Jumat, 29 Januari 2021

Diblokir Permanen, Induk TikTok PHK Pegawai di India

 Induk TikTok ByteDance menanggapi pemblokiran permanen terhadap TikTok di India dengan mengurangi jumlah pegawai mereka di negara tersebut.

Dalam memo internal yang beredar, mereka akan mengurangi jumlah pegawainya di India, yang saat ini berjumlah lebih dari 2000 orang, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Kamis (28/1/2021).


ByteDance pun tak yakin apakah mereka akan kembali beroperasi penuh di India setelah TikTok diblokir permanen karena dianggap bermasalah dalam mengumpulkan data pribadi pengguna dan juga pelanggaran privasi.


Mereka sebenarnya berharap kalau situasi ini tak berlangsung lama, namun karena keadaannya tak seperti itu, ByteDance mengaku tak bisa mempekerjakan banyak pegawai selama aplikasinya tidak bisa beroperasi.


Kemudian dalam pernyataan resminya, ByteDance menyayangkan karena pemerintah India tidak memberikan aturan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan agar aplikasi tersebut bisa beroperasi kembali. ByteDance pun tak menjelaskan berapa orang pegawainya di India yang akan di-PHK.


India sendiri adalah salah satu pasar terbesar TikTok, dan ByteDance pun sebelumnya sudah menyatakan komitmen investasinya di India sebesar USD 1 miliar. Namun tampaknya permasalahan antara China dan India terlalu berat, yang kemudian berdampak pada sejumlah layanan dan produk dari China yang terkena pemblokiran.


Selain TikTok ada juga 58 aplikasi asal China yang diblokir terkait alasan privasi dan keamanan. 59 aplikasi itu awalnya hanya diblokir sementara, namun kini pemblokirannya sudah dipermanenkan.


Pada awalnya pemblokiran tersebut dilakukan menyusul konflik di perbatasan dengan China yang mengakibatkan 20 tentara India tewas.


Aplikasi tenar asal China yang juga diblokir adalah WeChat dari Tencent serta UC Browser buatan Alibaba. Kominfo India menyebut aplikasi yang dilarang itu berpotensi mengancam kedaulatan dan integritas India. Tak sampai di situ, pada bulan September, India memblokir lagi 118 aplikasi mobile asal China, termasuk game populer PUBG.


Setelah beberapa kali mencoba kembali agar diizinkan beroperasi, PUBG Corporation akhirnya menyerah dan mengumumkan akan menghentikan semua layanan dan akses gamenya ke pengguna di India.

https://tendabiru21.net/movies/the-hunt-5/


Apple Watch Selamatkan Pesepeda yang Terseret Banjir


Sudah banyak kisah dari perangkat Apple Watch yang telah menyelamatkan banyak nyawa penggunanya mulai dari kesehatan jantung, bahkan sampai penyelamatan dari sebuah kasus penculikan baru-baru ini.

Dan kini kisah terbaru dari Apple watch adalah menyelamatkan nyawa seorang pesepeda yang telah terseret dari derasnya banjir.


Dilansir detiKINET dari Ubergizmo, Kamis (28/1/2021) menurut laporan dari BBC, seorang pengendara sepeda terseret dari sepeda ke Sungai Wye yang berlokasi di Rotherwas, Herford, Inggris.


Saat itu sungai sudah dalam keadaan banjir dengan arus yang yang sangat kuat sehingga membuat pesepeda yang tak diketahui namanya tersebut terbawa arus sejauh 1,5 km, namun ia berhasil meraih cabang pohon untuk menahan dirinya agar tidak terseret arus lebih jauh lagi.


Berkat penggunaan Apple Watch-nya, ia berhasil memanggil petugas pemadam kebakaran yang akhirnya ia ditemukan dan diselamatkan oleh petugas.


"Bahkan dengan lokasi itu, kami masih membutuhkan waktu 20 menit untuk menemukannya dan menyelamatkannya serta membawanya ke tempat aman." kata komandan stasiun, Sean Baile.

https://tendabiru21.net/movies/the-hunt-4/

Pengguna WhatsApp Hijrah, Karyawan Signal Malah Cemas

 Signal sangat diuntungkan dengan kontroversi aturan privasi baru WhatsApp. Jutaan pengguna WhatsApp pindah atau menginstall Signal sebagai alternatif layanan messaging. Akan tetapi karyawan Signal malah merasa cemas karenanya.

