Selasa, 03 November 2020

3 Faktor Pemicu Sikap Arogan Pengendara Moge Saat Konvoi di Jalanan

 Baru-baru ini kasus pengeroyokan prajurit TNI oleh sejumlah anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Bukittinggi, Sumatera Barat, ramai diperbincangkan masyarakat.

Sebagian masyarakat menilai aksi anggota klub moge (motor gede) tersebut arogan. Namun, mengapa anggota klub moge bisa menjadi arogan saat di jalanan?


Dirangkum detikcom, berikut sejumlah faktor psikologis yang membuat anggota klub moge bisa menjadi arogan saat di jalanan.


1. Faktor individu

Psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan sifat arogan seseorang bisa muncul ketika mereka memiliki power atau kuasa saat bergabung dalam suatu kelompok seperti klub moge.


"Power atau kuasa itu karena melebur dalam identitas kelompok, terlebih kalau di dalam kelompok tersebut rasa persaudaraannya tinggi antar sesama anggota kelompok," kata Vero saat dihubungi detikcom, Senin (2/11/2020).


Selain itu, arogansi seseorang juga bisa bertambah jika orang tersebut memiliki sifat pemarah dan agresif.


"Faktor individu yang bersangkutan juga ada, misalnya, ada orang yang reaktif, impulsif, punya sifat marah lebih tinggi dari yang lain itu juga berpengaruh," ucap Bonar Hutapea, SPsi, MPsi, psikolog sosial dari Universitas Tarumanagara, dalam wawancara terpisah.


2. Faktor kelompok

Selanjutnya, faktor kelompok juga bisa mempengaruhi munculnya sifat arogan pada seseorang. Menurut psikolog klinis dari Pro Help Center, Nuzulia Rahma, adanya ikatan psikologis yang kuat antar anggota kelompok bisa memicu suatu perilaku massa.


Maksudnya, jika ada beberapa orang dalam kelompok tersebut yang terpancing emosi, maka ini bisa menular ke anggota lainnya, yang pada akhirnya memunculkan perilaku massa.


"Jika emosinya baik, maka akan terbentuk kegiatan yang baik. Jika emosinya buruk, maka akan muncul perilaku buruk bahkan bisa brutal karena merasa mendapat dukungan penuh dari anggota yang lain," ujar Rahma.


3. Faktor situasi

Bonar menjelaskan, dalam psikologi sosial, faktor situasi atau lingkungan juga bisa menjadi penyebab seseorang bisa menjadi arogan. Misalnya, saat pengendara moge melakukan konvoi lalu ada kejadian yang memicu amarah mereka.


"Jadi dia tidak menganggap itu sebab di dirinya, tapi sebab di luar dirinya. Jadi menyalahkan orang, yang paling sering perilaku agresif dan arogan itu karena menyalahkan orang," jelas Bonar.


"Bukan karena dia sadar dia pemarah, tapi dia melakukan itu karena orang lain dan keadaan," tambahnya.

https://kamumovie28.com/convergence-2015/


Sebaran Virus Corona Indonesia 3 November: 2.973 Kasus Baru, 617 dari DKI


Pemerintah melaporkan 2.973 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (3/11/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 418.375 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 617 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 484 kasus baru per 3 November.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 3.931 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 102 orang.


Berikut detail sebaran 2.973 kasus baru virus Corona di Indonesia pada Selasa (3/11/2020):


DKI Jakarta: 617 kasus

Jawa Barat: 484 kasus

Jawa Tengah: 453 kasus

Jawa Timur: 272 kasus

Kalimantan Timur: 152 kasus

Riau: 106 kasus

Papua Barat: 91 kasus

Sumatera Utara: 78 kasus

Sumatera Barat: 73 kasus

Banten: 72 kasus

Kepulauan Riau: 63 kasus

Bali: 60 kasus

Lampung: 52 kasus

DI Yogyakarta: 49 kasus

Papua: 45 kasus

Kalimantan Barat: 35 kasus

Sumatera Selatan: 31 kasus

Sulawesi Selatan: 27 kasus

Aceh: 25 kasus

Sulawesi Utara: 24 kasus

Nusa Tenggara Timur: 24 kasus

Nusa Tenggara Barat: 18 kasus

Kalimantan Tengah: 17 kasus

Kalimantan Selatan: 16 kasus

Maluku: 14 kasus

Bengkulu: 12 kasus

Kalimantan Utara: 12 kasus

Bangka Belitung: 11 kasus

Sulawesi Tengah: 11 kasus

Gorontalo: 10 kasus

Jambi: 7 kasus

Sulawesi Tenggara: 7 kasus

Sulawesi Barat: 5 kasus

https://kamumovie28.com/devil-angel-2015/

Tingkat Hunian Pasien RSD Wisma Atlet Menurun, Ini Detail Kondisi Terkini

 Koordinator RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono, SpS, mengungkap update soal hunian di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet. Ia menyebut tingkat hunian pasien virus Corona COVID-19 mengalami penurunan.

