Senin, 01 Februari 2021

Aktor Marco Panari Tersedak Sebelum Meninggal, Kenali Bahayanya

 Aktor muda Marco Panari meninggal dunia, kepergiannya disebut sangat mendadak dan tak terduga. Sebelum Marco Panari meninggal, ia sempat dilarikan ke rumah sakit kawasan Jakarta Pusat.

Belakangan, Marco Panari diduga tak selamat lantaran sempat tersedak. Hal ini disampaikan bunda dari aktor berusia 23 tahun tersebut.


"Kalau kata dokter, sepertinya tersedak. Kalau dokter kan menjelaskan karena tersedak itu," kata bunda Marco Panari.


Beberapa orang mungkin kerap menyepelekan kondisi tersedak. Namun, tanpa disadari kondisi ini bisa memicu kondisi fatal, seperti yang diduga dialami Marco Panari.

https://tendabiru21.net/movies/unfriended/


Hal-hal yang perlu diperhatikan dari bahaya tersedak termasuk tanda-tanda dan cara penolongan pertama seperti berikut, dikutip dari Healthline.


1. Tanda-tanda tersedak

Kondisi tersedak terjadi saat makanan, benda, hingga cairan menghalangi tenggorokan. Meski umum terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami tersedak jika makan atau minum terlalu cepat.


Mereka yang tersedak biasanya batuk terus menerus sebelum akhirnya berhasil mengeluarkan makanan atau cairan di tenggorokan dan saluran napasnya. Namun, di beberapa kasus, benda, makanan, dan cairan tersebut bisa menghambat suplai udara.


Berikut ciri-ciri orang tersedak:


Tidak bisa berbicara

Tidak bisa batuk

Tidak bisa bernapas

Muncul warna kebiruan pada bibir, kulit dan kuku (tanda kekurangan oksigen).

2. Apa penyebab tersedak?

Tersedak bisa disebabkan banyak hal, tetapi anak-anak terbiasa menaruh suatu benda di mulut mereka karena penasaran, sebisa mungkin pengawasan ketat pada anak perlu diperhatikan.


Lain halnya dengan orang dewasa, kondisi tersedak umum terjadi saat makan terlalu cepat, atau berbicara saat makan. Mengunyah dengan benar saat makan disarankan untuk menghindari kondisi tersedak. Begitu juga dengan tertawa saat makan dan minum, perlu dihindari.


3. Komplikasi tersedak

Tersedak bisa memicu kondisi fatal hingga beragam komplikasi seperti berikut.


Iritasi tenggorokan

Masalah tenggorokan

Kematian akibat sesak napas.

4. Cara mengatasi tersedak

Dikutip dari Healthline, ada beberapa cara yang bisa dilakukan saat seseorang tersedak sebelum bisa dibawa ke rumah sakit. Catat cara-caranya seperti berikut.


- Berdiri di belakang orang tersebut dengan posisi tanganmu melingkari pinggangnya.

- Mencondongkan tubuh orang tersebut ke depan.

- Mengepalkan tanganmu dan meletakkan di atas perut orang tersebut, di atas pusarnya.

- Menggunakan tanganmu untuk menekan perut orang tersebut dengan gerakan ke atas.

- Mengulangi metode ini lima kali.

- Jika benda masih tersangkut di tenggorokan orang tersebut, langkah ini sebaiknya diulangi lima kali lagi.


Namun, apabila hal ini tak berhasil. Sebaiknya segera mencari pertolongan medis untuk dapat ditangani dengan maksimal.


Agar tak mengalami kondisi fatal seperti Marco Panari, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk tidak makan terburu-buru, hingga tertawa saat makan dan minum.

https://tendabiru21.net/movies/gold/

Sama-sama Dipakai di RI, Ini Beda Vaksin COVID-19 AstraZeneca Vs Sinovac

 Program vaksinasi COVID-19 sudah dimulai di Indonesia. Di tahapan pertama, pemerintah memakai vaksin COVID-19 buatan Sinovac, CoronaVac, untuk disuntikkan ke kelompok prioritas.

