Minggu, 01 Maret 2020

Tokyo dan Osaka Masih Jadi Destinasi Favorit Turis Indonesia di Jepang

Siapa yang tak terbuai keindahan Jepang? Destinasi favorit wisatawan Indonesia di Jepang ternyata masih jatuh pada Tokyo dan Osaka.

Japan Airlines Travel Fair 2019 kali ini hadir di awal tahun dengan tema Let's Go!Travel. Travel fair yang diadakan di Grand Atrium Mal Kota Kasablanka, Jakarta, ini berlangsung selama 3 hari, mulai 8-10 Februari 2019.

"Yang paling populer masih Tokyo dan Osaka . Sekarang juga Sapporo banyak banget diminati untuk yang mau lihat salju," ujar M Agil Saputra, Passanger Sales Executive Japan Airlines, Jumat (8/2/2019).

Tokyo menjadi destinasi pilihan bagi traveler yang pertama kali ke Jepang. Tokyo terkenal sebagai kota metropolitan. Lalu kalau mau liburan antimainstream?

"Liburan anti mainstream lain ada Hiroshima. Selain Hiroshima, ada Okinawa, itu Balinya Jepang," ujar Agil.

Traveler yang mau melihat keindahan sakura bisa mengunjungi Sapporo dan Osaka. Sedangkan penikmat cakrawala dan pemandangan alam, ada Kumamoto dan Aomori yang jadi pilihan.

"Tiap kota punya pesona masing-masing di tiap musimnya," tutur Agil.

Mengenal Komodo di Pulau Ontoloe

Tahukah kamu, komodo juga ada di Pulau Ontoloe, NTT. Hanya saja, ada beberapa ciri yang membedakan dibanding komodo yang berada di Taman Nasional Komodo.

Habitat komodo ternyata tidak hanya ada di Taman nasional Komodo saja. Komodo menempati beberapa tempat di NTT, salah satunya di Pulau Ontoloe yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau.

Hanya saja, ada yang membedakan penampilan komodo di Pulau Ontoloe dengan di Taman Nasional Komodo. Deni Purwandana, Koordinator Yayasan Komodo Survival Program memberikan penjelasan kepada detikTravel, Jumat (8/2/2019).

"Untuk ukuran komodo di Ontoloe, sejauh ini belum ada yang sebesar ukuran komodo di Taman Nasional Komodo. Tapi nanti, kita cek lagi datanya," kata Deni.

Ada satu ciri khas yang paling menonjol dari komodo di Ontoloe. Ciri itu adalah variasi warna kuning di badannya.

"Komodo di Ontoloe lebih kuning di bagian kepala," ujarnya.

"Yang jelas di Ontoloe, ada aktivitas reproduksi komodo juga, ada bersarang dan menetas juga," ungkap Deni.

Deni menambahkan, selama ini komodo di wilayah lain di Flores mungkin gaungnya tidak sebesar komodo di Taman Nasional Komodo. Sehingga, belum banyak orang yang tahu.

Kepala Bidang Teknis KSDA BBKSDA NTT, M Zaidi menjelaskan komodo di Pulau Ontoloe yang sudah didata sejauh ini berjumlah 17 ekor. Melalui kamera trap di Ontoloe, sepanjang tahun 2018 terlihat 6 ekor komodo.

"Pulau Onteloe tidak dihuni penduduk karena termasuk kawasan konservasi. Di sana juga hidup rusa," terangnya.

BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) NTT begitu menjaga kelestarian alam dan habitat flora dan fauna termasuk komodo di Pulau Ontoloe dan kawasan konservasi lainnya. Khusus komodo, hingga kini dilakukan terus penelitian mengenai populasi komodo di luar kawasan Taman Nasional Komodo.

Bisakah wisatawan mengunjungi Pulau Ontoloe?

"Bisa, karena memang lokasi wisata. Tapi, didampingi pemandu wisata yang ada di lokasi," tutupnya

Liburan Dadakan ke Bandung, ke Orchid Forest Saja Yuk

Mau liburan dadakan ke Bandung dan bingung mau kemana? Ke Orchid Forest saja, hutan cantik berkonsep kekinian. Kuy!

Orchid Forest merupakan hutan pinus yang berada di Cikole, Bandung. Hutan cantik ini sekarang menjadi salah satu destinasi favoritnya wisatawan yang ingin bersantai menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir pekan. Juga, hutan yang kaya akan anggrek ini juga berkonsep kekinian.