"Dalam satu bulan terakhir dari sisi angka hunian, satu bulan yang lalu baik di Tower 4 dan 5 sebagai isolasi mandiri, kemudian Tower 6 dan 7 sebagai tempat perawatan yang ringan dan sedang dari pasien COVID ini semuanya menurun," jelas dr Tugas dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB, Senin (2/11/2020).


"Tower 4 dan 5 katakanlah waktu itu di atas 80 persen, Tower 6 dan 7 juga di atas 80 persen. Saat ini kita lihat di Tower 6 dan 7 itu adalah 36,3 persen ini artinya menurun jauh," tambah dr Tugas.


Selain itu, di Tower 4 dan 5 menurut penjelasan dr Tugas mengalami penurunan dari sebelumnya 80 persen, saat ini menjadi 23,4 persen. Disebutkan penurunan ini sangat jauh.


Mengapa bisa menurun?

Dari data RSD COVID-19, dr Tugas menjelaskan kenapa tingkat hunian pasien Corona bisa menurun, ini disebabkan karena pasien yang masuk ke Rumah Sakit Darurat (RSD) lebih sedikit dibanding pasien yang keluar.


Penurunan terjadi berbagai faktor, bisa jadi pertambahannya yang menurun dibanding sebelumnya dan juga angka kesembuhan meningkat ini juga menyebabkan penurunan di dalam perawatan di RSD Wisma Atlet.

https://kamumovie28.com/insanity-2015/


3 Faktor Pemicu Sikap Arogan Pengendara Moge Saat Konvoi di Jalanan


Baru-baru ini kasus pengeroyokan prajurit TNI oleh sejumlah anggota Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC) di Bukittinggi, Sumatera Barat, ramai diperbincangkan masyarakat.

Sebagian masyarakat menilai aksi anggota klub moge (motor gede) tersebut arogan. Namun, mengapa anggota klub moge bisa menjadi arogan saat di jalanan?


Dirangkum detikcom, berikut sejumlah faktor psikologis yang membuat anggota klub moge bisa menjadi arogan saat di jalanan.


1. Faktor individu

Psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, mengatakan sifat arogan seseorang bisa muncul ketika mereka memiliki power atau kuasa saat bergabung dalam suatu kelompok seperti klub moge.


"Power atau kuasa itu karena melebur dalam identitas kelompok, terlebih kalau di dalam kelompok tersebut rasa persaudaraannya tinggi antar sesama anggota kelompok," kata Vero saat dihubungi detikcom, Senin (2/11/2020).


Selain itu, arogansi seseorang juga bisa bertambah jika orang tersebut memiliki sifat pemarah dan agresif.


"Faktor individu yang bersangkutan juga ada, misalnya, ada orang yang reaktif, impulsif, punya sifat marah lebih tinggi dari yang lain itu juga berpengaruh," ucap Bonar Hutapea, SPsi, MPsi, psikolog sosial dari Universitas Tarumanagara, dalam wawancara terpisah.


2. Faktor kelompok

Selanjutnya, faktor kelompok juga bisa mempengaruhi munculnya sifat arogan pada seseorang. Menurut psikolog klinis dari Pro Help Center, Nuzulia Rahma, adanya ikatan psikologis yang kuat antar anggota kelompok bisa memicu suatu perilaku massa.


Maksudnya, jika ada beberapa orang dalam kelompok tersebut yang terpancing emosi, maka ini bisa menular ke anggota lainnya, yang pada akhirnya memunculkan perilaku massa.


"Jika emosinya baik, maka akan terbentuk kegiatan yang baik. Jika emosinya buruk, maka akan muncul perilaku buruk bahkan bisa brutal karena merasa mendapat dukungan penuh dari anggota yang lain," ujar Rahma.

https://kamumovie28.com/trivisa-2016/