloud dan kontak. Tapi Telegram memegang kunci enkripsi ini.


"Dan meskipun ada kebijakan untuk mengamankan kunci-kunci tersebut, ini sama sekali tidak mendekati enkripsi end-to-end," sambung Doffman sebagaimana mengutip Forbes, Senin (1/2/2021).


Telegram berpendapat bahwa cloud-nya lebih aman daripada Apple atau Google. Itulah salah satu alasan mengapa Telegram tidak pernah mengandalkan cadangan cloud pihak ketiga, tutur Founder Telegram Pavel Durov. Tapi ada opsi memudahkan proses 'migrasi' itu ternyata memiliki celah keamanan untuk konten yang selama ini kamu lindungi.


"Dia juga menunjukkan bahwa 'Obrolan Rahasia tidak pernah dicadangkan di mana pun', karena dienkripsi secara menyeluruh. Akan tetapi, dalam mengekspor riwayat obrolan WhatsApp ke cloud Telegram, Anda melakukan persis apa yang Durov jamin tidak terjadi dengan obrolan terenkripsi end-to-end Telegram sendiri. Ini adalah kontradiksi yang berbahaya," ungkap Doffman.


Sementara itu, Signal tidak menawarkan bentuk cadangan cloud apa pun. iMessage Apple memiliki opsi paling cerdas dari semuanya, yakni memperluas enkripsi end-to-end di seluruh 'pesan di cloud'. WhatsApp memang menawarkan cadangan tersebut, tetapi untuk alasan keamanan, opsi itu harus dinonaktifkan dalam pengaturan Anda - meskipun Anda akan kehilangan riwayat obrolan jika perangkat Anda hilang.


"Jadi, Anda tidak seharusnya mengekspor riwayat obrolan WhatsApp Anda ke cloud pihak ketiga mana pun, termasuk Telegram, tanpa sepenuhnya memahami bahwa dengan melakukan itu Anda menghapus keamanan yang saat ini melindungi konten Anda," sarannya.

https://indomovie28.net/movies/joker-game/


Switch Mobile Tumbang, Operator Digital Lain Gimana?


Di saat operator digital sedang siap-siap melaju, Switch Mobile yang menggunakan jaringan Smartfren harus tumbang. Ironisnya umurnya belum genap satu tahun. Bagaimana kondisi operator digital lainnya?

Telkomsel bisa dibilang jadi pionir memperkenalkan produk operator digital. by.U pertama kali dirilis Telkomsel pada 2019 untuk menyasar kaum generasi muda yang mana kehidupannya tak terlepas dari dunia internet.


Di 2020, tercatat operator seluler saling melepas provider digital masing-masing. XL Axiata dengan Live.On, Smartfren lewat Power Up, dan Indosat Ooredoo dengan MPWR.


Sebagai informasi, operator digital hadir untuk mempermudah pelanggan dalam menikmati layanan telekomunikasi, mulai mengaktivasi SIM card yang nanti dikirim ke alamat pengguna, memilih nomor sendiri, paket internet, hingga customer service.


Ketika dunia operator digital lagi mulai tumbuh di tahun pertama mereka, Switch Mobile menyatakan diri untuk menghentikan layanan. Terkait alasannya, detikINET pernah meminta penjelasan ke perusahaan tersebut, tetapi Switch Mobile sampai saat ini belum menanggapinya.

https://indomovie28.net/movies/hunting-the-phantom/

Fakta Virus D614G, Mutasi COVID-19 yang Kini Mendominasi Termasuk di Indonesia

 Virus Corona diketahui telah beberapa kali bermutasi dari bentuk aslinya sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 lalu. Saat ini ilmuwan menemukan virus D614G adalah mutasi COVID-19 yang mendominasi di seluruh dunia.

Virus COVID-19 yang terus bermutasi dianggap sebagai hal wajar oleh para ahli. Dari mutasi, para peneliti bisa mengetahui berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk menghambat penyebaran virus Corona. Tapi, mutasi juga bisa berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar, lebih efisien, dan berbahaya dalam menginfeksi sel tubuh manusia.


Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan jenis mutasi Corona di Indonesia masih didominasi virus D614G.


"Dari 244 whole genome sequencing (WGS) yang disubmit itu, ada sekitar beberapa yang belum confirm ya, yang sudah confirm itu 221 kalau tidak salah, 70 persennya D614G," katanya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.


"Kalau di dunia di global sudah lebih dari 80 persen D614G," lanjutnya.


Disebut lebih menular 10 kali lipat

Berdasarkan penelitian yang dipublish di Cell dan WHO Collaborating Center di China menemukan mutasi Corona D164G bisa 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. D614G juga dilaporkan memiliki karakter protein yang cukup berbeda dari virus awalnya.


Hanya saja, Paul Tambyah, pakar penyakit menular terkemuka sekaligus Presiden International Society of Infectious Diseases menjelaskan mutasi Corona tidak berbahaya. Mutasi Corona bernama D614G di beberapa bagian dunia bertepatan dengan laporan penurunan tingkat kematian.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi mutasi virus D614G telah beredar di Eropa dan Amerika pada Februari. Sementara di Indonesia, LBME melaporkan mutasi corona D614G sudah ada sejak April.


Mempengaruhi pengembangan vaksin?

Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro menyebut mutasi Corona virus D614G tidak mengganggu upaya pengembangan vaksin.


Mutasi virus D614G tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD (receptor binding domain) yang merupakan bagian dari dari virus spike yang dijadikan target vaksin.

https://indomovie28.net/movies/hatchet-ii/


Jangan Asal Import Pesan WhatsApp ke Telegram!


Keamanan WhatsApp sering jadi diskusi dan dibandingkan dengan Signal atau Telegram. Fitur-fitur yang ada di antara ketiganya juga kerap dikomparasi.

Yang menarik pada awal-awal krisis mengguncang WhatsApp akibat kebijakan privasi baru, Telegram dengan terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke Telegram. Bahkan, Telegram menawarkan opsi untuk membawa serta history tukar pesan dari WhatsApp ke platformnya.


Tapi ada yang perlu jadi catatan nih, detikers. Zak Doffman CEO dari Digital Barriers menjelaskan bahwa tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram adalah platform berbasis cloud.


"Dengan pengecualian niche 'obrolan rahasia', yang perlu diatur secara manual dan hanya berfungsi antara dua individu di satu perangkat, semua pesan Anda disimpan di cloud Telegram. Artinya, Anda dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang Anda inginkan, dan jika Anda kehilangan perangkat, Anda tidak kehilangan konten apa pun," jelasnya sebagaimana mengutip Forbes.


Tetapi itu juga berarti bahwa pertukaran pesan yang pengguna lakukan di Telegram tidak dienkripsi secara end-to-end. Ini adalah perbedaan penting untuk WhatsApp dan Signal, yang keduanya menawarkan keamanan itu. Telegram mengenkripsi pesan antara perangkat dan cloud-nya, serta antara cloud dan kontak. Tapi Telegram memegang kunci enkripsi ini.


"Dan meskipun ada kebijakan untuk mengamankan kunci-kunci tersebut, ini sama sekali tidak mendekati enkripsi end-to-end," sambung Doffman sebagaimana mengutip Forbes, Senin (1/2/2021).

https://indomovie28.net/movies/hatchet/