Selasa, 02 Februari 2021

Fakta Virus D614G, Mutasi COVID-19 yang Kini Mendominasi Termasuk di Indonesia

 Virus Corona diketahui telah beberapa kali bermutasi dari bentuk aslinya sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 lalu. Saat ini ilmuwan menemukan virus D614G adalah mutasi COVID-19 yang mendominasi di seluruh dunia.

Virus COVID-19 yang terus bermutasi dianggap sebagai hal wajar oleh para ahli. Dari mutasi, para peneliti bisa mengetahui berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk menghambat penyebaran virus Corona. Tapi, mutasi juga bisa berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar, lebih efisien, dan berbahaya dalam menginfeksi sel tubuh manusia.


Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan jenis mutasi Corona di Indonesia masih didominasi virus D614G.


"Dari 244 whole genome sequencing (WGS) yang disubmit itu, ada sekitar beberapa yang belum confirm ya, yang sudah confirm itu 221 kalau tidak salah, 70 persennya D614G," katanya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.


"Kalau di dunia di global sudah lebih dari 80 persen D614G," lanjutnya.


Disebut lebih menular 10 kali lipat

Berdasarkan penelitian yang dipublish di Cell dan WHO Collaborating Center di China menemukan mutasi Corona D164G bisa 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. D614G juga dilaporkan memiliki karakter protein yang cukup berbeda dari virus awalnya.


Hanya saja, Paul Tambyah, pakar penyakit menular terkemuka sekaligus Presiden International Society of Infectious Diseases menjelaskan mutasi Corona tidak berbahaya. Mutasi Corona bernama D614G di beberapa bagian dunia bertepatan dengan laporan penurunan tingkat kematian.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi mutasi virus D614G telah beredar di Eropa dan Amerika pada Februari. Sementara di Indonesia, LBME melaporkan mutasi corona D614G sudah ada sejak April.


Mempengaruhi pengembangan vaksin?

Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro menyebut mutasi Corona virus D614G tidak mengganggu upaya pengembangan vaksin.


Mutasi virus D614G tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD (receptor binding domain) yang merupakan bagian dari dari virus spike yang dijadikan target vaksin.

https://indomovie28.net/movies/hatchet-ii/


Jangan Asal Import Pesan WhatsApp ke Telegram!


Keamanan WhatsApp sering jadi diskusi dan dibandingkan dengan Signal atau Telegram. Fitur-fitur yang ada di antara ketiganya juga kerap dikomparasi.

Yang menarik pada awal-awal krisis mengguncang WhatsApp akibat kebijakan privasi baru, Telegram dengan terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke Telegram. Bahkan, Telegram menawarkan opsi untuk membawa serta history tukar pesan dari WhatsApp ke platformnya.


Tapi ada yang perlu jadi catatan nih, detikers. Zak Doffman CEO dari Digital Barriers menjelaskan bahwa tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram adalah platform berbasis cloud.


"Dengan pengecualian niche 'obrolan rahasia', yang perlu diatur secara manual dan hanya berfungsi antara dua individu di satu perangkat, semua pesan Anda disimpan di cloud Telegram. Artinya, Anda dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang Anda inginkan, dan jika Anda kehilangan perangkat, Anda tidak kehilangan konten apa pun," jelasnya sebagaimana mengutip Forbes.


Tetapi itu juga berarti bahwa pertukaran pesan yang pengguna lakukan di Telegram tidak dienkripsi secara end-to-end. Ini adalah perbedaan penting untuk WhatsApp dan Signal, yang keduanya menawarkan keamanan itu. Telegram mengenkripsi pesan antara perangkat dan cloud-nya, serta antara cloud dan kontak. Tapi Telegram memegang kunci enkripsi ini.


"Dan meskipun ada kebijakan untuk mengamankan kunci-kunci tersebut, ini sama sekali tidak mendekati enkripsi end-to-end," sambung Doffman sebagaimana mengutip Forbes, Senin (1/2/2021).

https://indomovie28.net/movies/hatchet/

Studi Sebut Infeksi COVID-19 Bisa Rusak Sperma dan Sebabkan Kemandulan

 Infeksi COVID-19 diketahui bisa menyerang banyak organ selain paru-paru. Belum lama ini, infeksi COVID-19 juga disebut berdampak negatif pada kualitas sperma.

Dalam jurnal Reproduction, peneliti menemukan pada beberapa kasus yang parah, infeksi COVID-19 dapat menyebabkan peningkatan kematian sel sperma, peradangan, dan stres oksidatif, sehingga menurunkan kualitas sperma dan berpotensi menurunkan kesuburan dan menyebabkan kemandulan.


"Laporan ini memberikan bukti langsung pertama bahwa infeksi COVID-19 merusak kualitas air mani dan berdampak pada reproduksi pria," kata studi tersebut, dikutip dari CNN.


Studi tersebut membandingkan 105 pria subur tanpa COVID-19 dengan 84 pria subur yang didiagnosis dengan virus corona dan menganalisis air mani mereka pada interval 10 hari selama 60 hari.


Dibandingkan dengan pria sehat tanpa COVID-19, studi tersebut menemukan peningkatan signifikan pada peradangan dan stres oksidatif pada sel sperma milik pria dengan COVID-19. Konsentrasi, mobilitas, dan bentuk sperma mereka juga dipengaruhi secara negatif oleh virus.


Pada pria dengan COVID-19, peradangan dan stres oksidatif dalam sel sperma meningkat secara signifikan lebih dari 100 persen dibandingkan dengan kontrol sehat, pengendapan sperma berkurang 516 persen, mobilitas berkurang 209 persen, dan bentuk sel sperma berubah 400 persen.


Kondisi ini mewakili oligoasthenoteratozoospermia, yang merupakan salah satu penyebab paling umum dari subfertilitas pada pria.


Tingkat keparahan infeksi juga merupakan faktor yang berkontribusi signifikan dalam mengubah kesehatan sperma. Semakin parah penyakitnya, semakin parah efeknya.


Para peneliti mengatakan sistem reproduksi pria harus dianggap sebagai jalur yang rentan terhadap infeksi COVID-19 dan karenanya harus dinyatakan sebagai organ berisiko tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

https://indomovie28.net/movies/genius-6/


Fakta Virus D614G, Mutasi COVID-19 yang Kini Mendominasi Termasuk di Indonesia


Virus Corona diketahui telah beberapa kali bermutasi dari bentuk aslinya sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 lalu. Saat ini ilmuwan menemukan virus D614G adalah mutasi COVID-19 yang mendominasi di seluruh dunia.

Virus COVID-19 yang terus bermutasi dianggap sebagai hal wajar oleh para ahli. Dari mutasi, para peneliti bisa mengetahui berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk menghambat penyebaran virus Corona. Tapi, mutasi juga bisa berpotensi membuat virus lebih mudah menyebar, lebih efisien, dan berbahaya dalam menginfeksi sel tubuh manusia.


Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio mengatakan jenis mutasi Corona di Indonesia masih didominasi virus D614G.


"Dari 244 whole genome sequencing (WGS) yang disubmit itu, ada sekitar beberapa yang belum confirm ya, yang sudah confirm itu 221 kalau tidak salah, 70 persennya D614G," katanya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.


"Kalau di dunia di global sudah lebih dari 80 persen D614G," lanjutnya.


Disebut lebih menular 10 kali lipat

Berdasarkan penelitian yang dipublish di Cell dan WHO Collaborating Center di China menemukan mutasi Corona D164G bisa 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. D614G juga dilaporkan memiliki karakter protein yang cukup berbeda dari virus awalnya.

https://indomovie28.net/movies/genius-5/