Selasa, 02 Februari 2021

Alasan Napas Bau Jigong saat Bangun Tidur

 Bangun tidur pagi ini kok napas kaya bau jigong ya? Napas yang bau saat kamu bangun tidur kadang sangat mengganggu dan membuat tidak percaya diri lho.

Napas yang bau umumnya disebabkan karena produksi air liur saat tidur mengundang bakteri untuk datang. Kemudian volatile sulfur (VSC) bisa terbentuk dan menyebabkan bau yang tidak sedap.


Dikutip dari laman Everyday Health, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan untuk mencegah dan mengusir bau mulut yang mampir setiap pagi.


1. Salah posisi tidur

Produksi air liur di dalam mulut secara alamiah melambat ketika kita tidur. Tapi, jika kamu mendengkur atau tidur dengan mulut yang terbuka, mulut bisa menjadi kering lho. Semakin kering mulut, maka semakin sulit untuk melawan bakteri penyebab bau.


Biasanya orang yang sering tidur tengkurap dan mendengkur, oleh karena itu temukan posisi tidur yang lebih baik dan nyaman agar tak ada lagi bau jigong, hihihi.


2. Sikat gigi nggak bersih

Bakteri bisa berkumpul setelah makan dan sebelum tidur. Oleh karena itu, napas bau jigong bisa muncul saat bangun tidur apabila kamu tidak menjaga kebersihan di mulut.


Saran untuk menyikat gigi dua kali sehari, di pagi hari dan malam hari sebelum tidur setidaknya selama dua menit. Menyikat gigi sudah rutin tapi masih bau mulut? Jangan lupa juga untuk menyikat lidahmu secara perlahan atau gunakan mouthwash antibakteri.


3. Cek makananmu

Jika kamu makan makanan berbau seperti bawang putih dan bawang-bawangan lainnya, itu bisa meninggalkan bau cukup lama di mulutmu. Namun sebenarnya hampir semua makanan bisa menyebabkan bau tidak sedap saat sisa-sisanya masih ada di dalam mulut.


4. Cek minumanmu juga

Bau jigong di pagi hari saat bangun tidur bisa dicegah lho dengan meminum air putih untuk tetap terhidrasi. Sehingga mulutmu tetap lembab dan bisa menyingkirkan makanan sisa dan bakteri.


Hindari untuk mengonsumsi kopi dan alkohol karena bisa mempercepat pertumbuhan bakteri yang bisa membuat napas semakin bau jigong. Selain itu, dua minuman tersebut juga bisa mengganggu tidurmu.

https://indomovie28.net/movies/cold-war/


Pakai Masker Rangkap Biar Lebih Aman dari COVID-19? Begini Aturannya


Diyakini lebih aman dari penularan COVID-19, pemakaian masker rangkap alias dobel tengah jadi perbincangan belakangan ini. Ada plus-minus yang harus dipahami, dan tentu caranya tidak sembarangan jika ingin efektif.

Minusnya, sudah pasti tidak nyaman. Satu masker saja rasanya susah untuk bernapas, apalagi dirangkap. Kecenderungan untuk lepas-pasang akan lebih tinggi ketika masker yang dikenakan terasa tidak nyaman, yang akhirnya membuat perlindungan tidak maksimal.


Masker berlapis lebih efektif dibanding pakai dobel

Dikutip dari Bustle, Dr John A Sellick dari University of Buffalo menyebut penggunaan masker rangkap dua bisa meningkatkan perlindungan pada jenis masker yang kualitasnya tidak meyakinkan.


"Jika Anda punya masker kain 1-2 lapis, maka menggunakan rangkap akan memberikan perlindungan lebih dibanding hanya satu masker," katanya.


Pada dasarnya, makin banyak lapisan pelindung maka risiko penularan akan lebih kecil. Meski demikian, menggunakan satu masker yang memiliki 3 lapis kain diyakini memberikan perlindungan paling efektif dibanding pakai masker dobel.


Sesedikit mungkin celah

Salah satu yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker rangkap adalah memastikan agar masing-masing bisa saling menambal celah. Masker bedah misalnya, sering menyisakan celah di bagian samping wajah. Menggunakan masker rangkap bisa meminimalkan celah yang ada.