Menuju ke Orchid Forest bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Namun traveler mesti berhati-hati karena menuju ke sini jalannya berkelok-kelok. Apalagi di saat weekend, harus bersabar menghadapi kemacetan karena ramainya wisatawan.

Minggu lalu detikTravel berkunjung ek Orchid Forest dan merasakan bagaimana sejuk dan segarnya udara di sini. Juga pemandangan yang cantik membuat lelah bekerja hilang sejenak.

Terlihat bus-bus wisata memebuhi parkiran, begitu juga mobil pribadi. Memang, tempat ini selalu ramai oleh wisatawan. Semua umur bisa masuk ke sini karena kawasan hutan juga ramah anak. Dengan tiket seharga Rp 35 ribu, kamu bebas menjajali kawasan hutan pinus seluas 12 hektar ini.

Memasuki kawasan hutan pinus ini, traveler akan dibuat takjub oleh rindang dan rapinya tata bunga-bunga dan tanaman hingga elok di pandang mata. Juga kawasan ini ditata sangat instagramable, sangat cocok untuk kawula muda yang suka eksis di media sosial.

Susana yang sejuk dan rindang, juga indahnya tata tanaman membuat kita tidak lelah menelususri hutan. Traveler tenang saja, ada jalur khusus untuk berjalan kaki. Jadi tidak perlu khawatir kotor karena tanah.

Traveler juga tidak perlu khawatir kelelahan, haus dan lapar. Di dalam terdapat cafe dan food court serta bangku-bangku santai yang tersebar di kawasan hutan pinus. Juga banyak lahan kosong nan hijau yang bisa traveler gunakan untuk duduk bersantai bersama.

Arman, salah satu pengunjung mengungkapkan bahwa ini kunjungannya yang kedua kali ke Orchid Forest. Dia dan keluarganya tak bosan menghabiskan waktu di sini.

"Saya bersama keluarga sudah kedua kalinya berkunjung ke sini. Kami dari Jakarta merasa tenang bisa bersantai. Tempatnya sejuk," ungkapnya.

Lain lagi cerita yang diungkapkan Indah yang baru pertama kali berkunjung. Bersama teman dan keluarganya dia merasa senang dan beruntung bisa ke sini.

"Tempatnya instagramble banget ya. Biaya masuknya juga nggak terlalu mahal. Aku senang bisa bareng teman dan keluarga datang ke sini. Tempatnya cantik dan luas banget," ungkapnya.

Di kawasan Orchid Forest juga ada beragam fasilitas edukasi yang bisa dimasuki. Ada Rabbit Forest, Orchid House, Taman Bunga Bangkai, Terrace Paphio, Miniatur Hutan, dan Green House. Traveler yang ingin membeli angrek juga bisa ke Bazar Anggrek.

Ini nih favoritnya anak milenial di Orchid Forest, Wood Bride. Sebuah jembatan ganung sepanjang 150 meter yang menyala di malam hari. Saat menjelang malam jembatan ini akan terlihat cantik dan bagus untuk foto-foto.

Untuk bisa menaiki jembatan ini, traveler dikenakan bayaran Rp 20 ribu. Biaya ini tidak hanya untuk menaiki jembatan saja, tapi juga nantinya traveler bisa menaiki flying fox yang beraada di ujung jembatan. Jadi tidak perlu capek-capek jalan ke titik awal. Seru kan?

Nah kamu mencari titik instagramble, tidak perlu khawatir. Di sini banyak spot yang bisa kamu kreasikan. Ada payung-payung, gantungan bola-bola pimpong, taman-taman bunga beragam warna, deretan pepohonan pinus dan banyak lagi. Dijamin kamu akan puas hunting foto di sini.

Traveler yang membawa anak kecil tidak perlu khawatir. Di sini juga ada wahana ramah anak yaitu istana mini dan Rabbit Forest. Ajak saja anak-anak memberi makanan untuk kelinci-kelinci menggemaskan.

Lagi nih, traveler yang ingin kemping di kawasan cantik ini juga bisa. Di sini ada area kempingnya kok. Di sini ada layanan shuttle gratis yang bisa traveler gunakan untuk menuju parkiran. Tempat ini memang cocok untuk liburan dadakan di akhir pekan.