Rabu, 29 April 2020

10 Gejala Terbanyak Pasien Corona di Indonesia dan Penyakit Penyertanya

Berdasarkan laporan data resmi yang dimuat dalam laman covid.19.go.id, sebanyak 50,36 persen pasien positif virus Corona COVID-19 tak memiliki gejala. Namun pasien Corona paling banyak dilaporkan dengan gejala batuk dan demam, menyusul sesak napas dan pilek. Selain itu ditemukan pula gejala lain dengan persentase lebih kecil yaitu sakit perut dan diare.
Sementara itu, pasien Corona dengan komorbid atau penyakit penyerta ditemukan terbanyak mengidap hipertensi. Adapula laporan penyakit penyerta gangguan imun dengan angka persentase yang lebih rendah.

Berikut data gejala pasien virus Corona di Indonesia beserta persentasenya pada Selasa (28/4/2020).

Batuk: 18,73 persen
Demam: 12,5 persen
Riwayat Demam: 12,56 persen
Sesak napas: 10,2 persen
Pilek: 8,11 persen
Lemas: 8,02 persen
Sakit tenggorokan: 7,97 persen
Sakit kepala: 5,86 persen
Mual: 4,88 persen
Keram Otot: 4,23 persen
Menggigil: 2,63 persen
Diare: 2,03 persen
Sakit Perut: 2 persen
Lain-lain: 0,2 persen
Sementara data persentase pasien Corona yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid adalah seperti berikut.

Hipertensi: 35,36 persen
Diabetes Melitus: 23,93 persen
Penyakit Jantung: 13,57 persen
Penyakit Paru Obstruktif Kronis: 4,64 persen
Penyakit Ginjal: 3,75 persen
Gangguan Napas Lain: 4,64 persen
Penyakit Ginjal: 3,75 persen
Asma: 2,68 persen
Kanker: 1,07 persen
Penyakit Hati: 0,89 persen
TB (tuberkulosis): 0,89 persen
Gangguan Imun 0,71 persen

Jerinx Tantang Disuntik Virus Corona, Ini Komentar Dokter

 Jerinx jadi perbincangan di media sosial karena menganggap virus Corona COVID-19 merupakan konspirasi. Drummer Superman is Dead tersebut mengaku berani disuntik virus Corona bila ada yang menantangnya.
"Selamat pagi. Jika ada yg menantang saya ke RS untuk berinteraksi dgn pengidap covid, atau menantang saya disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya dengan syarat: Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti masih menyuarakan lockdown. WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh warga Indonesia. #matikanTV #unfollowIGpenakut #kemBALInormal," tulis Jerinx di akun instagramnya pada Selasa (28/4/2020).

Unggahan Jerinx menuai komentar netizen. Ada yang mendukungnya ada juga yang menganggapnya berlebihan.

Menanggapi hal tersebut, spesialis jantung yang juga aktif sebagai influencer kesehatan dr Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, berkomentar apa yang diucapkan Jerinx berpotensi memicu perpecahan. Dampaknya upaya pemutusan rantai penularan virus Corona selama ini bisa gagal.

"Boleh-boleh saja mengatakan ini adalah konspirasi, itu hak masing-masing orang. Bagi kami yang melihat pasien COVID-19 di RS, melihat bagaimana paru parunya rusak, bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi tiba tiba banyak dalam satu waktu, its a real thing untuk kami tenaga medis," kata dr Vito pada detikcom.

"Ya nantang disuntik virus Corona sih mungkin saja beliau berani karena justru dia cerdas. Dia tau kami dokter tidak mungkin melakukannya karena sumpah dokter kami," lanjutnya.

dr Vito berharap masyarakat memahami keadaan yang terjadi di garis depan penanganan virus corona. Harapannya semua bisa saling membantu agar wabah bisa cepat teratasi dan tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan.

"Kalaupun ini konspirasi, kalaupun benar konspirasi, fokus kami tenaga medis adalah menyelamatkan dan menolong teman-teman kami, bapak dari anak-anak, ibu dari penerus bangsa, anak-anak muda penerus bangsa yang terancam tertular penyakit yang bisa mematikan ini. Kami tidak harap dipuji-puji. Kami harap dukungan semua pihak agar wabah ini berakhir," pungkasnya.

Indonesia Masih Puncaki Daftar Kematian Virus Corona Terbanyak di ASEAN

Angka infeksi kasus virus Corona di Indonesia terus meningkat setiap hari. Penambahan harian diperkirakan berada di kisaran 200-400 kasus. Hingga hari ini tercatat terdapat penambahan 415 kasus baru sehingga total infeksi COVID-19 di Indonesia pada Selasa (28/4/2020) menjadi 9.096 orang.
Disebutkan oleh Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Ede Surya Darmawan, SKM, MDM, melihat peningkatan kasus dari awal April ke akhir April, setiap 7 hari terjadi kenaikan kasus baru sebanyak 4 kali lipat. Sebagai perbandingan, di wilayah ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua kasus terbanyak virus Corona.

