Jumat, 01 Mei 2020

250 Ventilator Asal China Diklaim Dokter Inggris Bermasalah dan 'Tak Aman'

Sebanyak 250 ventilator yang didatangkan dari China diklaim dokter Inggris tak aman. Bahkan ventilator tersebut dilaporkan malah dapat membuat pasien Corona mengalami dampak yang fatal, demikian laporan NBC News.
Dokter senior di Inggris mengatakan ventilator yang diterima tidak dapat dibersihkan dengan benar, desainnya tidak dikenali, dan pasokan oksigennya bermasalah. Sejumlah ventilator juga disebut memiliki instruksi manual yang membingungkan.

Sebuah surat yang dilayangkan dokter perawatan intensif pada pimpinan layanan kesehatan masyarakat Inggris (NHS) mengingatkan bahwa ventilator tersebut tidak aman. Sebelumnya, para menteri kabinet Inggris memuji kedatangan 300 ventilator dari China pada 4 April.

"Kami telah membeli ventilator invasif dari mitra di luar negeri, termasuk Jerman dan Swiss, dan hari ini 300 ventilator baru tiba dari China," kata Michael Gove, Sekertaris Kabinet, mengatakan kepada NHS.

"Saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Tiongkok atas dukungan mereka dalam mengamankan kapasitas itu," lanjutnya.

Namun sembilan hari kemudian, sekelompok dokter dan manajer medis menulis kepada pemerintah untuk memperingatkan bahwa 250 model Shangrila 510 yang dibuat oleh Beijing Aeonmed Co.Ltd, salah satu produsen ventilator utama China, berpotensi mematikan.

"Kami percaya bahwa jika digunakan, kemungkinan besar pasien yang terluka, termasuk kematian, kemungkinan besar," tulis surat tersebut, pada 13 April lalu.

"Kami menantikan penarikan dan penggantian ventilator ini dengan perangkat yang lebih mampu memberikan ventilasi perawatan intensif bagi pasien kami," lanjut surat tersebut.

Mengutip The Sun, 250 ventilator yang diterima disebut tidak bisa digunakan karena memiliki kasing kain yang tidak bisa dibersihkan dengan benar. Pasalnya, hal tersebut sangat penting untuk mengekang penyebaran virus Corona yang mudah menular.

Cemas Menghantui, Ini 5 Tips Jaga Kesehatan Jiwa di Tengah Pandemi Corona

 Pandemi virus Corona COVID-19 kerap membuat kita takut, cemas bahkan stres sehingga perlu untuk menjaga kesehatan mental yang baik agar mampu menghadapi situasi ini.
Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr Lahargo Kembaren, SpKJ memberikan tips mengelola kesehatan jiwa di tengah wabah virus Corona. Apa saja?

"Salah satunya membatasi info berlebihan, terhadap berita yang mungkin belum diketahui kebenarannya. Ambil jarak sejenak dari info tersebut baik untuk kesehatan jiwa kita," kata dr Lahargo dalam konferensi pers daring di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Berikut 5 tips menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Corona menurut dr Lahargo:

1. Membatasi informasi yang berlebihan
Membatasi informasi yang berlebihan terhadap berita-berita yang mungkin belum diketahui kebenarannya. Karena kecemasan, kekhawatiran itu bisa muncul akibat terlalu banyaknya kita menonton, membaca informasi yang berlebihan.

2. Memilah informasi
Penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya agar kita melakukan pencegahan dan melakukan penanganan sesuai dengan yang dianjurkan.

Membaca sumber dari sumber yang keliru akan membuat kita menjadi lebih cemas, lebih khawatir, dan memungkinkan untuk memunculkan masalah kesehatan jiwa.

3. Melakukan hal positif
Kita juga perlu mengatasi berbagai kondisi perasaan yang tidak nyaman dengan melakukan hal-hal yang positif. Hindarilah merokok, minum alkohol, atau narkoba untuk mengatasi perasaan tidak nyaman.

Karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Apabila kita merasakan stres, perasaan yang tidak enak, segeralah berkonsultasi ke profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater, perawat jiwa, psikolog. Semua itu dapat membantu kita untuk mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat.

4. Atasi emosi
Kita juga perlu mengatasi berbagai emosi yang kita rasakan sekarang ini dengan berbagai keterampilan yang bisa kita lakukan.

Seperti melakukan relaksasi dengan menarik napas dalam, atau teknik yang disebut progressive muscle relaxation dan juga mindfulness. Keterampilan-keterampilan mengatasi emosi bisa kita kita gunakan di waktu sekarang ini yang akan membuat perasaan tidak nyaman akan kembali membaik.

