Sabtu, 03 Oktober 2020

36 Juta Dosis Vaksin Corona Siap Disuntikkan Akhir Tahun

 Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan 36 juta dosis vaksin Corona tersedia pada kuartal IV-2020. Hal itu sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memulai vaksinasi di akhir tahun ini.

Airlangga bilang, total jumlah penduduk Indonesia yang akan disuntik vaksin Corona sekitar 160 juta orang. Dari jumlah ini, dibutuhkan sekitar 320 juta dosis sampai 370 juta dosis vaksin Corona.


"Ini targetnya diberikan ke mereka berusia produktif atau 70% dengan usia 19-59 tahun," kata Airlangga dalam video conference, Jakarta, Jumat (2/10/2020).


Airlangga menceritakan, pemenuhan kebutuhan vaksin yang mencapai 370 juta dosis juga dilakukan secara bertahap dengan dimulai kuartal IV tahun ini sebanyak 36 juta dosis.


"Kemudian di kuartal I-2021 75 juta, kuartal II ada 105 juta, kuartal III ada 80 juta, dan kuartal IV-2021 ada 80 juta," ujarnya.


Pelaksanaan vaksinasi tersebut akan diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang saat ini sedang disiapkan.


"Dan tentu diutamakan kepada mereka yang di garda terdepan, baik tenaga kesehatan, dokter, perawat, tenaga medis, TNI, Polri, Satpol PP dan tentu dipertimbangkan juga untuk pasien dengan komorbid," ungkapnya.


Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta para pelaku usaha mikro dan usaha kecil bisa mempertahankan bisnisnya hingga vaksin virus Corona datang ke tanah air. Dirinya menyebut, vaksin sudah mulai tersedia pada akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.


"Insya Allah akhir tahun atau awal tahun depan vaksinnya sudah bisa disuntikkan," kata Jokowi saat membagikan bantuan modal kerja (BMK) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2020).


Dia mengatakan, kehadiran vaksin virus Corona bisa menormalkan kembali situasi perekonomian nasional yang saat ini sedang sulit. Meski begitu, dirinya tetap minta para penerima bantuan mulai dari pedagang asongan, pedagang rumahan, hingga pedagang kaki lima tetap mempertahankan bisnisnya.


Menurut Jokowi proses pemberian vaksin pun bukan hal yang mudah. Sebab, vaksin akan disebar kepada 170 juta sampai 180 juta orang di Indonesia.

https://indomovie28.net/7-boxes-2/


Geger! Influencer Dibakar Mantan Suami Saat Live Stream TikTok


Seorang influencer China meninggal dunia setelah disiram bensin dan dibakar oleh mantan suaminya saat ia sedang melakukan live stream di Douyin, TikTok versi China.

Influencer tersebut bernama Lamu dan ia memiliki ratusan ribu followers di Douyin. Lamu menderita luka bakar di 90% badannya dan meninggal dunia pada 30 September, dua minggu setelah diserang mantan suaminya, seperti dikutip detikINET dari BBC News, Jumat (2/10/2020).


Perempuan berusia 30 tahun itu dikenal dengan konten kehidupan sehari-harinya di pedesaan. Ia juga dipuji karena tidak pernah menggunakan make up di video-videonya, yang memiliki jutaan likes.


Berdasarkan media corong pemerintah China, Beijing Youth Daily, live stream terakhir Lamu di Douyin pada 14 September tiba-tiba berubah menjadi gelap dan follower-nya kemudian mendengar teriakan. Rupanya mantan suaminya, Tang, memasuki rumahnya dengan membawa pisau dan bensin.


Tang diduga menyerang Lamu sebagai balas dendam karena telah menceraikannya dan hak asuh kedua anaknya diberikan kepada Lamu. Sebelumnya Tang pernah mengancam akan membunuh salah satu anaknya jika Lamu menolak untuk menikahinya kembali.


Lamu akhirnya menikahi Tang kembali, tapi ia memutuskan untuk kabur. Tang kemudian menyerang saudara perempuan Lamu karena menolak memberi tahu keberadaannya.


Keluarga Lamu langsung melaporkan insiden ini ke polisi, tapi tidak ditanggapi. Tidak lama kemudian Lamu kembali menceraikan Tang dan mendapat hak asuh untuk kedua anaknya.


