Jumat, 03 Juli 2020

Kalah Saing dengan TikTok, Facebook Matikan Aplikasi Lasso

Impian Facebook untuk membuat aplikasi yang menyaingi popularitas TikTok sepertinya kandas. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini baru saja mematikan aplikasi Lasso yang digadang menjadi pesaing TikTok.
Dikutip detikINET dari TechCrunch, Jum'at (2/7/2020) pengguna Lasso tiba-tiba mendapatkan notifikasi bahwa aplikasi ini akan dimatikan pada 10 Juli mendatang. Mereka juga memberi panduan bagi pengguna untuk mengunduh semua video yang pernah diunggah.

Lasso sendiri diluncurkan pada akhir tahun 2018 sebagai jawaban Facebook terhadap popularitas TikTok yang terus meroket di kalangan anak muda di China dan negara Barat.

Sama seperti TikTok, Lasso memungkinkan penggunanya untuk merekam video pendek dengan durasi hingga 15 detik dan memasangkannya dengan lagu-lagu populer.

Aplikasi ini mengandalkan algoritma untuk menghadirkan konten di feed, tapi mereka juga memungkinkan pengguna untuk browsing lewat tagar atau halaman Browse yang berisi koleksi video dengan tema tertentu.

Hingga Februari ini, Lasso telah tersedia di Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, Argentina, Chile, Peru, Panama, Kosta Rika, El Salvador, Ekuador dan Uruguay, berdasarkan data Sensor Tower.

Pada awal tahun ini, Facebook menambahkan dukungan untuk bahasa Hindi, yang mengindikasikan mereka berencana untuk segera meluncurkan Lasso di India.

Jika rencana itu benar, keputusan Facebook membunuh Lasso sepertinya agak kurang tepat dengan situasi sekarang mengingat TikTok sekarang telah diblokir pemerintah India karena ancaman terhadap keamanan nasional dan hubungan yang terus meregang dengan China.

Absennya TikTok di India tentu bisa dimanfaatkan Facebook untuk memperluas jangkauan Lasso dan merebut pengguna TikTok yang sudah ada.

Matinya Lasso juga datang tidak lama setelah diluncurkannya Instagram Reels di lebih banyak negara. Seperti diketahui, Instagram Reels akan menjadi senjata baru Facebook untuk menyaingi TikTok.

Tidak diketahui mengapa Facebook tidak meluncurkan Lasso di lebih banyak negara. Tapi sejak awal diluncurkan, masa depan Lasso sudah bermasalah karena ditinggal pengembangnya, Brady Voss, hanya beberapa hari setelah aplikasi ini diluncurkan.

Huawei Nova Anyar Siap Sapa Anak Muda Indonesia

Setelah merilis perangkat flagship, Huawei memboyong seri Nova terbaru ke Indonesia. Ponsel tersebut bakal menyasar kalangan anak muda.
Country Head Huawei Consumer Business Group Indonesia Fisher Jiang mengatakan seri terbaru memberikan memberikan pengalaman teknologi yang tidak kalah canggih, namun dibalut dengan desain yang trendi untuk menghadirkan pengalaman tingkat flagship yang
baru.

"Huawei seri Nova secara konsisten menggabungkan aspek desain dan teknologi. Melanjutkan kesuksesan seri sebelumnya, kami terus berinovasi dengan menggabungkan teknologi terdepan di dunia, fitur kamera inovatif, kemampuan chipset luar biasa dan tampilan yang trendi," kata Jiang.

Dipastikan Jiang, Huawei Nova terbaru akan hadir pertengahan Juli ini. Namun dia tidak merinci apa nama ponsel yang dimaksudkan.

"Seri terbaru Huawei Nova akan hadir di Indonesia pada 13 Juli. Ponsel ini siap membawa seri Huawei Nova ke level berikutnya," klaim Jiang.

Sedikit bocoran yang diberikan hanya tampilannya saja. Disebutkan Huawei Nova terbaru akan menggunakan teknik pemrosesan inovatif untuk menghadirkan varian warna baru dan menampilkan panel belakang 3D yang memantulkan cahaya serta bayangan memukau.

Untuk diketahui Huawei sebelumnya sudah beberapa kali merilis seri Nova di Indonesia. Ada Huawei Nova 2i, Nova 3i, dan Nova 5T yang diluncurkan tahun 2019 kemarin.
https://kamumovie28.com/cast/mari-natsuki/

PUBG Mobile Bikin Kompetisi antar Influencer Sedunia

PUBG Mobile menggelar turnamen bernama PUBG Mobile Global Ultimate Team Selection, yang merupakan turnamen PUBG Mobile antar influencer di seluruh dunia.
Dari Indonesia, ada jajaran influencer populer yang bakal ikut di turnamen tersebut. Mereka adalah Bang Pen, BTR Alice, Kenboo, dan Onic Mute.

