Jumat, 01 Mei 2020

Prediksi 'The Simpsons' hingga Buatan Manusia, Ini 8 Teori Konspirasi Corona

 Wabah Corona saat ini setidaknya sudah menginfeksi lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia. Lebih dari 200 ribu orang dilaporkan meninggal dunia karena virus Corona COVID-19.
Seiring dengan wabah yang belum selesai, teori konspirasi pun bermunculan. Seperti yang sempat dijelaskan psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ, dari RS Jiwa beberapa waktu lalu, teori konspirasi memang sering muncul di tengah ketidakpastian dan adanya peristiwa besar termasuk wabah Corona.

Berikut 8 teori konspirasi soal Corona yang sempat membuat heboh, dirangkum detikcom dari berbagai sumber.

Berawal dari animasi 'The Simpsons'
Sebuah postingan di Facebook pada 20 Februari menunjukkan gambar dari episode tahun 1993 di mana karakter animasi 'The Simpsons', Homer Simpson dan Principal Skinner sedang sakit. Sementara gambar lain menunjukkan penyiar membacakan selembar kertas dengan menyinggung soal 'virus Corona' dengan latar seekor kucing muncul di layar di belakangnya.

Namun faktanya gambar tersebut diubah. Tiga gambar berasal dari sebuah episode yang disebut 'flu Osaka' di mana seorang pekerja pabrik batuk ke dalam paket untuk Homer dan dia jatuh sakit. Namun, teks di balik penyiar pada gambar keempat, tidak mengatakan 'virus Corona'.

Diprediksi dari novel tahun 1981
Usai wabah Corona muncul, beberapa orang menunjukkan adanya sebuah prediksi terkait Corona di dalam novel keluaran tahun 1981 dengan judul 'The Eyes of Darkness', penulisnya Dean Koontz. Hal yang diceritakan dalam buku tersebut berawal dari kisah seorang ibu yang berusaha mencari tahu putranya yang hilang secara misterius dalam perjalanan berkemah.

Anaknya disebut tertangkap di Wuhan, China, tempat di mana adanya sebuah virus yang mematikan. Karakter yang disebut bernama Dombey dalam novel ini lalu menceritakan sebuah laporan tentang virus mematikan yang disebut 'Wuhan-400'. Disebutkan 'Wuhan 400' dikembangkan di laboratorium RDNA di luar kota Wuhan, dan 'itu adalah strain mikroorganisme buatan manusia.

Bagian ini kemudian memberikan perincian yang rumit tentang bagaimana virus mempengaruhi tubuh manusia. Hal ini dinilai sebagian orang mengerikan karena buku keluaran tahun 1981 ini meramalkan wabah dan memiliki kemiripan antara 'Wuhan-400' dan virus Corona baru COVID-19.

Tidak lebih berbahaya dari SARS
Beberapa orang di seluruh dunia mulai membandingkan wabah tersebut dengan wabah sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003. Para ilmuwan berpendapat bahwa jika virus semakin mudah menular, semakin rendah juga tingkat kematian, yang berarti bahwa virus yang mudah menular tidak terlalu mematikan.

Faktanya kini tingkat kematian akibat COVID-19 sebanyak 18 persen sementara tingkat kematian SARS dilaporkan 10 persen.

China sembunyikan wabah Corona
Sempat muncul spekulasi soal pemerintah China yang berusaha menutupi wabah Corona dan data resmi yang selama ini dilaporkan ke publik. Faktanya delapan orang termasuk dokter di Wuhan yang mengingatkan awal kemunculan Corona memang sempat dihalangi oleh petugas setempat karena khawatir meresahkan warga.

Namun rumor terkait China menutup-nutupi dinilai tidak berdasar sama sekali. Hanya berdasarkan argumen atau pernyataan-pernyataan saja.

Berasal dari pasar Wuhan
Para ilmuwan belum dapat menentukan asal virus Corona COVID-19 tetapi spekulasi tersebar luas bahwa virus tersebut berasal dari pasar makanan laut. Ini dibuktikan dengan laporan dari otoritas kesehatan China dan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan bahwa 'sebagian besar' kasus memiliki kaitan dengan pasar makanan laut yang ditutup pada 1 Januari.