5. Mencari Pertolongan profesional
Psikiater Indonesia siap memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial karena wabah virus Corona COVID-19. Dengan menyediakan periksa dan konsultasi secara online.

Masyarakat bisa menghubungi di www.pdskji.org, konsultasi online ini bisa mengetahui seperti apa kondisi kesehatan jiwa masyarakat. Apakah mengalami suatu depresi, cemas, atau trauma psikologis.

"Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu-ragu berkonsultasi dengan profesional apabila dibutuhkan," pungkasnya.

Prediksi 'The Simpsons' hingga Buatan Manusia, Ini 8 Teori Konspirasi Corona (2)

Koneksi '5G'
Tak hanya itu, virus Corona juga disebut menyebar lewat jaringan 5G. Dampaknya, banyak orang yang akhirnya merusak beberapa tower 5G seperti misalnya di Inggris.

Informasi ini menyebabkan beberapa tower 5G di Inggris rusak karena dibakar oleh masyarakat. Orang yang membakar tower 5G tersebut termakan teori konspirasi jaringan 5G yang disebut bisa menyebarkan virus Corona atau COVID-19.

"Itu hanya omong kosong, omong kosong yang sangat berbahaya," ucap Menteri Kantor Kabinet Inggris, Michael Gove.

Buatan Bill Gates
Banyak tudingan yang mengatakan dalang di balik terjadinya pandemi virus Corona COVID-19 di dunia adalah Bill Gates. Ia dicurigai mempunyai agenda tertentu di balik pandemi ini. Alasan ini muncul lantaran Bill Gates ingin segara membuat vaksin virus Corona dan telah menggelontorkan sejumlah dana sebanyak USD 250 juta atau setara dengan 3 triliun rupiah.

Namun ia dengan tegas membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan tindakannya tersebut semata-mata karena ingin membantu dunia menghadapi virus Corona.

"Saya katakan ironis jika Anda mengincar saseorang, yang melakukan yang terbaik untuk membuat dunia siap. Kita memang berada di situasi gila jadi akan ada rumor gila juga," kata Bill Gates.

Senjata biologis China
Muncul pertama kali di Wuhan, virus Corona diyakini merupakan senjata biologis dari Wuhan, China, yang sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium dengan tujuan menyerang negara lain. Namun, hasil penelitian menyebutkan bahwa virus Corona ditularkan secara alami dari hewan seperti kelelawar.

"Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus Corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.

Tidak lebih berbahaya dari SARS
Beberapa orang di seluruh dunia mulai membandingkan wabah tersebut dengan wabah sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003. Para ilmuwan berpendapat bahwa jika virus semakin mudah menular, semakin rendah juga tingkat kematian, yang berarti bahwa virus yang mudah menular tidak terlalu mematikan.

Faktanya kini tingkat kematian akibat COVID-19 sebanyak 18 persen sementara tingkat kematian SARS dilaporkan 10 persen.

China sembunyikan wabah Corona
Sempat muncul spekulasi soal pemerintah China yang berusaha menutupi wabah Corona dan data resmi yang selama ini dilaporkan ke publik. Faktanya delapan orang termasuk dokter di Wuhan yang mengingatkan awal kemunculan Corona memang sempat dihalangi oleh petugas setempat karena khawatir meresahkan warga.

Namun rumor terkait China menutup-nutupi dinilai tidak berdasar sama sekali. Hanya berdasarkan argumen atau pernyataan-pernyataan saja.

Berasal dari pasar Wuhan
Para ilmuwan belum dapat menentukan asal virus Corona COVID-19 tetapi spekulasi tersebar luas bahwa virus tersebut berasal dari pasar makanan laut. Ini dibuktikan dengan laporan dari otoritas kesehatan China dan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan bahwa 'sebagian besar' kasus memiliki kaitan dengan pasar makanan laut yang ditutup pada 1 Januari.

Sementara itu di forum online, muncul berbagai kecurigaan bahwa virus itu bisa berasal dari Wuhan, Institut Virologi, yang menampung satu-satunya laboratorium biosafety level-empat China (klasifikasi laboratorium level tertinggi yang mempelajari virus paling mematikan).

Orang yang juga mendukung teori ini adalah senator AS Tom Cotton yang muncul di Fox News dan menuduh bahwa virus itu memang bisa berasal dari laboratorium. Beberapa netizen juga telah menuduh bahwa ini adalah upaya untuk mengendalikan populasi China. Namun, klaim tersebut tidak berdasar.