Selasa, 05 Mei 2020

Pemerintah Mau Buka 900.000 Hektare Sawah Baru di Kalimantan

Untuk mengamankan stok beras, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan untuk membuka lahan persawahan baru di Kalimantan Tengah (Kalteng). Targetnya ada 900 ribu hektar (ha) lahan persawahan baru yang muncul.
Rencana itu kembali dibahas dalam rapat terbatas yang membahas mengenai bahan pangan hari ini. Sudah ada sekitar 200 ribu ha di Kalteng yang siap untuk dijadikan lahan persawahan baru. Jokowi memberikan arahan agar infrastrukturnya ditinjau kembali.

"Tadi arahan bapak Presiden karena lahan gambut dari laporan yang disampaikan Menteri PUPR, bahwa lahan gambut ini yang disiapkan bisa 1/3-nya atau sekitar 200 ribu ha. Tadi arahan bapak Presiden bahwa ini untuk ditinjau kembali termasuk infrastrukturnya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5/2020).

Memang, lanjut Airlangga, lahan persawahan di Kalimantan dari segi keuntungan jauh lebih rendah dibandingkan di pulau Jawa. Sebab lahannya rata-rata merupakan lahan gambut.

Namun pemerintah beralasan, Kalimantan berdasarkan BMKG merupakan wilayah yang masih memiliki curah hujan yang baik hingga November mendatang. Sementara wilayah lainnya sudah masuk dalam musim kemarau.

"Saran dari FAO dan juga BMKG terkait akan adanya musim kering di bulan Agustus di tahun ini di daerah-daerah Jawa, Sulawesi Selatan dan NTB. Bahkan NTB sudah mulai lebih dahulu. Maka Kalimantan yang mempunyai curah hujan relatif masih cukup baik sampai bulan November ini jadi salah satu alternatif yang nanti akan dipelajari oleh Kementan dan Kementerian PUPR dan beberapa BUMN," terangnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan, ada metode bertanam pagi di lahan rawa. Salah satunya menggunakan bibit Inbrida Padi Rawa (Inpara). Varietas padi itu tahan khusus untuk daerah rawa atau daerah yang sering tergenang air.

"Kita sudah memiliki produksi bibit yang cukup namanya Inpara, bibit ini memang bibit untuk rawa. Kita bisa berharap bisa menuai hasil yang lebih baik dibandingkan yang pernah kita lakukan pada lahan gambut yang lalu yang diasumsikan gagal itu. Memang syaratnya parit-parit kecil," terangnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi meminta BUMN dan pemerintah daerah serta Kementerian Pertanian untuk membuka lahan-lahan persawahan baru. Targetnya 900 ribu hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah.

"Itu yang sudah siap itu sebesar 300 ribu hektar, juga yang dikuasai oleh BUMN ada sekitar 200 ribu hektar. Ini dibuat perencanaan agar bisa ditanami padi, walaupun mungkin yield-nya lebih rendah dari pada yang lain. Namun kita perlu mengantisipasi kekeringan yang akan melanda di beberapa negara dan di Indonesia. Walaupun dari BMKG menyampaikan bahwa tidak akan ada cuaca kering ekstrem," tutupnya.

50.000 Alat Tes Corona Buatan Dalam Negeri Diproduksi Akhir Mei

Indonesia akan memproduksi alat pengecekan virus Corona (COVID-19), yakni rapid test berbasis Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Itu akan diproduksi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebanyak 50.000 unit pada akhir Mei 2020.
"50.000 test kit pada akhir bulan Mei yang akan datang," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam rapat kerja gabungan dengan Komisi VI, VII dan IX secara virtual, Selasa (5/5/2020).

Dia menjelaskan saat ini pihaknya sedang menunggu dua bahan baku impor yang akan datang pada 8 Mei 2020 ini sebagai pelengkap. Bersamaan dengan itu, sudah dilakukan uji validasi terhadap jenis test kit tersebut dengan menggunakan sejumlah sampel.

"PCR Test Kit saat ini telah diselesaikan uji validasi dengan menggunakan 10 box, masing-masing 25 kit sehingga jumlahnya 250 kit," sebutnya.

Lanjut dia, selain PCR Test Kit, pihaknya juga akan memproduksi Non PCR Diagnostic Test/Rapid Diagnostic Test (RDT) sebanyak 10.000 unit. Lalu akan diperbanyak secara bertahap menjadi 50.000.

"Di dalam RDT Test Kit ada beberapa tipe yang dikembangkan dan Insyaallah dalam beberapa minggu ke depan 10.000 prototipe test kit ini juga segera akan kita sebarkan, dan di-scale up mencapai 50.000 test kit bisa dilanjutkan," sebutnya.

Pihaknya saat ini sedang fokus memproduksi kedua jenis test kit tersebut sambil mendorong pelaksanaan swab test virus Corona.

"BPPT, kami fokus kepada penyelesaian test kit seperti yang disampaikan tadi ya itu RT-PCR dan juga Rapid Diagnostic Test Kit, disertai dengan kemampuan mobile laboratory yang memiliki standar biosafety level 2 untuk dapat melaksanakan swab test," tambahnya.