Untuk menjadi influencer terfavorit dan menang di seleksi tim Ultimate, para influencer ini harus memperoleh dukungan sebanyak-banyaknya dari para penggemar PUBG Mobile dan bersaing serta beradu popularitas dengan para influencer dari wilayah Asia Tenggara.

Adapun bagi para penggemar PUBG Mobile yang ingin mendukung influencer favoritnya, maka mereka harus masuk kedalam game dan memberikan rose atau bunga mawar kepada influencer yang mereka pilih, yang bisa didapatkan dengan cara login setiap hari, menyelesaikan sebuah misi atau membeli dengan UC point.

Setiap satu bunga mawar yang diberikan akan bernilai sebesar 20 poin, yang bisa meningkatkan popularitas dari sang influencer tersebut. Tidak hanya itu, para pemain juga diuntungkan di dalam kompetisi ini, karena untuk setiap satu bunga mawar yang diberikan kepada influencer, para pemain memperoleh 1 point heart atau hati.

Apabila pemain berhasil mengumpulkan hati dengan jumlah tertentu, maka sebuah hadiah in-game eksklusif yang menarik akan diberikan kepada pemain tersebut.

"PUBG Mobile Global Ultimate Team Selection adalah sebuah kompetisi yang berbeda dan baru di tahun ini, yang kami tujukan bagi para influencer yang telah membantu membesarkan dan memperkenalkan PUBG Mobile kepada masyarakat luas," Ujar Gaga Li, Head of PUBG Mobile eSport untuk Asia Tenggara.

"Dengan adanya event PUBG Mobile Global Ultimate Team Selection ini, kami berharap para influencer tersebut semakin bersemangat untuk membuat konten-konten yang bermanfaat dan menarik demi kemajuan PUBG Mobile kedepannya," tambahnya.

Influencer yang berhasil lolos di seleksi tim Ultimate atau sebanyak 50% influencer terpopuler dari masing-masing wilayah, akan berkesempatan untuk membentuk sebuah "tim Ultimate" ideal ala mereka, dengan memilih para pemain secara acak, yang dianggap dapat membantu influencer tersebut di kompetisi besar Extreme Global Challenge.

Kalah Saing dengan TikTok, Facebook Matikan Aplikasi Lasso

Impian Facebook untuk membuat aplikasi yang menyaingi popularitas TikTok sepertinya kandas. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini baru saja mematikan aplikasi Lasso yang digadang menjadi pesaing TikTok.
Dikutip detikINET dari TechCrunch, Jum'at (2/7/2020) pengguna Lasso tiba-tiba mendapatkan notifikasi bahwa aplikasi ini akan dimatikan pada 10 Juli mendatang. Mereka juga memberi panduan bagi pengguna untuk mengunduh semua video yang pernah diunggah.

Lasso sendiri diluncurkan pada akhir tahun 2018 sebagai jawaban Facebook terhadap popularitas TikTok yang terus meroket di kalangan anak muda di China dan negara Barat.

Sama seperti TikTok, Lasso memungkinkan penggunanya untuk merekam video pendek dengan durasi hingga 15 detik dan memasangkannya dengan lagu-lagu populer.

Aplikasi ini mengandalkan algoritma untuk menghadirkan konten di feed, tapi mereka juga memungkinkan pengguna untuk browsing lewat tagar atau halaman Browse yang berisi koleksi video dengan tema tertentu.

Hingga Februari ini, Lasso telah tersedia di Kolombia, Meksiko, Amerika Serikat, Argentina, Chile, Peru, Panama, Kosta Rika, El Salvador, Ekuador dan Uruguay, berdasarkan data Sensor Tower.

Pada awal tahun ini, Facebook menambahkan dukungan untuk bahasa Hindi, yang mengindikasikan mereka berencana untuk segera meluncurkan Lasso di India.

Jika rencana itu benar, keputusan Facebook membunuh Lasso sepertinya agak kurang tepat dengan situasi sekarang mengingat TikTok sekarang telah diblokir pemerintah India karena ancaman terhadap keamanan nasional dan hubungan yang terus meregang dengan China.

Absennya TikTok di India tentu bisa dimanfaatkan Facebook untuk memperluas jangkauan Lasso dan merebut pengguna TikTok yang sudah ada.
https://kamumovie28.com/cast/jon-campling/