Berkat upaya salah satu mahasiswi kedokteran, rumah sakit di Inggris ini jadi rumah sakit pertama yang memberikan hijab sekali pakai untuk petugas kesehatan muslim. Hijab sekali pakai ini diperkenalkan oleh mahsiswi kedokteran atau dokter junior bernama Farah Roslan yang bekerja di Royal Derby Hospital, Derby, Inggris.
Farah Roslan adalah seorang mahasiswi kedokteran yang mengenakan hijab. Ide membuat hijab atau penutup kepala sekali pakai yang steril muncul setelah dia merasa khawatir virus bisa menempel dihijabnya yang dia kenakan setiap hari saat bekerja di Royal Derby Hospital.
Saat diwawancara oleh BBC News, Farah mengatakan ide untuk membuat hijab sekali pakai yang aman dipakai petugas medis berhijab muncul setelah dia tidak bisa masuk ruang operasi. Saat itu dia tidak bisa ikut serta dalam sebuah operasi pasien karena hijabnya dikhawatirkan bisa menjadi sumber kuman. Farah saat itu pun sama sekali tidak tersinggung dan malah tindakan tersebut menginspirasinya.
Farah Roslan yang berasal dari Malaysia kemudian bekerjasama dengan mentornya, ahli bedah Gill Tierney, untuk merancang dan memperkenalkan hijab sekali pakai atau disposable yang sesuai protokol kesehatan. Hijab tersebut juga dapat dipakai petugas medis agar terhindar dari infeksi virus Corona saat sedang menganangi pasien yang menjalani masa isolasi.
Farah Roslan dan Gill Tierney bekerja sama dengan University Hospitals of Derby dan Burton NHS Trust untuk membuat desain hijab khusus petugas medis ini. Menurut Gill Tierney, hijab sekali pakai ini tidak memerlukan biaya yang sangat banyak dalam pembuatannya, tetapi diharapkan memiliki efek yang besar bagi para wanita yang akan memakainya.
Dan terbukti efeknya begitu besar, karena banyak orang yang memuji pembuatan hijab khusus petugas medis terrsebut. Pujian tersebut diberikan netizen yang sebagian di antaranya adalah petugas medis, kepada akun Twitter University Hospitals of Derby yang memperkenalkan hijab khusus tersebut. Selain memuji, ada juga mereka yang sudah tidak sabar untuk bisa membeli hijab tersebut.
Bagaimana saya bisa mendapatkan akses ke produk atau pemasok hijab tersebut untuk AS? Kita membutuhkannya," tulis akun Awa Sanneh, MD @MD_PGY0.
Farah Roslan yang memiliki gagasan hijab sekali pakai untuk petugas medis ini pun mengungkapkan kebahagiaannya karena karyanya mendapat sambutan positif. "Tidak pernah terpikir oleh saya akan mendapat hadiah ulang tahun dengan ditampilkan dalam media mainstream global. Alhamdulillah, saya telah belajar banyak dari pengalaman ini dan saya sangat senang untuk membagikannya dengan mereka yang telah mengikuti perjalanan saya," tulisnya lewat akun Twitternya @FarahShaheera19,
Fenomena Naiknya Kasus Perceraian di Sejumlah Negara karena Virus Corona
Meningkatnya angka perceraian di tengah pandemi virus Corona menjadi fenomena yang nyata terjadi di beberapa belahan dunia. KDRT, perdebatan tiada henti, kejenuhan hingga poligami jadi berbagai alasan pasangan mengajukan cerai yang dipicu aturan lockdown.
Sejak 24 Februari 2020, China melaporkan ada lebih dari 300 pasangan mengajukan permohonan cerai. Menurut petugas pendaftaran pernikahan di Provinsi Sichuan, kebanyakan dari mereka ingin cerai akibat lockdown Corona.
Ketika menghabiskan terlalu banyak waktu bersama selama isolasi, ternyata beberapa pasangan malah jadi sering bertengkar. Lu Shijun, menajer pendaftaran pernikahan melaporkan adanya peningkatan pesat dibandingkan sebelum merebaknya pandemi COVID-19.
Orang-orang muda menghabiskan banyak waktu di rumah. Mereka cenderung berargumen karena sesuatu yang remeh dan cepat-cepat menginginkan perceraian," katanya.
Fenomena yang sama juga terjadi di Inggris. Co-op Legal Services, firma hukum khusus kasus perceraian, masalah keluarga dan bidang ketenagakerjaan mencatat adanya peningkatan angka perceraian hingga 42 persen.
Naiknya kasus cerai terjadi di antara rentang waktu 23 Maret dan pertengahan Mei 2020 saat diberlakukannya lockdown. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019.
https://nonton08.com/miss-fisher-and-the-crypt-of-tears/
