Jumat, 02 Oktober 2020

Trump Positif Corona, Ujung dari Sikap Remehkan Pandemi

 Presiden AS Donald Trump positif Corona. Ini seperti menjadi ujung dari sikapnya yang dinilai memandang pandemi sebelah mata.

Kabar Trump positif Corona tentu bikin kaget semua orang. Apalagi pengumuman ini hanya sehari setelah Trump melakukan debat capres AS melawan Joe Biden.


Kejadian ini menambah panjang daftar drama Trump terkait pandemi Corona seperti dihimpun detikINET, Jumat (2/10/2020). Sikapnya yang cenderung menganggap enteng sains, riset dan pandemi Corona, dikritik banyak orang.


Inilah daftar kejadian Trump yang memandang enteng pandemi Corona dan sains:

1. Yakin Corona hilang saat musim semi dan musim panas

Sejak awal pandemi Corona, sikap Trump memang memandang remeh. Pada 11 Februari 2020, dia mengatakan cuaca hangat akan melemahkan Virus Corona. Dia memperkirakan virus Corona akan hilang pada April 2020.


"Panasnya (cuaca) biasanya (bisa) membunuh virus semacam ini," ungkapnya yang dikutip dari CNN.


Para ilmuwan langsung protes. Terbukti kan, sampai Oktober 2020, virus Corona masih merajalela. Dalam debat pilpres AS, capres Joe Biden pun menyindir sikapnya yang memandang remeh data ilmiah dan pandemi Corona.


"Ini adalah pria yang memberitahu kalian bahwa Paskah (kemarin), virus Corona akan pergi oleh cuaca hangat. Virus Corona akan pergi, seperti sebuah keajaiban" sindir Biden. Benar saja, hari ini Donald Trump positif Corona.


2. Ingin cepat-cepat buka lockdown

Di awal-awal pandemi Corona, Donald Trump tidak mendukung lockdown. Hal itu menyebabkan dia bergesekan dengan pemerintah negara bagian di New York, New Jersey dan California. Trump tidak ingin lockdown berlangsung lama, seperti dia katakan pada 25 Maret 2020. Pendiri Microsoft Bill Gates mengkritik sikapnya itu. Akhirnya terbukti, melonggarkan lockdown justru mempercepat penyebaran virus Corona. Kalau sudah begitu, repot semua kan?

https://cinemamovie28.com/cold-eyes/


3. Usul suntik disinfektan untuk lawan Corona

Salah satu usul Trump paling gila adalah mempertanyakan apakah manusia bisa disuntik disinfektan untuk melawan corona. Hal ini dia katakan saat presentasi kementerian Keamanan Dalam Negeri soal penanganan Corona.


"Saya lihat disinfektan menghancurkannya dalam satu menit. Dan apakah ada cara kita bisa melakukan sesuatu seperti itu dengan menyuntikkannya ke dalam?" tanya dia pada 24 April 2020 silam.


Sontak usulan Donald Trump diprotes banyak orang terutama para tenaga medis. Benar saja, beberapa waktu kemudian bermunculan kasus di Amerika. Sejumlah orang masuk rumah sakit, atau bahkan meninggal karena menenggak hand sanitizer.


Usulan konyol ini dibawa sampai debat Capres AS pada 30 September 2020 kemarin. Capres Joe Biden meledek usulan konyol ini.


"Dan by the way, mungkin kamu bisa menyuntik cairan pemutih ke lenganmu, yang akan melawan itu (virus Corona)," sindir Biden pada Trump.


Trump berkilah ucapannya pada waktu dulu itu adalah sarkasme. Masa sih?


4. Tuduh Corona virus China buatan manusia dari Lab Wuhan

Trump memang agak rasis terkait pandemi Corona. Pada 17 Maret 2020 dia mengatakan ini adalah Virus China. Pada Jumat 1 Mei 2020, Trump melemparkan tuduhan kalau COVID-19 adalah buatan manusia. Donald Trump, mengklaim punya bukti COVID-19 berasal dari laboratorium virus di Wuhan, tapi dia tidak mau mengungkapkan sumbernya. Pemerintah China langsung membantah tuduhan Trump.


5. Ke pabrik masker, tapi tidak pakai masker

Donald Trump pada 6 Mei 2020 berkunjung ke pabrik masker N95 Honeywll. Tapi dia tidak pakai masker. Cuma pakai kacamata pelindung. Kelakuannya pun dikritik banyak orang. Gedung Putih membela dan mengatakan pihak pabrik yang menyarankan Trump tidak perlu memakai masker.


6. Klaim penanganan Corona di AS sudah bagus

Pada 26 Mei 2020, Donald Trump men-tweet kalau penanganan COVID-19 di Amerika sudah bagus. Kicauannya langsung diserbu netizen.


"Ulasan hebat tentang penanganan COVID-19 kami, yang kadang-kadang disebut sebagai Virus China. Ventilator, Pengujian, Distribusi Pasokan Medis, kami membuat banyak Gubernur terlihat sangat baik -- dan tidak mendapat kredit untuk itu. Yang paling penting, kami membantu banyak orang hebat!" tulisnya.


Netizen mengatakan Trump kebanyakan main golf. Kenyataannya, sistem kesehatan Amerika Serikat kewalahan menghadapi pandemi. Politisi Partai Demokrat menyindir Trump seperti hidup di dunia paralel.

https://cinemamovie28.com/lady-driver/

Rabu, 30 September 2020

Angka Kesembuhan COVID-19 Meningkat 15,1 Persen, Ini 5 Provinsi Tertinggi

 Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan data perkembangan angka kesembuhan COVID-19 mingguan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, kenaikan kasus kesembuhan minggu ini mencapai 15,1 persen.