Sementara itu di forum online, muncul berbagai kecurigaan bahwa virus itu bisa berasal dari Wuhan, Institut Virologi, yang menampung satu-satunya laboratorium biosafety level-empat China (klasifikasi laboratorium level tertinggi yang mempelajari virus paling mematikan).

Orang yang juga mendukung teori ini adalah senator AS Tom Cotton yang muncul di Fox News dan menuduh bahwa virus itu memang bisa berasal dari laboratorium. Beberapa netizen juga telah menuduh bahwa ini adalah upaya untuk mengendalikan populasi China. Namun, klaim tersebut tidak berdasar.

Terungkap, Ini Tempat Paling Berbahaya Sepanjang Sejarah Bumi

Mungkin ada di antara traveler yang penasaran, perihal tempat paling berbahaya sepanjang sejarah Bumi. Jawabannya ada di gurun ini.
Nama Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terbesar di dunia tentu sudah tak asing di telinga traveler. Gurun yang memiliki total luas hingga 9 juta kilometer persegi kerap diabadikan lewat syair hingga lagu atas pesonanya.

Hanya apabila ditilik dari segi sejarah dan fosilnya, kehidupan di Gurun Sahara malah sangat berbeda pada 100 juta tahun silam. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Jumat (1/5/2020), para ahli paleontologi bahkan sepakat menyebut nama Gurun Sahara sebagai tempat paling berbahaya dalam sejarah bumi.

Fakta itu pun dapat dilihat di wilayah perbatasan antara Maroko dan Algeria yang disebut sebagai Kem Kem Group. Pasalnya, lokasi itu menyimpan begitu banyak formasi batuan yang menyimpan sejarah Bumi sekitar 10 juta tahun silam seperti diberitakan IFL Science.

Di lokasi tersebut, para peneliti menemukan banyak fosil cartilaginous, kura-kura, pterosaurus, dinosaurus dan aneka tumbuhan zaman prehistorik selama beberapa dekade.

Yang membuatnya lebih berbahaya, Kem Kem Groups diketahui menyimpan banyak fosil karnivora berbadan raksasa. Tampak juga keanekaragaman Afrika Utara yang jauh lebih banyak dari apa yang ada di benua tersebut.

Dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan di Zookeys, sekelompok peneliti internasional membandingkan satu dekade ekspedisi dan rekor dari Kem Kem serta catatan fosil dari sejumlah museum di seluruh dunia. Hasilnya adalah catatan komprehensif fosil vertebrata dari Sahara selama hampir seribu tahun.

Data tersebut juga memberi gambaran jelas seputar lokasi dan kapan Gurun Sahara menjadi tempat paling berbahaya dalam sejarah Bumi. Ternyata, Gurun Sahara disebut paling berbahaya saat zaman Cretaceous.

Pada periode itu, kawasan di sekitar Kem Kem menjadi rumah bagi banyak spesies air dan darat. Fosil yang ditemukan mengindikasikan adanya tiga dinosaurus predator terbesar yang pernah didokumentasikan.

Antara lain Carcharodontosaurus bertaring besar sepanjang 8 meter, raptor Deltadromeu dan pterosaurus yang kerap disebut sebagai buaya terbang raksasa. Ketiganya hidup di daerah itu kala itu.

"Ini tak disangkal kali merupakan tempat paling berbahaya dalam sejarah bumi, tempat di mana manusia tak akan bertahan lama," ujar Dr Nizar Ibrahim, asisten Profesor Biologi di Universitas Mercy, Detroit.

Bayangkan sebuah tempat di mana binatang berukuran raksasa bergentayangan di daratan yang memangsa ikan berukuran raksasa.

"Tempat ini diisi oleh ikan berukuran raksasa, termasuk coelacanths raksasa dan salamanderfish. Coelacanth untuk contohnya, kemungkinan berukuran 4 hingga 5 kali lebih besar daripada sekarang. Ada juga ikan hiu gergaji air tawar bernama Onchopristis dengan gigi yang mengerikan seperti belati berduri," ujar Profesor David Martill dari Universitas Portsmouth.

Dibandingkan dengan kondisi hari ini, Gurun Sahara di masa Cretaceous memang layak disebut sebagai tempat paling berbahaya. Di antara dinosaurus predator berukuran raksasa, manusia tentu tak akan bisa bertahan lama di Gurun Sahara kala itu.