Seperti dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (28/1/2021), adopsi Signal tak terbendung, jadi nomor 1 aplikasi paling banyak diunduh di puluhan negara. Sumber karyawan Signal menyatakan saat ini pengguna mereka sudah meroket sampai 40 juta dan pertumbuhannya masih terus melesat.


Beberapa fitur baru pun ditambahkan. Namun belakangan, sebagian pegawai Signal merasa khawatir, terutama melihat bagaimana sepak terjang pendukung Donald Trump yang kadang merusak. Bisa jadi mereka memilih gabung ke Signal karena dipandang aman.


Terlebih, Signal belum punya mekanisme atau kebijakan untuk menangkal kaum kriminal atau sejenisnya di platform mereka. Dengan enkripsi yang aman, pesan-pesan berbahaya bisa jadi lalu lalang di Signal.


"Dunia memang butuh produk seperti Signal, tapi Signal juga harus lebih berpikir lagi. Signal tak punya kebijakan semacam itu (menangkal pengguna berbahaya). Mereka bahkan resisten untuk mempertimbangkan akan seperti apa," cetus Greeg Bernstein, mantan pegawai Signal.


Dengan kata lain, Signal berpotensi disalahgunakan. Futur baru semacam bisa membuat grup dengan 1.000 orang bisa menjadi favorit bagi pendukung Trump misalnya. Karena terlindungi, Signal sendiri juga tidak dapat mengetahui apapun di grup tersebut.


Karyawan juga cemas Signal hanya akan mementingkan pertumbuhan dengan tujuan utama memperoleh 100 juta pengguna aktif. Angka itu dipandang akan mendukung Signal mampu membiayai operasionalnya yang mengandalkan donasi dari para user.


Tapi mungkin Signal tak bisa berbuat banyak. Pasalnya jika dilakukan tindakan pada pelaku kejahatan di Signal, hal itu juga berdampak pada pengguna pada umumnya. Padahal Signal sangat mengandalkan keamanan dan privasi sebagai nilai jual aplikasinya.

https://tendabiru21.net/movies/the-hunt-3/


Diblokir Permanen, Induk TikTok PHK Pegawai di India


 Induk TikTok ByteDance menanggapi pemblokiran permanen terhadap TikTok di India dengan mengurangi jumlah pegawai mereka di negara tersebut.

Dalam memo internal yang beredar, mereka akan mengurangi jumlah pegawainya di India, yang saat ini berjumlah lebih dari 2000 orang, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Kamis (28/1/2021).


ByteDance pun tak yakin apakah mereka akan kembali beroperasi penuh di India setelah TikTok diblokir permanen karena dianggap bermasalah dalam mengumpulkan data pribadi pengguna dan juga pelanggaran privasi.


Mereka sebenarnya berharap kalau situasi ini tak berlangsung lama, namun karena keadaannya tak seperti itu, ByteDance mengaku tak bisa mempekerjakan banyak pegawai selama aplikasinya tidak bisa beroperasi.


Kemudian dalam pernyataan resminya, ByteDance menyayangkan karena pemerintah India tidak memberikan aturan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan agar aplikasi tersebut bisa beroperasi kembali. ByteDance pun tak menjelaskan berapa orang pegawainya di India yang akan di-PHK.


India sendiri adalah salah satu pasar terbesar TikTok, dan ByteDance pun sebelumnya sudah menyatakan komitmen investasinya di India sebesar USD 1 miliar. Namun tampaknya permasalahan antara China dan India terlalu berat, yang kemudian berdampak pada sejumlah layanan dan produk dari China yang terkena pemblokiran.


Selain TikTok ada juga 58 aplikasi asal China yang diblokir terkait alasan privasi dan keamanan. 59 aplikasi itu awalnya hanya diblokir sementara, namun kini pemblokirannya sudah dipermanenkan.

https://tendabiru21.net/movies/the-blood-oranges/