Dokter yang Pertama Kali Temukan Virus Corona Pada Manusia

Siapakah yang pertama kali mendeteksi eksistensi virus corona pada manusia? Jawabannya adalah seorang wanita bernama Dr June Almeida, ahli virus yang berasal dari Skotlandia. Ia menemukannya sudah lama sekali, yaitu pada tahun 1964.
Dikutip detikINET dari Miami Herald, Almeida lahir di Glasgow pada tahun 1930. Dia putri seorang sopir bus dan meninggalkan pendidikan formal di umur 16 tahun. Lalu Almedia bekerja di laboratorium hispatiologi di mana salah satu pekerjaannya memeriksa sel dengan mikroskop.

Waktu berlalu, Almeida memutuskan pindah ke London demi memajukan karirnya. Di sana, di bertemu pria pujaan hatinya dan menikah dengan seniman asal Venezuela, Enrique Almedia, pada tahun 1954.

Setelah melahirkan putri mereka, Joyce, Almeida dan keluarga pindah ke Kanada dan bekerja di Ontario Cancer Institute sebagai pakar mikroskop elektron.

Di Kanada rupanya lebih gampang mendapat pengakuan di bidang sains walaupun tanpa gelar, tidak seperti di Inggris. Berkat kepandaian dan bakatnya, Almeida pun dipromosikan beberapa kali walau kurang mendapatkan pelajaran formal.

Di situlah Almeida menyusun beberapa studi bersama koleganya soal struktur virus dan apakah wujudnya bisa divisualkan di bawah mikroskop. Waktu berlalu, Almeida akhirnya memutuskan kembali ke London pada tahun 1964, bekerja pada rumah sakit di sana.

Almedia bekerja di St Thomas' Hospital Medical School sebelum pindah ke Royal Post Graduate Medical School. Saat itulah, dia dianugerahi gelar doktor sains.

Wanita ilmuwan ini adalah yang pertama memvisualkan virus rubella dengan metode penelitian mikroskop yang ditemukannya. Ia juga mendeteksi bahwa virus Hepatitis B memiliki dua komponen.

Di London, Almedia pernah berkolaborasi dengan peneliti flu bernama Dr David Tyrrell. Mereka meneliti materi yang diperoleh dari pencucian hidung relawan. Salah satu spesimen yang didapat, diperiksa dengan seksama oleh Almeida di bawah mikroskop.

June Almeida
Penampakan pertama coronavirus. Foto: istimewa
Setelah menelitinya, Almedia melihat partikel-partikel baru yang ia deskripsikan mirip dengan spesimen influenza, tapi tidak sama. Spesimen itulah yang dikenal sebagai virus Corona manusia pertama. Penemuan ini dipublikasikan pada tahun 1965 di British Medical Journal.

Kemudian, foto pertama virus corona dipublikasikan dua tahun kemudian di Journal of General Virology. Coronavirus adalah tipe virus yang namanya berarti mahkota, berasal dari bentuk seperti mahkota di permukaannya.

Saat ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang diketahui dapat menginfeksi manusia termasuk MERS, SARS serta SARS-CoV-2 (dikenal juga sebagai COVID-19) yang tengah mewabah.

Almeida wafat pada bulan Desember 2007 di usia 77 tahun. Pekerjaannya di masa lalu itu turut membantu periset zaman sekarang untuk melawan COVID-19.

Pemerintah Mau Buka 900.000 Hektare Sawah Baru di Kalimantan

Untuk mengamankan stok beras, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan untuk membuka lahan persawahan baru di Kalimantan Tengah (Kalteng). Targetnya ada 900 ribu hektar (ha) lahan persawahan baru yang muncul.
Rencana itu kembali dibahas dalam rapat terbatas yang membahas mengenai bahan pangan hari ini. Sudah ada sekitar 200 ribu ha di Kalteng yang siap untuk dijadikan lahan persawahan baru. Jokowi memberikan arahan agar infrastrukturnya ditinjau kembali.

"Tadi arahan bapak Presiden karena lahan gambut dari laporan yang disampaikan Menteri PUPR, bahwa lahan gambut ini yang disiapkan bisa 1/3-nya atau sekitar 200 ribu ha. Tadi arahan bapak Presiden bahwa ini untuk ditinjau kembali termasuk infrastrukturnya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Selasa (5/5/2020).

Memang, lanjut Airlangga, lahan persawahan di Kalimantan dari segi keuntungan jauh lebih rendah dibandingkan di pulau Jawa. Sebab lahannya rata-rata merupakan lahan gambut.

Namun pemerintah beralasan, Kalimantan berdasarkan BMKG merupakan wilayah yang masih memiliki curah hujan yang baik hingga November mendatang. Sementara wilayah lainnya sudah masuk dalam musim kemarau.

"Saran dari FAO dan juga BMKG terkait akan adanya musim kering di bulan Agustus di tahun ini di daerah-daerah Jawa, Sulawesi Selatan dan NTB. Bahkan NTB sudah mulai lebih dahulu. Maka Kalimantan yang mempunyai curah hujan relatif masih cukup baik sampai bulan November ini jadi salah satu alternatif yang nanti akan dipelajari oleh Kementan dan Kementerian PUPR dan beberapa BUMN," terangnya.