"Terjadi kenaikan 15,1 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Namun, kita perlu tahu minggu yang lalu angka kesembuhannya adalah 35,8 persen. Jadi ini terjadi penurunan kesembuhan dibanding minggu yang lalu," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9/2020).


Lebih lanjut, Prof Wiku menyebut beberapa provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan tingkat kesembuhan COVID-19 terbanyak selama sepekan terakhir, diantaranya Jawa Barat, Riau, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.


Hingga Selasa (29/9/2020) kemarin, total kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 282.724 kasus. Sementara total pasien sembuh sudah sebanyak 210.437 dan 10.601 lainnya meninggal dunia.


Berikut detail 5 provinsi dengan kenaikan kesembuhan COVID-19 tertinggi selama sepekan terakhir.


Jawa Barat naik 767 kasus kesembuhan, dari 2.205 menjadi 2.972

Riau naik 625 kasus kesembuhan, dari 553 menjadi 1.178

Banten naik 573 kasus kesembuhan, dari 223 menjadi 796

Jawa Tengah naik dari 483 kasus kesembuhan, dari 1.904 menjadi 2.387

Sulawesi Selatan naik 379 kasus kesembuhan, dari 412 menjadi 791

Sementara, persentase kesembuhan yang tertinggi di 5 provinsi yaitu:


Maluku Utara naik 87,84 persen

Kepulauan Bangka Belitung naik 86,35 persen

Gorontalo naik 86,20 persen

Kalimantan Selatan naik 84,27 persen

Jawa Timur naik 83,81 persen

Seperti yang dijelaskan Prof Wiku, meskipun angka kesembuhan pekan ini meningkat, ternyata jumlahnya lebih kecil dari minggu lalu. Pada Selasa (22/9/2020), angka kasus kesembuhan meningkat sebanyak 35,8 persen.

https://cinemamovie28.com/alpha-and-omega-2-a-howl-iday-adventure/


5 Gejala yang Membedakan COVID-19 dengan Flu Biasa


 Saat seseorang terkena flu, biasanya akan muncul gejala-gejala seperti demam, batuk, hingga nyeri pada otot, Tetapi, gejala ini ternyata juga termasuk ke dalam deretan gejala ketika terinfeksi virus Corona, penyebab COVID-19.

Beberapa gejala flu dan COVID-19 memang sangat mirip, ada baiknya langsung periksa jika merngalami keraguan. Lebih baik mencegah dan dibilang paranoid, daripada kecolongan bukan?


Dikutip dari Men's Health, beberapa gejala flu musiman yang juga sering ditemukan pada COVID-19:


Sakit tenggorokan

Sakit kepala

Batuk

Sakit otot

Bersin

Suhu meningkat (flu bisa menyebabkan suhu tubuh menjadi 38 derajat Celcius atau lebih)

Tekanan di telinga dan wajah

Kesulitan tidur

Sementara itu, jika seseorang terinfeksi virus Corona gejala-gejala di atas juga diikuti dengan:


Temperatur tubuh yang tinggi

Batuk terus menerus

Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman dan perasa


Dari deretan gejala tersebut, ada 5 pembeda yang biasanya bisa diidentifikasi. Tapi ingat, lebih baik periksa untuk memastikan, daripada sok tahu lalu akhirnya malah menularkan.


1. Bersin

Bersin seringkali dikaitkan dengan penyakit pilek dan flu biasa. Terlebih bersin sendiri bukan termasuk ke dalam gejala virus Corona.


Namun, jika kamu bersin yang disertai demam, batuk, dan kehilangan kemampuan penciuman atau perasa, akan lebih baik untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut seperti tes COVID-19.


2. Sesak napas

Salah satu gejala dari virus Corona adalah sesak napas. Gejala ini cukup mencolok karena lebih umum terjadi pada pasien Corona.


Hal ini karena sesak napas bukan menjadi gejala umum dari flu ataupun flu musiman. Jika sesak napas ini disertai dengan gejala lain yang mengarah ke COVID-19, sebaiknya perlu mengisolasi diri.


3. Jangka waktu munculnya gejala

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), pasien COVID-19 umumnya akan mengalami waktu yang lebih lama sampai muncul gejala, dibandingkan dengan flu biasa. Umumnya seseorang yang mengalami flu biasa hanya mengembangkan gejala 1-4 hari setelah terinfeksi.


Sementara pada pasien COVID-19, gejala-gejala yang dirasakan bisa muncul 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Waktu paling cepatnya bisa 2 hari bahkan 14 hari setelah orang itu terinfeksi virus Corona.


4. Hidung berair

Saat seseorang flu, gejala khas yang biasanya muncul adalah hidung berair atau pilek. Pilek ini juga tidak termasuk ke dalam deretan gejala saat terinfeksi virus Corona. Tetapi, jika pilek ini disertai dengan gejala khas COVID-19, harus dipastikan dengan menjalani tesnya.


5. Kehilangan kemampuan mencium bau

Pada Agustus lalu, peneliti di Eropa menemukan bahwa hilangnya kemampuan penciuman hanya terjadi pada pasien COVID-19 dan berbeda dengan yang dirasakan saat flu biasa atau influenza.


Pasien COVID-19 umumnya mengalami kehilangan kemampuan mencium bau secara tiba-tiba dan parah. Bahkan mereka tidak bisa membedakan antara rasa pahit atau manis.

https://cinemamovie28.com/bait/