Kamis, 08 Oktober 2020

Mengenal Apa Itu Gas Air Mata dan Perlindungan dari Efeknya

  Gas air mata identik dengan pengendalian aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan atau membubarkan kerumunan. Penggunaan gas air mata sebetulnya bukan hal baru, namun tidak semua tahu cara melindungi diri dari paparan gas air mata.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas air mata merujuk pada riot control agents yang merupakan komponen kimia. Paparan gas air mata mengakibatkan iritasi di mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit yang menyebabkan korbannya mengalami keterbatasan fungsi sementara.


"Beberapa komponen kimia termasuk dalam kelompok riot control agents. Yang paling umum adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Contoh lain adalah chloropicrin (PS) yang juga digunakan sebagai pestisida, bromobenzylcyanide (CA), dibenzoxazepine (CR), dan kombinasi beberapa agen," tulis CDC.


Gas air mata atau riot control agents biasa digunakan petugas penegakan hukum untuk mengendalikan kerumunan. Menurut CDC, gas air mata juga bisa digunakan individu untuk melindungi diri. Komponen CS digunakan juga dalam bidang militer untuk menguji kemampuan dan kecepatan petugas menggunakan masker gas (gas masks).


Setelah mengenal apa itu gas air mata, berikut efek dan perlindungannya

1. Efek gas air mata


Efek gas air mata bergantung dari dosis riot control agents yang digunakan, lokasi terpapar, dan durasi korban kontak dengan komponen kimia. Paparan gas air mata biasanya langsung terlihat melalui satu atau lebih gejala berikut:


a. Mata: mata merah, sensasi terbakar, pandangan kabur, dan banyak mengeluarkan air mata


b. Hidung: pilek, bengkak, sensasi terbakar


c. Mulut: sensasi terbakar, iritasi, sulit menelan, ngiler


d. Paru-paru: sesak, batuk, sensasi tersedak, napas bunyi (wheezing), napas pendek


e. Kulit: merah, sensasi terbakar


f. Efek lain adalah mual dan muntah


Efek gas air mata biasanya berlangsung 15-30 menit, setelah korban dipindahkan dari sumber atau wilayah yang terpapar riot control agents dan dibersihkan.

https://cinemamovie28.com/knowing/


2. Melindungi diri dari gas air mata


Penggunaan masker gas menjadi cara yang paling umum untuk melindungi diri dari efek gas air mata. Dikutip dari Aftermath, jika tidak ada gas mask maka bisa menggunakan masker full wajah atau escape hood. Alat perlindungan minimal lain yang bisa digunakan adalah masker debu dan kacamata google yang melekat di sekitar mata.


Saat gas air mata dilepaskan ke publik disarankan segera menjauhi lokasi tersebut. Jika memungkinkan bisa mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi, karena gas air mata membentuk awan uap padat yang berada tak jauh dari tanah.


3. Bagaimana jika terpapar gas air mata?


Jika terkena gas air mata segera lepas pakaian, mandi berulang kali dengan air dan sabun, dan segera mendapatkan pertolongan medis. Berikut langkah yang harus diperhatikan


a. Lepas pakaian


Segera lepas pakaian jika terkena gas air mata dengan tidak melewatkannya ke area leher dan wajah. Jika tidak memungkinkan, pakaian sebaiknya digunting dengan untuk menekan risiko terpapar bagian yang terkena gas air mata.


b. Mandi atau bilas bagian yang terpapar


Jika mata terasa terbakar atau pandangan kabur segera bilas dengan air biasa selama 10-15 menit. Bagi yang menggunakan lensa kontak segera dilepas, dibuang, dan jangan digunakan lagi. Untuk kacamata atau perlengkapan lain yang digunakan, cuci lebih dulu dengan air dan sabun sebelum digunakan lagi.


c. Membuang baju atau perlengkapan lain yang terkena gas air mata


Baju atau perlengkapan lain yang terkena gas air mata tidak bisa dibuang sembarangan, untuk meneran risiko paparan pada orang lain. Semua perlengkapan yang terkena gas air mata dibungkus plastik rangkap dua, ditutup rapat, dan diberi tanda. Saat petugas berwenang datang pastikan telah mengatakan baju dan perlengkapan tersebut terkena gas air mata.

https://cinemamovie28.com/unforgettable/

3 Hotel Isolasi Mandiri DKI Jakarta Sudah Terisi 45,18 Persen, Ini Detailnya

 Pasien COVID-19 tanpa gejala di DKI Jakarta terus meningkat setiap harinya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya hunian di tiga hotel isolasi mandiri DKI Jakarta.