Tak hanya dari Sinovac, pemerintah juga mengamankan jutaan dosis vaksin COVID-19 dari para pengembang lain, salah satunya AstraZeneca. Vaksin 'ramah lansia' ini didapatkan Indonesia dari skema GAVI dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara cuma-cuma.


Lalu, apa sih perbedaan vaksin COVID-19 AstraZeneca Vs Sinovac?


- Usia penerima

AstraZeneca


Vaksin AstraZeneca dapat digunakan untuk memvaksinasi penduduk usia 60 tahun keatas. Dalam publikasi data interim di laman The Lancet, pemberian pada kelompok lansia menunjukkan respons kekebalan setelah diberikan dosis kedua vaksin.


Sinovac


Dalam uji klinis, vaksin ini diberikan pada relawan berusia 19 tahun hingga 56 tahun. Pendekatan kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19 di Indonesia memilih usia 18-59 tahun sebagai penerima vaksin Corona periode pertama.


- Efikasi

AstraZeneca


Dari situs penelitian ilmiah Lancet, dilaporkan efikasi dari Astrazeneca mencapai 70 persen. Angka ini didapatkan dari analisis interim hasil uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris.


Angka efikasi tersebut didapat dari penggabungan data kelompok orang yang divaksinasi dengan dosis tepat, dan dosis yang keliru. Jika hanya menggunakan data kelompok dosis yang tepat, ditemukan efikasi sebesar 64 persen.


Meski lebih rendah, vaksin Astrazeneca telah mencapai standar efikasi minimal vaksin COVID-19 yaitu 50 persen. Vaksin Astrazeneca juga tidak perlu disimpan dalam suhu -80 derajat seperti vaksin Covid-19 Pfizer.

https://tendabiru21.net/movies/black-sheep/


Sinovac


Dari uji klinis yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, tim peneliti mendapatkan efikasi sebesar 65,3 persen. Penghitungan efficacy rate dari uji klinis di Bandung dengan subjek 1.600 orang, dengan analisis interim sesuai dengan penghitungan statistik kita menargetkan 25 kasus terinfeksi.


Perbedaan lainnya adalah dari teknologi platform pengembangan dan kemungkinan efek samping yang muncul. Selengkapnya di halaman berikut.


- Metode pengembangan

AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca-Oxford dengan nama AZD1222 dikembangkan dengan platform adenovirus. Tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.


Singkatnya, AstraZeneca mengembangkan vaksin dengan virus yang biasanya menyasar simpanse dan kemudian dimodifikasi secara genetis untuk merespon protein pada virus COVID-19 di tubuh manusia.


Sinovac


Metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh Sinovac yakni dengan inactivated virus atau virus yang dimatikan (bukan dilemahkan). Inaktivasi adalah metode pembuatan vaksin dengan menggunakan versi tidak aktif dari jenis virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu.


Jenis vaksin ini biasanya perlu beberapa dosis atau suntikan untuk mengembangkan antibodi atau kekebalan yang diinginkan. Beberapa jenis vaksin yang menggunakan metode inaktivasi sebelumnya adalah vaksin hepatitis A, vaksin flu, polio, dan rabies.


- Efek samping

AstraZeneca


Pada uji klinis, relawan melaporkan beberapa efek samping atau reaksi pasca suntikan, di antaranya nyeri di bagian lengan, sakit kepala, kelelahan, malaise, demam, hingga mual.


Mayoritas reaksi ringan sampai sedang dan biasanya sembuh dalam beberapa hari setelah vaksinasi. Jika dibandingkan dengan dosis pertama, reaksi yang dilaporkan setelah dosis kedua lebih ringan dan lebih jarang dilaporkan.


Sinovac


Uji klinis di Bandung menunjukkan vaksin CoronaVac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam.


Frekuensi efek samping dengan derajat berat sakit kepala, gangguan di kulit, atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 -1 persen.

https://tendabiru21.net/movies/dead-rush/