Setelah beberapa waktu belakangan ini tampil menunjukkan kekesalan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini terlihat sedikit kalem. Itu karena adanya laporan bahwa Indonesia telah naik kelas.
Jokowi hari ini tampil memberikan sambutan dalam acara sidang terbuka ITB peringatan 100 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Dia memberikan sambutan secara virtual.
Di tengah-tengah pidatonya Jokowi mengumumkan adanya laporan dari Bank Dunia yang menyebut Indonesia telah naik peringkat dari sisi pendapatan perkapita. RI yang tadinya berstatus lower middle income country menjadi upper middle income country.
"Perlu saya sampaikan. Dalam laporan Bank Dunia tanggal 1 Juli 2020 kemarin. Status Indonesia telah naik dari lower middle income country menjadi upper middle income country. Gross national income per kapita Indonesia naik menjadi US$ 4.050, dari posisi sebelumnya US$ 3.840," ujarnya dilansir dari akun Youtube ITB, Jumat (3/7/2020).
Jokowi menyambut baik laporan tersebut. Menurutnya laporan itu bisa menjadi penyemangat Indonesia agar bisa terus naik kelas dan keluar dari jebakan negara kelas menengah.
"Kenaikan status ini harus kita syukuri. Dan kita perlakukan sebagai sebuah peluang agar negara kita Indonesia bisa terus maju melakukan lompatan kemajuan agar kita berhasil menjadi negara berpenghasilan tinggi dan berhasil keluar dari middle income trap," kata jo.
Platform Trading, Modus Investasi Ilegal yang Lagi Ngetren
Selama Juni 2020, Satgas Waspada Investasi menemukan ada 99 kegiatan usaha penawaran investasi ilegal. Seluruh entitas tak berizin itu pun sudah dihentikan kegiatannya.
Kompol Silvester dari Direktorat Cyber Bareskrim Polri menjelaskan, investasi ilegal yang sudah ditindak tersebut menggunakan berbagai macam modus operandi. Namun rata-rata belakangan ini ramai penawaran melalui internet.
"Mereka menggunakan beberapa modus operandi dimana masyarakat sangat tertarik untuk melakukan investasi di internet. Biasanya modusnya memberikan bunga atau iming-iming dapat keuntungan lebih besar dari yang biasanya. Misalnya bank hanya 6% pertahun tapi mereka 1 bulan bisa 5-10%," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/7/2020).
Silvester melanjutkan, rata-rata modus investasi ilegal belakangan ini menawarkan dalam bentuk platform trading. Investasi ditawarkan mirip dengan perdagangan saham atau komoditas lainnya.
Mereka memanfaatkan celah, dengan platform trading di internet maka akan susah melacak asal-usul perusahaannya.
"Kalau trading di internet maka kita tidak tahu asal perusahaan ini, IP servernya dari mana," ujarnya.
Untuk modus investasi ilegal seperti ini, Silvester menyarankan agar dihindari. Apa lagi jika diharuskan melakukan transfer uang ke rekening di luar negeri. Jika transfer dilakukan maka uang tersebut akan sangat sulit untuk dilacak.
"Kalau trading online yang tidak berizin biasanya mereka menyuruh atau memberikan arahan ke nasabahnya mengirimkan uang ke luar negeri. Ini hati-hati, kalau crash maka kita tidak bisa melakukan mitigasi yang cepat untuk amankan modal yang disetor investor itu. Masyarakat perlu hati-hati," tutupnya.
https://nonton08.com/dumbbell-nan-kilo-moteru-episode-2/