Selasa, 30 Juni 2020

WHO Rilis Daftar 17 Kandidat Vaksin Corona Potensial yang Memasuki Uji Klinis

 Organisasi Kesehatan Dunia pada Senin (29/6/2020) merilis dokumen mengenai kandidat vaksin yang virus Corona dikembangkan oleh sejumlah negara. Terdapat 17 vaksin COVID-19 potensial yang telah memasuki uji klinis dan 132 kandidat vaksin lainnya dalam evaluasi praklinis.
"Pencantuman produk atau entitas tertentu dalam dokumen ini bukan merupakan, atau tidak ditafsirkan sebagai pengesahan oleh WHO atas produk (untuk bisnis atau kegiatan lainnya)," demikian dikutip dari laman tersebut.

Dalam daftar tersebut satu kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca telah memasuki tahap uji klinis fase 3.

Fase satu dan dua studi biasanya menguji apakah kandidat vaksin aman digunakan dan apakah partisipan menghasilkan respon imun yang diharapkan. Vaksin dinilai bisa digunakan jika telah selesai melakukan uji klinis fase 3.

Berikut daftar kandidat vaksin Corona yang sudah memasuki uji klinis:

Vaksin ChAdOx1-S yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneda
Vaksin Ad5-nCoV yang dikembangkan CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology
Vaksin LNP-encapsulated mRNA yang dikembangkan Moderna dan NIAID
Vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products
Vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products
Vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Sinovac
Vaksin rekombinan SARS-COV-2 dan partikel nano yang dikembangkan Novavax
Vaksin 3 LNP-mRNAs yang dikembangkan BioNTech, Fosun Pharm dan Pfizer
Vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Institut Biologi Medis, Akademi China
Vaksin DNA SARS-CoV-2 yang dikembangkan Inovio Pharmaceuticals
Vaksin DNA GX-19 yang dikembangkan Genexine Consortium
Vaksin Adeno-based yang dikembangkan Gamaleya Research Institute
Vaksin Protein Subunit yang dikembangkan oleh Clover Biopharmaceuticals Inc., Glaxosmithkline dan Dynavax
Vaksin RBD-Dimer yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, dan Insititut Mikrobiologi China
Vaksin LNP-nCoVsaRNA yang dikembangkan Imperial College London
Vaksin mRNA yang dikembangkan Curevac
Vaksin mRNA yang dikembangkan Akademi Militer Ilmu Pengetahuan China dan Walvax Biotech

Cerita Pasien Corona yang Alami Halusinasi dan Mimpi Buruk

 Virus Corona tak hanya menyerang fisik penderitanya. Infeksi virus Corona COVID-19 diketahui juga memiliki dampak negatif pada psikis pasien yang mengidapnya.
Dikutip dari laman The New York Times, survei baru-baru menunjukkan virus Corona COVID-19 menimbulkan halusinasi dan mimpi buruk terhadap banyak pasien yang mendapat perawatan dari rumah sakit.

Kondisi ini diketahui akan berdampak pada proses pemulihan. Pasien juga disebut jadi rentan mengalami depresi dan masalah kognitif. Seperti yang dialami pasien COVID-19 bernama Kim Victory, wanita berusia 31 tahun menyebut sering berhalusinasi saat mendapat perawatan di rumah sakit.

Kim mengaku merasa lumpuh di tempat tidur, lalu dibakar hidup-hidup. Saat orang lain menyelamatkannya, ia tiba-tiba berubah jadi patung es di atas prasmanan sebuah kapal pesiar mewah. Selanjutnya, dia menjadi subjek percobaan di laboratorium di Jepang.

Tak sampai di situ, pandangannya pun kembali berubah membawanya dalam sebuah kondisi di mana dia tiba-tiba mendapat serangan dari kucing-kucing.

Halusinasi dan paranoid terjadi saat Victory mendapat perawatan COVID-19 saat dia sulit untuk bernapas. Kegelisahan bahkan sempat membuatnya melepas ventilator dan bahkan jatuh dari tempat tidur.

"Itu sangat nyata, dan saya sangat takut," kata Victory yang sekarang sudah kembali ke rumah di Franklin, Tenn.