Menurut keterangan dari otoritas Jinchuan, setelah serangan pada 14 September Lamu dibawa ke rumah sakit lokal lalu dipindahkan ke rumah sakit Provinsi Sichuan untuk perawatan lebih lanjut.


Keluarganya lalu meminta bantuan dana kepada followers Lamu di media sosial, dan mereka berhasil mengumpulkan satu juta Yuan dalam waktu 24 jam.

https://indomovie28.net/arbor-demon-2/

Jumat, 02 Oktober 2020

3 Alasan Trump Tak Boleh Anggap Remeh COVID-19 yang Menyerangnya

  Donald Trump dinyatakan positif Corona pada Jumat (2/10/2020). Pasalnya, ia selama ini dikenal sebagai orang yang meremehkan bahaya virus Corona COVID-19.

Dikutip dari AFP, Presiden Trump beberapa waktu lalu mengakui mencoba untuk meminimalkan ancaman mematikan dari virus Corona pada awal pandemi.


"Saya ingin selalu meremehkannya," kata Trump dalam wawancara dengan Woodward pada 19 Maret, menurut pratinjau CNN dari buku "Rage", yang akan diterbitkan 15 September.


Namun, Donald Trump sebenarnya memiliki beberapa alasan untuk tidak meremehkan COVID-19 saat terinfeksi.

https://nonton08.com/mann/


1. Usia 74 tahun

Dikutip dari CNBC, usia Trump tahun ini terbilang tidak lagi muda. Pada 14 Juni kemarin usia Trump tepat menyentuh 74 tahun.


Usia lansia lebih rentan saat terpapar COVID-19. Hal ini dikarenakan sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona.


Tim pakar satuan tugas COVID-19, Dewi Nur Aisyah pun mengungkap kelompok rentan yang memiliki risiko kematian tinggi apabila terpapar virus Corona adalah lansia.


"Jadi kalau kita melihat ada beberapa kelompok rentan. Kalau dari segi usia, mereka yang terinfeksi COVID-19 berusia di atas 60 tahun memiliki fatalitas tertinggi," kata Dewi dalam siaran Youtube BNPB, Senin (3/8/2020).


2. Obesitas

Dikutip dari CNN International, Gedung Putih merilis hasil pemeriksaan fisik tahunan Presiden Donald Trump Juni lalu.


"Ya, Trump memperoleh satu pon (sekitar 0,45 kg) dari tahun lalu dan, ya, itu memberinya Indeks Massa Tubuh 30,5, yang berarti dia secara teknis obesitas," menurut keterangan Gedung Putih.


Wakil Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof dr Kerry Lestari Dandan, Apt, MSi, menjelaskan keterkaitan antara obesitas dengan COVID-19. Jika mereka yang obesitas terinfeksi virus Corona, ini mempunyai risiko terjadinya komplikasi.


"Karena biasanya obesitas ini akan berkaitan dengan penyakit komorbid lainnya, jadi ada kita sebut dengan sindrom metabolik, yang awalnya itu adalah karena obesitas sehingga pemicu resistensi insulin dan akhirnya terjadi gangguan toleransi glukosa dan terjadilah diabetes," jelas Prof Keryy, dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Selasa (29/9/2020).


3. Pria lebih rentan terhadap virus Corona COVID-19

Trump harus lebih khawatir dibanding istrinya, Melanie yang juga sama-sama positif. Sebuah studi terbaru mengungkap penyebab pria lebih rentan mengalami gejala virus Corona COVID-19 yang jauh lebih parah dibandingkan wanita. Dikutip dari Daily Mail, para peneliti dari Universitas Yale di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa pria memiliki kemampuan yang lebih buruk dalam memproduksi sel kekebalan tubuh untuk membunuh virus dan melawan peradangan akibat penyakit.


Sedangkan pada wanita, respons kekebalan tubuh akan semakin kuat seiring bertambahnya usia. Para peneliti pun berpendapat, dengan adanya temuan ini, maka cara perawatan dan pengobatan yang diberikan pada pasien Corona pria dan wanita mungkin bisa diterapkan secara berbeda.


"Kami sekarang memiliki data jelas yang menunjukkan bahwa kekebalan tubuh pada pasien Corona antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Perbedaan ini dapat menjadi dasar mengapa pria lebih rentan terhadap penyakit," kata peneliti Dr Akiko Iwasaki, profesor imunologi di Universitas Yale.

https://nonton08.com/lone-survivor/