DIkutip dari laman covid.19.go.id, per Kamis (8/10/1010) hunian di tiga hotel yang disediakan sudah mencapai 45,18 persen. Bahkan, salah satu hotel yaitu U Stay Hotel Isolasi sudah terisi 63,33 persen pasien.


Sementara itu, kapasitas dari tiga hotel yang tersedia di DKI Jakarta sebanyak 706 tempat tidur. Berikut detail hunian tiga hotel isolasi mandiri bagi pasien C0VID-19 tanpa gejala di DKI per Kamis (8/10/2020).


U Stay Hotel

Jumlah bed: 180

Jumlah pasien: 114

Sisa bed: 66

Terisi 63,33 persen


Ibis Style Mangga Dua

Jumlah bed: 336

Jumlah pasien: 77

Sisa bed: 259

Terisi: 22,91 persen

Pasien masuk per hari ini: 7

Pasien keluar: 18


Ibis Hotel Senen

Jumlah bed: 190

Jumlah pasien: 128

Sisa bed: 79

Terisi: 67,36 persen

Pasien keluar: 2


Sementara itu Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet sudah terisi 39,95 persen. Sebanyak 4.059 hunian sudah terisi, dari total 10.161 tempat tidur, sejak beroperasi di minggu ketiga bulan Maret 2020.

https://cinemamovie28.com/hit-run/


Mengenal Apa Itu Gas Air Mata dan Perlindungan dari Efeknya


 Gas air mata identik dengan pengendalian aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan atau membubarkan kerumunan. Penggunaan gas air mata sebetulnya bukan hal baru, namun tidak semua tahu cara melindungi diri dari paparan gas air mata.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gas air mata merujuk pada riot control agents yang merupakan komponen kimia. Paparan gas air mata mengakibatkan iritasi di mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit yang menyebabkan korbannya mengalami keterbatasan fungsi sementara.


"Beberapa komponen kimia termasuk dalam kelompok riot control agents. Yang paling umum adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Contoh lain adalah chloropicrin (PS) yang juga digunakan sebagai pestisida, bromobenzylcyanide (CA), dibenzoxazepine (CR), dan kombinasi beberapa agen," tulis CDC.


Gas air mata atau riot control agents biasa digunakan petugas penegakan hukum untuk mengendalikan kerumunan. Menurut CDC, gas air mata juga bisa digunakan individu untuk melindungi diri. Komponen CS digunakan juga dalam bidang militer untuk menguji kemampuan dan kecepatan petugas menggunakan masker gas (gas masks).


Setelah mengenal apa itu gas air mata, berikut efek dan perlindungannya

1. Efek gas air mata


Efek gas air mata bergantung dari dosis riot control agents yang digunakan, lokasi terpapar, dan durasi korban kontak dengan komponen kimia. Paparan gas air mata biasanya langsung terlihat melalui satu atau lebih gejala berikut:


a. Mata: mata merah, sensasi terbakar, pandangan kabur, dan banyak mengeluarkan air mata


b. Hidung: pilek, bengkak, sensasi terbakar


c. Mulut: sensasi terbakar, iritasi, sulit menelan, ngiler


d. Paru-paru: sesak, batuk, sensasi tersedak, napas bunyi (wheezing), napas pendek


e. Kulit: merah, sensasi terbakar


f. Efek lain adalah mual dan muntah


Efek gas air mata biasanya berlangsung 15-30 menit, setelah korban dipindahkan dari sumber atau wilayah yang terpapar riot control agents dan dibersihkan.

https://cinemamovie28.com/the-darkness/