Aplikasi PeduliLindungi diterpa isu rawan phishing dan malware, yang bisa mencuri data pribadi penggunanya. Sebenarnya, bagaimana awal dari tudingan ini?
Awal tudingannya berasal dari laporan CitizenLab asal Universitas Toronto, Kanada. Dalam laporannya, mereka menganalisis sejumlah aplikasi contact tracing dari beberapa negara, seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Laporan berjudul Unmasked II: An Analysis of Indonesia and the Philippines Government-Launched COVID-19 Apps" tersebut dipublikasikan pada 21 Desember. Mereka melakukan reverse engineering atau membongkar aplikasi PeduliLindungi versi 2.2.2 untuk Android.
Dalam proses tersebut, mereka mengaku menemukan adanya permintaan akses izin yang berlebihan, yang tidak dibutuhkan untuk melakukan contact tracing, dan berpotensi membahayakan data pengguna.
Salah satu akses izin yang dinilai tak dibutuhkan itu adalah MAC Address, yaitu 'tanda pengenal' dari setiap perangkat yang bisa mengakses jaringan. Menurut mereka, 'tanda pengenal' ini tidak dibutuhkan untuk contact tracing, atau pelacakan kontak.
Terkait pelacakan MAC Address ini, PeduliLindungi kemudian menjelaskan lewat laman 'Kebijakan Privasi' di situsnya. Data ini, menurut mereka, dianalisis di server untuk mengetahui apakah ada MAC address yang bersinggungan dalam lokasi di radius 10 meter dalam waktu bersamaan.
Hanya saja yang perlu diingat adalah laporan ini dibuat atas dasar aplikasi PeduliLindungi versi 2.2.2. Sementara saat ini, ketika dicek di Play Store, aplikasi PeduliLindungi yang ada sudah mencapai versi 3.3.1. Tak diketahui apakah hasil laporan ini masih relevan dengan aplikasi versi terbaru tersebut atau tidak.
Sebagai informasi, Citizen Lab adalah pusat penelitian multi disiplin berbasis di Munk School of Global Affairs & Public Policy, University of Toronto. Mereka meneliti bermacam hal, antara lain teknologi komunikasi dan informasi, hak asasi, dan keamanan global.
Sebelumnya mereka dikenal karena laporannya terkait spyware Pegasus, yang disebut banyak disalahgunakan oleh penggunanya seperti pemerintahan di beberapa negara, untuk memata-matai pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
https://tendabiru21.net/movies/revanche/
Cara Atur Duit Ala Cosplayer, Bisa Ditiru Nih!
Profesi sebagai cosplayer mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat, terutama yang menyukai tren anime Jepang. Rupanya penghasilan dari situ bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari lho. Simak cara atur duitnya!
Cosplayer seksi Lola Zieta mengatakan bergayalah sesuai isi kantong. Jadi, tidak memaksakan untuk memenuhi gaya hidup yang tinggi jika uangnya tidak memadai.
"You can spend as much yang penting kamu juga make more money. Jadi boleh yang namanya spend a lot of money, tapi disesuaikan juga sama pemasukan. Ketika situasi seseorang itu pas-pasan, sebaiknya jangan terlalu ikut-ikutan lifestyle, high spender gitu," ucapnya saat bincang khusus dengan detikcom, Rabu (23/12/2020).
Wanita yang hobi gambar dan main game itu mengaku bukan tipe orang yang boros ketika tidak punya uang. Dia menceritakan bagaimana memulai semuanya dari nol untuk bisa sampai sekarang, dari yang tidak punya apa-apa sampai bisa memiliki apapun dari jadi cosplayer untuk memenuhi kebutuhannya.
"Jujur aja ketika aku tidak punya banyak uang aku akan menyesuaikan pengeluaranku, tapi ketika aku sudah merasakannya, aku beli kayak VW (Volkswagen) Combi, kemudian aku beli PC. Dulu-dulu sih banyaknya di cosplay doang, tapi sekarang aku kayak beli macam-macam sih," ucapnya.
Seorang Lola Zieta menyebut selalu menyisihkan uang dari penghasilannya yang datang sebagai cosplayer untuk ditabung. Meskipun, saat ini dia belum berani untuk investasi dan masih memilih instrumen apa yang paling cocok untuknya.
"Aku selalu nabung. Kalau untuk investasi jujur aja belum, jadi masih mau cari duit, ditabung, terus belanjain, standar. Tapi tahun depan rencana sih mau investasi. (Instrumennya apa belum tahu) masih aku pelajarin dulu satu-satu, yang pasti yang cocok sama aku," jelasnya.