Baru-baru ini Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark, kedapatan berlibur ke pantai cantik di Negeri Kiwi. Namun, malah jadi masalah.
Selandia Baru jadi salah satu negara di dunia yang menerapkan aturan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. Sayang, aturan itu malah dilanggar sendiri oleh Menkes Selandia Baru, David Clark.
Seperti dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Selasa (7/4/2020), Menkes Clark diketahui mengaku berkunjung ke Pantai Doctor's Point di Dunedin bersama keluarganya pekan lalu seperti diberitakan BBC.
Menyadari kesalahannya sebagai seorang figur masyarakat, Clark pun mengajukan permohonan mundur sebagai bentuk tanggung jawabnya pada Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.
"Sebagai Menteri Kesehatan, ini menjadi tanggung jawab saya yang tak hanya harus mengikuti aturan, tapi juga menjadi contoh bagi masyarakat Selandia Baru," ujar Clark.
Beruntung, PM Jacinda masih mempertahankan Clark atas dasar kebutuhan negara yang berada dalam peperangan melawan corona. Dijelaskan, kalau Clark sangat berpeluang dipecat dari jabatannya apabila negara dalam kondisi normal.
"Kita tak dapat menerima gangguan dalam sektor kesehatan kita. Untuk alasan itu, Dr Clark akan tetap menjalani posisinya, tapi ia juga harus membayar konsekuensinya karena telah melanggar aturan," ujar Jacinda.
Terlepas dari kesalahan Menkes Clark, Pantai Doctor's Point di Dunedin memang terkenal indah. Dilihat detikcom dari situs resminya, pantai yang satu ini diketahui menawarkan panorama indah dari tepi jalan. Tak heran kalau Menkes Clark tergoda dibuatnya.
Ketika air surut, traveler pun dapat berjalan kaki menuju Pantai Canoe hingga Pantai Purakanui yang berlokasi tak jauh dari situ. Bagi pecinta petualangan, terdapat juga sejumlah gua dan cekungan pantai yang sangat mempesona.
Fakta menarik lainnya, pantai tersebut dinamakan demikian setelah sejumlah dokter membeli area di pantai tersebut untuk kawasan cagar alam pada tahun 1937 silam. Di mana berlanjut menjadi Waitati Beach Reserve Society di tahun 1955 seperti diberitakan Otago Daily Times.
Kurang lebih itulah sejumlah cerita dari pantai cantik yang menggoda Menkes Clark. Di saat seperti ini, ada baiknya kita menahan keinginan pribadi untuk liburan demi mencegah penularan corona.
Pelaku Wisata Harus Siap-siap Hadapi Traveler yang Mau 'Balas Dendam'
Pandemi Corona mengakibatkan penurunan bagi sektor pariwisata. Masyarakat memilih menahan keinginannya untuk jalan-jalan di tengah wabah Corona.
Founder & Chairman MarkPlus Tourism, Hermawan Kartajaya mengajak para pelaku wisata untuk tetap optimis dalam menghadapi COVID-19. Setelah pandemi berakhir, nantinya para turis akan melakukan wisata balas dendam setelah berbulan-bulan berada di rumah atau yang disebut dengan revenge tourism.
"Yakinlah, setelah semua berakhir, turis akan jalan-jalan lagi. Balas dendam setelah berbulan-bulan di rumah atau istilahnya revenge tourism. Pada saat itulah pelaku pariwisata harus memanfaatkannya. Persiapan itu harus dilakukan dari sekarang," kata Hermawan dalam webinar via aplikasi Zoom.
Menurut pakar marketing dunia ini, ada dua hal yang bisa dilakukan para pelaku pariwisata yaitu surviving dan preparing. Saat ini, pelaku industri pariwisata harus bertahan dengan menjaga cashflow serta memanfaatkan pemasukan yang masih ada. Selain itu dibarengi dengan persiapan bisnis setelah COVID-19 selesai.
Contohnya, beberapa destinasi pariwisata tetap bisa berpromosi dengan cara yang berbeda. Industri pariwisata bisa berpesan kepada masyarakat untuk di rumah dulu.
"Setelah itu ada pesan lagi kalau mereka menunggu turis untuk kembali lagi. Artinya pesan yang disampaikan relevan dan menunjukkan kalau destinasi tersebut sudah siap pasca COVID-19," kata Hermawan.
Menurut Hermawan, sekarang adalah saatnya industri pariwisata untuk merancang rencana matang agar bisa memaksimalkan turis dan pemasukan ketika masa revenge tourism.
Destinasi-destinasi yang kurang populer bisa mempersiapkan diri dari sekarang untuk bisa lebih populer dan ramai dikunjungi. Seperti Bali yang sangat populer, wilayah lain bisa bersiap untuk memperkenalkan destinasi populer di Indonesia tak hanya Pulau Dewata.