Tidak semua jenis masker bisa dirangkap

Jenis masker tertentu yang memiliki kemampuan filtrasi tinggi tidak perlu dirangkap. Misalnya masker N95 atau sejenisnya. Demikian juga masker dengan masker yang memiliki respirator ataupun exhaust fan, sebaiknya tidak dirangkap, atau bahkan tidak dipakai sama sekali.

https://indomovie28.net/movies/cold-war-ii/

Senin, 01 Februari 2021

Lagi Hits di China, Benarkah Anal Swab Lebih Akurat Deteksi COVID-19?

 Belakangan heboh soal anal swab yang dilakukan di China untuk mendeteksi COVID-19. Pasalnya, selama ini pengambilan sampel untuk tes swab COVID-19 umum dilakukan dari nasofaring.

"Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai," kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an di Beijing seperti dikutip dari New York Post.


Bagaimana dengan akurasinya? Apakah anal swab lebih baik?

Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo menyebut tingkat akurasi tentu masih sama dengan PCR. Disebutkan, yang membedakan hanya metode pengambilan sampelnya.


Sementara untuk mendeteksi COVID-19, sampel yang diambil melalui anal swab juga tetap diperiksa di mesin PCR. "Iya ini kan sebetulnya terkait dari pengambilan sampelnya saja, jadi tekniknya sama, jadi setelah diambil sampelnya, nanti mesinnya sama, PCR, cuma ngambilnya aja beda," jelas Ahmad saat dihubungi detikcom Senin (1/2/2021).


"Cuma yang dari China itu kan isunya mereka sangat concern jangan sampai orang yang positif itu lepas, jadi makanya ketika mereka nih ada kasus orang itu diduga kuat kontak erat, atau dia juga nampakkan gejala COVID-19, tapi ketika dicek dari nasofaringnya kok negatif," lanjutnya.


"Nah di situ bisa mereka lanjut ke anal swab, jadi yang tadinya diambil lewat hidung, lalu mereka masuk ke anus, karena jalur keluar virus itu kan bisa melalui lubang pencernaan kan, jadi lebih melengkapi, jadi bukan yang nanti semua orang diswab anusnya," kata Ahmad.


Ia menegaskan tak semua pasien Corona China diambil sampelnya melalui anus (anal swab). Mereka yang menjalani metode swab anal ini hanya orang negatif COVID-19 tetapi menunjukkan gejala.


Hal ini dilakukan untuk benar-benar memastikan apakah seseorang sudah terbebas dari Corona. Menurut Ahmad, virus bisa terus turun ke bagian bawah, sementara kondisi nasofaring bersih.


"Jadi dulu tuh mereka gunakan ini untuk memastikan misalnya nih kira-kira masih infeksius atau nggak," tutur Ahmad.


"Soalnya kan kalau virus tuh kalau misalnya sudah turun ke bawah itu kan memang nasofaringnya kan bersih, tapi kalau dia masih mengeluarkan di anus, di rektum, berarti tanda kutip mungkin belum tentu sembuh," pungkasnya.


Lebih lanjut, Ahmad menyebut jika melihat tren kasusnya, kemungkinan virus yang sudah turun ke anus tak infeksius atau tidak berisiko menularkan.

https://tendabiru21.net/movies/brian-banks/


Per 1 Februari, 35 Ribu Nakes RI Sudah Dapat Dosis Kedua Vaksin COVID-19


Vaksinasi COVID-19 sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Pelaksanaan pertama digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden Joko Widodo beserta sejumlah pejabat hingga artis menjadi penerima pertama.

Tahap pertama vaksinasi COVID-19 dilanjutkan dengan pemberian pada tenaga kesehatan RI. Nakes diprioritaskan karena menjadi garda terdepan penanganan pandemi dan memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19.


Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI per Senin (1/2/2021) total yang sudah divaksin Corona dosis pertama sebanyak 539.532. Sementara yang sudah menerima dosis vaksin Corona kedua berjumlah 35.406.


Jumlah keseluruhan sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia ditargetkan sebanyak 181.554.465. Berikut detail perkembangan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.


Total sasaran vaksinasi: 181.554.465

Sasaran vaksinasi tenaga kesehatan: 1.531.072

Registrasi ulang: 1.501.491

Vaksinasi tahap 1: 539.532

Vaksinasi tahap 2: 35.406

Data tersebut berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan pukul 14:00 WIB dalam akun resmi Kemenkes RI.

https://tendabiru21.net/movies/wrongfully-accused/