Kondisi yang dialami Victory disebut dengan delirium rumah sakit. Fenomena itu biasanya dialami oleh pasien dengan usia lebih tua yang beberapa di antaranya mengalami demensia atau kepikunan.
https://cinemamovie28.com/pressure/

Senin, 29 Juni 2020

Selain TikTok, Ada 50 Aplikasi Ngintip Clipboard Pengguna iOS

Beberapa hari yang lalu aplikasi TikTok dilaporkan membaca clipboard pengguna iOS. Hal ini diketahui setelah dirilisnya iOS 14 yang di mana salah satu fiturnya adalah banner peringatan privasi yang memberitahukan pengguna apakah sebuah aplikasi mengakses clipboard atau tidak.
Dilansir detiKINET dari Ubergizmo kini setelah diselediki lebih dalam ternyata bukan hanya TikTok saja tapi banyak aplikasi lainnya.

Mengutip dari ArsTechnica seorang peneliti Talal Haj Bakry dan Tommy Mysk mengungkapkan selain TikTok ada lebih dari 50 aplikasi iOS populer melakukan hal serupa.

Mulai dari aplikasi portal berita Wall Street Journal, New York Times, dan Fox News, serta aplikasi game seperti Fruit Ninja dan PUBG Mobile. Lalu juga aplikasi media sosial juga ditemukan seperti Viber dan Weibo, jadi bukan hanya TikTok.

"Ini sangat, sangat berbahaya. Aplikasi ini membaca clipboard dan tidak ada alasan untuk melakukan ini. Aplikasi yang tidak memiliki bidang teks untuk memasukkan teks, tidak memiliki alasan untuk membaca teks clipboard." kata Mysk

Tidak diketahui apa alasan mengapa aplikasi-aplikasi ini mencoba untuk mengakses clipboard pengguna.

Namun atas kejadian TikTok kemarin, perusahaan asal China ini beralasan karena perusahaan ingin mencegah spam dan mereka pun berjanji tidak akan lagi mengakses clipboard pengguna secara otomatis. Fungsi ini dijanjikan segera hadir pada update aplikasi mereka.

Untuk diketahui, clipboard di smartphone kita berisi informasi penting. Kita sering menyalin informasi rahasia seperti password, nomor kartu kredit, alamat rumah, dan hal personal lainnya. Jadi, penggunaan clipboard bisa sangat berisiko.

Penanganan Corona Bikin Kesal Jokowi, Pakar Sentil Peran Gugus Tugas

Baru-baru ini pernyataan Jokowi kepada menteri-menterinya beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik. Hal ini berkaitan dengan penanganan wabah Corona yang dinilai Jokowi seharusnya bisa lebih baik.
"Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah ke pemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," kata Jokowi seperti arahannya kepada Kabinet Indonesia Maju dalam rapat terbatas 18 Juni 2020 lalu, seperti yang ditayangkan YouTube Setpres pada Minggu (28/6/2020).

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, menilai penanganan wabah Corona akan lebih efektif jika membentuk komisi khusus penanganan wabah Corona. Komisi yang ia maksud seperti yang pernah dibentuk kala menangani wabah flu burung.

"Iya jadi sebegitu negara ini sudah nggak jelas akhirnya ke darurat kesmas (kesehatan masyarakat), kemudian ditangani oleh gugus tugas, dan akhirnya kan menjadi bingung tuh karena gugus tugas membawahi kementerian kesehatan padahal kementerian kesehatan tahu benar tentang wabah," kata Tri saat dihubungi detikcom Senin (29/6/2020).


"Biasanya wabah itu ditangani oleh yang menangani wabah biasanya kementerian kesehatan, mau itu wabah demam berdarah, mau wabah apapun begitu, nah termasuk emergency waktu itu flu burung saja dibuat komisi khusus flu burung begitu komisi nasional begitu," lanjut Tri.

Menurutnya lebih baik gugus tugas penanganan virus Corona COVID-19 yang sudah dibentuk dihilangkan saja. Membentuk komisi khusus untuk menangani wabah Corona dinilai Tri akan lebih efektif.

"Jadi harusnya dibuat komisi khusus waktu kaya flu burung. Jangan gugus tugas, itu akan jadi membingungkan," kata Tri.

"Jadi menurut saya mendingan presiden itu membubarkan gugus tugasnya, semakin lama semakin darurat harus dibuat komisi khusus penanggulangan COVID-19 tetap itu di bawah kemenko PMK, kemudian itu bisa mengkoordinasi kementerian yang hanya di bawah kesra atau kesejahteraan rakyat," tambah Tri.
https://nonton08.com/cast/ashtin-petrella/