Sabtu, 31 Oktober 2020

AS Diperkirakan Tak Bisa Vaksinasi COVID-19 Tahun Ini, Apa Sebabnya?

 Penasihat kesehatan Gedung Putih sekaligus dokter penyakit menular, Anthony Fauci, mengatakan vaksin virus corona COVID-19 kemungkinan tidak akan tersedia di Amerika Serikat (AS) hingga Januari 2021 mendatang.

Fauci mengatakan sekitar bulan Desember mendatang akan banyak perusahaan yang akan memiliki dewan pemantauan keamanan data untuk melihat detail dari vaksinnya. Jika dewan tersebut merekomendasikan vaksin tersebut, maka perusahaan dapat mengajukan izin penggunaan darurat dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) AS.


"Sekitar bulan Desember Anda akan mulai melihat perusahaan dengan acara yang cukup," kata Fauci dalam wawancara online dengan Howard Bauchner, pemimpin redaksi Journal of American Medical Association, dikutip dari laman Bloomberg.


Sebelumnya Presiden AS Donald Trump, pemimpin industri farmasi, dan beberapa pejabat kesehatan masyarakat lainnya mengatakan bahwa vaksin untuk mencegah COVID-19 dapat tersedia sebelum pemilihan presiden pada 3 November. Namun, tanggal tersebut secara konsisten diundur, karena studi klinis vaksin mulai menemui beberapa rintangan.


Ada beberapa orang yang melakukan uji coba malah jatuh sakit. Tidak heran jika Fauci mengatakan studi yang saat ini sedang berlangsung tidak mungkin mencapai tolok ukur tersebut sampai sekitar bulan Desember 2020 mendatang.


Setelah data tersedia, perusahaan masih harus menganalisis temuan, mengajukan kepada FDA untuk penggunaan darurat dan berpartisipasi dalam sidang komite penasihat.


Saat ini ada lima perusahaan dalam tahap akhir studi untuk vaksin virus Corona. Vaksin dari Pfizer dan Moderna telah mendaftarkan uji coba mereka sepenuhnya. Jika vaksin ini lolos dan memiliki data keamanan yang cukup dan bahkan mungkin temuan kemanjuran jangka panjang, kedua vaksin tersebut dapat mengajukan penggunaan darurat vaksin pada Desember mendatang.


Pfizer mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa studi tahap akhir dari vaksin COVID-19 eksperimental belum mencapai angka tonggak yang diperlukan untuk menentukan apakah vaksin mereka menunjukkan tanda-tanda efektivitas.


Sementara itu, dewan pemantau ilmuwan yang mengawasi uji coba tersebut belum melakukan yang pertama dari empat tinjauan sementara yang direncanakan, karena belum ada 32 kasus infeksi virus Corona di antara 42.000 partisipannya.

https://kamumovie28.com/haunting-alice-d-2016/


Kasus COVID-19 DKI Terus Menurun, Ini 2 Kemungkinan Penyebabnya


Memasuki libur long weekend, DKI Jakarta per hari ini mencatat kasus lebih sedikit dibanding hari-hari sebelumnya. Ada 612 kasus baru COVID-19 per Kamis (30/10/2020).

Per hari ini, berdasarkan laporan corona.jakarta.go,id ada 8.490 spesimen yang diperiksa. Sementara jumlah orang yang dites PCR di DKI sebanyak 6.707 orang.


Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menjelaskan catatan kasus baru COVID-19 di DKI yang lebih rendah dari sebelumnya berkaitan dengan seberapa banyak testing yang dilakukan.


"Lihat testingnya, kalau testingnya turun, kasusnya turun," tegasnya saat dihubungi Jumat (30/10/2020).


Salah satu kemungkinan tak banyak tes yang dilakukan di DKI Jakarta bisa saja terjadi akibat libur panjang. Mobilitas orang ke luar DKI Jakarta pun tercatat cukup banyak.


"Per Senin kemarin kan 500 ribu lebih mobil yang keluar DKI Jakarta, menuju daerah-daerah penyangga nah itu juga ada mobilitas orang ke luar Jakarta," lanjutnya.


"Jadi tentu itu juga berpengaruh terhadap jumlah orang yang ditesting," pungkasnya.


Pane menjelaskan catatan kasus COVID-19 yang menurun juga bisa dilihat pada grafik WHO. Dalam grafik WHO, kasus COVID-19 setiap weekend cenderung menurun.


"Nggak usah Jakarta, WHO deh, lihat grafik WHO, kalau weekend mesti kan pada turun terus naik lagi di Selasa," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/bad-guys-always-die-2015/

Kasus Baru COVID-19 RI Turun Signifikan, Bakal Melonjak Setelah Libur?