"Di ASEAN, data Indonesia di bawah Singapura tapi lihat angka kematiannya. Singapura itu yang meninggal hanya 14 dari 14 ribu artinya 0,01. Kemampuan testing kita hanya 275 dari 1 juta penduduk, Singapura jauh lebih banyak. Negara lain, Vietnam saja testing-nya jauh, yang lebih miskin lagi misalnya Kamboja, tes 701 per 1 juta penduduk," jelasnya dalam webinar yang diselenggarakan pada Selasa (28/4/2020).

Berikut jumlah kasus virus Corona di beberapa negara ASEAN per Selasa (28/4/2020):

Singapura 14.423 kasus, sembuh 1.095, meninggal 14

Indonesia 9.511 kasus, sembuh 1.254, meninggal 773

Filipina 7.777 kasus, sembuh 932, meninggal 511

Malaysia 5.820 kasus, sembuh 3.957, meninggal 99

Thailand 2.931 kasus, sembuh 2.609, meninggal 52

Vietnam 270 kasus, sembuh 225, meninggal 0

Brunei Darussalam 138 kasus, sembuh 124, meninggal 1

Kamboja 122 kasus, sembuh 119, meninggal 0

Myanmar 146 kasus, sembuh 16, meninggal 5

Laos 19 kasus, sembuh 7, meninggal 0

Timor Leste 24 kasus, sembuh 2, meninggal 0

"Ini berarti bahwa sistem kesehatan kita tidak kuat-kuat amat untuk menerima pasien COVID-19. Maka dari itu segala cara harus kita lakukan untuk memutus penularan," sebutnya.

Salah satu faktor risiko yang memperbesar risiko tertular virus Corona adalah kebiasaan merokok. Di Indonesia dengan jumlah perokok aktif mencapai 70 juta jiwa, tanpa pengendalian rokok yang masif, maka angka kasus COVID-19 ke depannya akan lebih banyak. Selain itu dijelaskan pula bahwa pasien yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi dan meninggal karena COVID-19.

"Penelitian menunjukkan merokok meningkatkan risiko COVID-19 dan ada penularan lewat tangan. Risikonya 14 kali lebih tinggi dibanding yang tidak merokok. Karena itulah IAKMI menyeru pengendalian rokok harus dimasukkan ke dalam pencegahan COVID-19," pungkasnya.

10 Gejala Terbanyak Pasien Corona di Indonesia dan Penyakit Penyertanya

Berdasarkan laporan data resmi yang dimuat dalam laman covid.19.go.id, sebanyak 50,36 persen pasien positif virus Corona COVID-19 tak memiliki gejala. Namun pasien Corona paling banyak dilaporkan dengan gejala batuk dan demam, menyusul sesak napas dan pilek. Selain itu ditemukan pula gejala lain dengan persentase lebih kecil yaitu sakit perut dan diare.
Sementara itu, pasien Corona dengan komorbid atau penyakit penyerta ditemukan terbanyak mengidap hipertensi. Adapula laporan penyakit penyerta gangguan imun dengan angka persentase yang lebih rendah.

Berikut data gejala pasien virus Corona di Indonesia beserta persentasenya pada Selasa (28/4/2020).

Batuk: 18,73 persen
Demam: 12,5 persen
Riwayat Demam: 12,56 persen
Sesak napas: 10,2 persen
Pilek: 8,11 persen
Lemas: 8,02 persen
Sakit tenggorokan: 7,97 persen
Sakit kepala: 5,86 persen
Mual: 4,88 persen
Keram Otot: 4,23 persen
Menggigil: 2,63 persen
Diare: 2,03 persen
Sakit Perut: 2 persen
Lain-lain: 0,2 persen
Sementara data persentase pasien Corona yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid adalah seperti berikut.

Hipertensi: 35,36 persen
Diabetes Melitus: 23,93 persen
Penyakit Jantung: 13,57 persen
Penyakit Paru Obstruktif Kronis: 4,64 persen
Penyakit Ginjal: 3,75 persen
Gangguan Napas Lain: 4,64 persen
Penyakit Ginjal: 3,75 persen
Asma: 2,68 persen
Kanker: 1,07 persen
Penyakit Hati: 0,89 persen
TB (tuberkulosis): 0,89 persen
Gangguan Imun 0,71 persen