Kamis, 02 Juli 2020

DPR Cecar soal Rapid Test di Moda Transportasi, Menhub Buka Suara

Komisi V DPR RI menggelar rapat dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dalam rapat tersebut, beberapa anggota Komisi V mempertanyakan soal mahalnya harga rapid test COVID-19.

Budi pun langsung angkat suara. Menurutnya, mengenai harga rapid test beserta kewajibannya semua ada pada wewenang Gugus Tugas COVID-19 bukan Kementerian Perhubungan.

"Rapid ini memang menjadi suatu permasalahan, hampir setiap anggota menyampaikan seperti diketahui bahwa ini memang kewenangan Gugus Tugas, tentang mengapa udara, kereta api dan bis yang dikenakan itu memang kewenangan Gugus Tugas," ungkap Budi dalam ruang rapat Komisi V DPR RI, Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Meski begitu, pihaknya telah berulang kali memberi masukan-masukan agar harga rapid test dan swab tersebut bisa lebih ditekan lagi.

"Namun demikian kami selalu memberikan suatu masukan-masukan. Ditandai bahwa kemarin hari Jumat kami mengirimkan surat kepada semua operator agar bisa menetapkan sendiri partner untuk membuat rapid test. Karena apa, dari kunjungan saya ke Solo dan Yogya rapid test itu Rp 300 ribu sedangkan ada pihak yang bisa menyediakan dengan Rp 100 ribu," tuturnya.

Selain itu, Kemenhub juga sudah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan agar rapid test buat penumpang tersebut kemudian bisa diberi subsidi.

"Kami sedang minta Kementerian Keuangan agar rapid test ini diberikan subsidi, pada mereka-mereka yang akan melakukan perjalanan," imbuhnya.

Banggar Sepakati Belanja Pemerintah di 2021

Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui kebijakan belanja pemerintah di 2021. Hal tersebut diambil usai mendengarkan paparan tim panja B pemerintah pada rapat kerja hari ini.

Drijen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan ada empat kebijakan belanja yang dilakukan pemerintah pada tahun 2021. Sebanyak empat kebijakan ini berdasarkan hasil evaluasi belanja pemerintah pusat di 2020. Pertama, soal efisiensi.

"Di 2021 akan melanjutkan penajaman. khususnya personal yang bisa efektif dan bisa jalan. Dengan menyesuaikan teknilogi dan di 2020 akan banyak penghematan dan akan jadi benchmark di 2021," kata Askolani di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Kedua, mengenai optimalisasi teknologi informasi melalui penyelenggaraan pemerintah dan pemberian pelayanan publik. Ketiga, mendukung prioritas pembangunan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Pada kebijakan ini, dikatakan Asko, pemerintah tetap memprioritaskan anggaran belanja pemerintah pada sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur, pangan termasuk pertanian dan perikanan, serta pariwisata. Sedangkan yang terakhir redesain sistem penganggaran.

Usai mendengar penjelasan pemerintah, para anggota Banggar DPR pun menyetujui dengan catatan seluruh masukan para anggota menjadi penyempurna kebijakan belanja pemerintah yang akan dibacakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada nota keuangan tanggal 16 Agustus 2020.

"Panja sepakat menerima kebijakan belanja pemerintah pusat dengan memperhatikan masukan-masukan yang sudah disampaikan dalam pembahasan, dan Panja juga sepakat bentuk tim peremus yang akan merumuskan dan menyusun laporan panja kebijakan belanja pempus," kata pimpinan rapat Banggar DPR, Muhidin Said.
https://kamumovie28.com/bonus/

Rabu, 01 Juli 2020

Singapura Tawarkan Pelacak Corona Tanpa Smartphone

Untuk membantu menghentikan penyebaran virus Corona pelacakan kontak seseorang mulai diberlakukan hal ini digunakan untuk membantu melacak jalur seseorang yang terinfeksi untuk melihat dengan siapa saja orang yang terinfeksi tersebut berhubungan.
Banyak upaya dan cara untuk pelacakan kontak saat ini dan kebanyakan saat ini menggunakan aplikasi yang tersedia di smartphone. Mengingat bahwa mayoritas orang-orang pastinya memiliki smartphone.