 Kasus baru Corona di Indonesia per hari ini turun signifikan dan menjadi terendah sejak September. Hari ini 'hanya' ada 2.897 kasus yang dilaporkan.

Penambahan kasus COVID-19 di angka 2 ribu terakhir kali dilaporkan pada 7 September lalu. Kala itu ada 2.880 kasus baru, kemudian kasus baru terus meningkat hingga sempat mencetak rekor sebanyak 4.850 di 8 Oktober.


Benarkah kasus COVID-19 di Indonesia berarti menurun?

Dr Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menegaskan laporan ini tidak serta merta menandakan kasus COVID-19 di Indonesia menurun. Sebab, beberapa fasilitas laboratorium kemungkinan tutup.


"Puskesmas libur, jadi suspek-suspek yang ada di puskesmas kan nggak bisa diperiksa, yang buka pun kan hanya rumah sakit, itu pun hanya emergency biasanya ya," jelas Pane saat dihubungi detikcom Kamis (30/10/2020).


"Lihat grafik WHO, kalau weekend mesti kan pada turun terus naik lagi di Selasa," lanjutnya.


Senada dengan Pane, ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, menegaskan jumlah spesimen yang diperiksa tentu sedikit karena beberapa lab libur.


"Karena libur, jumlah tesnya sedikit yang diperiksa," tegasnya.


Bisa melonjak usai liburan

Hal ini tak menutup kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 di beberapa hari ke depan. Sebab, spesimen menumpuk dan baru bisa diperiksa di beberapa hari kemudian.


"Iya bisa naik, nanti di hari berikutnya numpuk, bisa naik," lanjutnya.


Miko menegaskan jangan menyimpulkan kasus COVID-19 lantas menurun. Kasus COVID-19 menurun harus dilihat dari positivity rate-nya.


"Nggak bisa, karenalabnya juga menurun, liatpositivityratenya kalau itu,"pungkasnya.

https://kamumovie28.com/fine-thank-love-2014/


AS Diperkirakan Tak Bisa Vaksinasi COVID-19 Tahun Ini, Apa Sebabnya?


Penasihat kesehatan Gedung Putih sekaligus dokter penyakit menular, Anthony Fauci, mengatakan vaksin virus corona COVID-19 kemungkinan tidak akan tersedia di Amerika Serikat (AS) hingga Januari 2021 mendatang.

Fauci mengatakan sekitar bulan Desember mendatang akan banyak perusahaan yang akan memiliki dewan pemantauan keamanan data untuk melihat detail dari vaksinnya. Jika dewan tersebut merekomendasikan vaksin tersebut, maka perusahaan dapat mengajukan izin penggunaan darurat dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) AS.


"Sekitar bulan Desember Anda akan mulai melihat perusahaan dengan acara yang cukup," kata Fauci dalam wawancara online dengan Howard Bauchner, pemimpin redaksi Journal of American Medical Association, dikutip dari laman Bloomberg.


Sebelumnya Presiden AS Donald Trump, pemimpin industri farmasi, dan beberapa pejabat kesehatan masyarakat lainnya mengatakan bahwa vaksin untuk mencegah COVID-19 dapat tersedia sebelum pemilihan presiden pada 3 November. Namun, tanggal tersebut secara konsisten diundur, karena studi klinis vaksin mulai menemui beberapa rintangan.


Ada beberapa orang yang melakukan uji coba malah jatuh sakit. Tidak heran jika Fauci mengatakan studi yang saat ini sedang berlangsung tidak mungkin mencapai tolok ukur tersebut sampai sekitar bulan Desember 2020 mendatang.


Setelah data tersedia, perusahaan masih harus menganalisis temuan, mengajukan kepada FDA untuk penggunaan darurat dan berpartisipasi dalam sidang komite penasihat.


Saat ini ada lima perusahaan dalam tahap akhir studi untuk vaksin virus Corona. Vaksin dari Pfizer dan Moderna telah mendaftarkan uji coba mereka sepenuhnya. Jika vaksin ini lolos dan memiliki data keamanan yang cukup dan bahkan mungkin temuan kemanjuran jangka panjang, kedua vaksin tersebut dapat mengajukan penggunaan darurat vaksin pada Desember mendatang.


Pfizer mengatakan pada Selasa (27/10/2020) bahwa studi tahap akhir dari vaksin COVID-19 eksperimental belum mencapai angka tonggak yang diperlukan untuk menentukan apakah vaksin mereka menunjukkan tanda-tanda efektivitas.


Sementara itu, dewan pemantau ilmuwan yang mengawasi uji coba tersebut belum melakukan yang pertama dari empat tinjauan sementara yang direncanakan, karena belum ada 32 kasus infeksi virus Corona di antara 42.000 partisipannya.

https://kamumovie28.com/daylights-end-2016/