Meski demikian ada juga beberapa yang tidak memiliki smartphone seperti lansia (lanjut usia) yang mungkin masih nyaman menggunakan ponsel feature.

Hal ini lah pemerintahan Singapura telah menerapkan bahwa bagi warga lanjut usia yang tidak memiliki smartphone dapat memilih untuk menggunakan pelacak via Bluetooth.

Dilansir detiKINET dari Ubergizmo perangkat ini dapat berkomunikasi satu sama lain serta aplikasi smartphone TraceTogether yang akan membantu upaya pelacakan kontak negara bahkan dengan pengguna yang tidak memiliki smartphone.

Jika seseorang dengan pelacak melakukan kontak dengan seseorang yang mungkin memiliki gejala virus, maka mereka kemudian akan dihubungi untuk memberitahu bahwa mereka harus diperiksa dan akan ditentukan apakah mereka memiliki virus atau tidak.

Data dari pelacak Corona kemudian dapat diunduh untuk membantu melacak dengan siapa orang tersebut melakukan kontak sebelumnya.

Untuk mengatasi masalah privasi yang kemungkinan potensial, dijelaskan pelacak via Bluetooth ini tidak memiliki Wi-Fi, GPS atau kemampuan seluler yang artinya bahwa pemerintah tidak akan dapat mengetahui keberadaan pemakainya setiap saat. Data tersebut hanya akan menyimpan data paling lama 25 hari.

Pakar Bagikan Tips Aman Berpelukan agar Tak Tertular Corona

- Pandemi virus Corona COVID-19 telah mengubah dunia secara signifikan dalam waktu kurang dari setahun. Wabah virus Corona sangat mempengaruhi bagaimana orang berinteraksi karena jarak fisik menjadi hal yang paling utama untuk menekan penularan Corona.
Dikutip dari Medical Daily, menjaga jarak fisik antara kamu dan orang lain dapat memberikan perlindungan agar tak terpapar Corona. Efeknya bahkan meluas ke orang-orang yang setiap hari menghabiskan waktu atau hidup bersama kita.

Tetapi bagi sebagian orang, penting untuk menunjukkan kasih sayang, terutama di tengah meningkatnya stres saat pandemi Virus Corona COVID-19. Di sinilah pelukan bisa berperan karena telah lama digunakan untuk mengekspresikan dukungan atau membuat orang merasa terhubung.

Memberi pelukan berpeluang memperbesar terjadinya infeksi. Virus Corona baru menyebar melalui (droplet) oleh orang yang terinfeksi ketika batuk, bersin, atau bahkan hanya berbicara.

Tetapi jika dilakukan dengan trik tertentu, pelukan tidak selalu menyebabkan infeksi. Ada beberapa faktor yang dapat membuat orang lebih mungkin untuk mendapatkan virus selama kontak dekat.

"Berpelukan kemudian menularkan virus, faktanya tidak sesederhana itu," kata Todd Ellerin, Direktur Penyakit Menular dan Wakil Ketua Departemen Kedokteran di South Shore Hospital Massachusetts.

Ellerin menyarankan agar orang mempertimbangkan terlebih dahulu kesehatan diri sendiri dan yang lain sebelum berpelukan. Lebih baik tidak memeluk orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah, seperti mereka yang menderita kanker, obesitas dan penyakit jantung, dan yang berusia di atas 60 tahun karena golongan ini memiliki risiko tertinggi terkena COVID-19.

Memeluk di luar ruangan juga dapat membantu menghindari virus Corona. Selama pelukan, jangan lepaskan masker dan melihat ke arah yang berlawanan untuk menghindari kontak batuk atau bersin satu sama lain.

Selain itu, ia menyarankan agar menghindari berbicara, berciuman, dan segera kembali ke jaga jarak setelah pelukan untuk menurunkan risiko. Cuci tangan dengan sabun setelahnya untuk mengurangi risiko terkena COVID-19.

Dan jika bukan karena terpaksa, pertimbangan untuk mengungkapkan kasih sayang dengan cara lain yang tidak mengharuskan kontak dekat.
https://indomovie28.net/gintama-shirogane-no-tamashii-hen-episode-11/