Sabtu, 29 Februari 2020

Mengenal Pulau Bulan Sabit di Kutub Selatan

Kutub Selatan merupakan misteri, tiap sudutnya punya cerita tersendiri. Salah satunya adalah Half Moon Island alias Pulau Bulan Sabit.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Senin (11/2/2019) Half Moon Island merupakan bagian dari South Shetland. Lokasinya, ada di bagian utara Kutub Selatan.

Half Moon Island punya luas 171 hektar. Kontur tanahnya hanya bebatuan, lumut, salju dan es. Namanya juga di kawasan Kutub Selatan, artinya sepanjang tahun suhunya begitu dingin.

Half Moon Island adalah pulau yang tidak ada manusianya. Meski begitu, di bagian baratnya terdapat Camara Naval Base, suatu basis penelitan yang didirikan para ilmuwan dari Argentina. Didirikan tahun 1953, stasiunnya biasa didatangi para peneliti di musim panas.

Penghuni asli Half Moon Island adalah para penguin, anjing laut dan berbagai koloni burung. Bahkan, jumlah penguin di pulaunya mencapai angka 3.000 ekor!

Bisakah turis datang ke Half Moon Island? Jawabannya, ternyata bisa!

Kapal pesiar yang berlayar dengan rute ke Antartika, pasti melintasi Half Moon Island. Turis diizinkan turun ke pulaunya, akan tetapi harus bersama pemandu dan amat ketat aturannya perihal pelestarian lingkungan.

Di beberapa waktu tertentu, Half Moon Island ditutup alias tidak dikunjungi. Meski tidak masuk kekuasaan negara manapun, Half Moon Island dijaga oleh 12 negara yang menandatangani Antarctic Treaty System. Itu suatu semacam Perjanjian Antartika sejak tahun 1959 yang dilakukan oleh 12 negara. Isinya menjaga Kutub Selatan untuk kepentingan penelitian.

Bagi para fotografer, Half Moon Island bagaikan surga untuk memotret bentang alam dan keindahan Kutub Selatan. Bagi para peneliti, mereka dapat meneliti kehidupan koloni penguin sampai burung.

Bagi para traveler, Half Moon Island adalah suatu destinasi yang paling tidak... Paling tidak, bisa menapakan kaki di sana sekali seumur hidup.

Selama 2018, Pesanan Grab di Bandara Soetta Capai Ratusan Ribu

Program pemerintah Wonderful Indonesia menjadi sektor andalan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi, mulai dari destinasi hingga transportasi. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih agar dapat membantu menarik banyak wisatawan. Salah satunya lewat keberadaan bandara yang dapat mempermudah wisatawan untuk menjelajahi Indonesia.

Bandara internasional di Indonesia yakni Soekarno-Hatta (Soetta) menjadi salah satu dari pintu kedatangan para wisatawan mancanegara. Bahkan, lembaga penilai aviasi dari Inggris OAG pernah mencatatkan Soekarno-Hatta menjadi bandara tersibuk ke-9 di dunia pada 2018.

Oleh karena itu, dalam mendukung pariwisata baik turis lokal maupun internasional, salah satu penyedia transportasi online, Grab memperluas layanan GrabCar ke bandara-bandara di Indonesia, salah satunya Bandara Soekarno-Hatta. Selama 2018, Grab mencatat ada 2,7 juta perjalanan baik itu menuju atau dari 6 bandara di Indonesia menggunakan GrabBike maupun GrabCar.

"Total perjalanan menggunakan layanan GrabBike dan GrabCar menuju dan dari 6 bandara di Indonesia mencapai lebih dari 2,7 juta perjalanan pada tahun 2018," tulis Grab dalam rilis resminya, Minggu (10/2/2019).

Adapun perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta, Grab mencatat ada lebih dari 500 ribu perjalanan. Sementara perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta tercatat lebih dari 90 ribu perjalanan.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar mengatakan salah satu hal terpenting dalam kenyamanan turis berwisata adalah kemudahan akses terhadap transportasi yang dapat diandalkan. Dalam hal ini, Grab bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dalam upaya mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia.

"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019. Sebagai mitra resmi pemerintah, Grab menjalankan kampanye #JelajahIndonesiaLebihDekat yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dimana Grab akan memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi 20 juta wisatawan mancanegara dan mempromosikan destinasi wisata terbaik di Indonesia kepada lebih dari 125 juta pengguna Grab di 8 negara," paparnya.

Sejarah Halim Perdanakusuma Jadi Bandara Komersial di Jakarta

Halim Perdanakusuma merupakan salah satu bandara di Jakarta yang banyak digunakan untuk penerbangan domestik. Bandara yang awalnya bernama Bandara Tjililitan ini juga memiliki sejarah panjang dan kisah-kisah yang tidak banyak diketahui orang-orang.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, pada masa perang kemerdekaan penerbang bernama Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli di Muangthai (Thailand). Untuk mempelajari pesawat tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak disebutkan negara mana yang membuat pesawat tersebut.

Dari Thailand pesawat menuju ke Indonesia. Namun malang, pesawat itu tak kunjung sampai. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayat yang terdampar di kawasan pantai. Dan saat itu kondisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma. Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum ditemukan.

Sebagai tanda penghargaan, keduanya dijadikan pahlawan nasional Indonesia dan nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai Bandara Pangkalan TNI AU di Jakarta Timur sedangkan Iswahyudi diabadikan sebagai Pangkalan TNI AU di Madiun.

Saat ini, bandara halim lebih banyak digunakan untuk kegiatan militer dan tamu VIP yang menjadi bagian sejarah seperti kunjungan beberapa presiden atau raja di dunia. Adapun mulai tahun 2014 Bandara Halim Perdanakusuma digunakan juga untuk penerbangan komersial terbatas karena untuk menampung dan membantu Bandara Soekarno-Hatta yang sudah penuh sesak.

Kini, salah satu perusahaan ride hailing, Grab, juga mengambil bagian sebagai penghubung menuju dan dari Bandara Halim Perdanakusuma untuk para pengunjung. Selama 2018, Grab setidaknya ada lebih dari 500 ribu perjalanan menuju bandara halim perdana kusuma, dan sekitar 200 ribu perjalanan dari bandara tersebut.

Marketing Director Grab Indonesia, Mediko Azwar mengatakan salah satu hal terpenting dalam kenyamanan turis berwisata adalah kemudahan akses terhadap transportasi yang dapat diandalkan.

"Pencapaian pada tahun 2018 ini memacu Grab sebagai O2O mobile platform terkemuka di Indonesia, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan kami dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia pada 2019," ujar Mediko.

Sebagai mitra resmi pemerintah, Grab juga menjalankan kampanye #JelajahIndonesiaLebihDekat yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dalam mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia.

Mengenal Pulau Bulan Sabit di Kutub Selatan

Kutub Selatan merupakan misteri, tiap sudutnya punya cerita tersendiri. Salah satunya adalah Half Moon Island alias Pulau Bulan Sabit.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Senin (11/2/2019) Half Moon Island merupakan bagian dari South Shetland. Lokasinya, ada di bagian utara Kutub Selatan.

Half Moon Island punya luas 171 hektar. Kontur tanahnya hanya bebatuan, lumut, salju dan es. Namanya juga di kawasan Kutub Selatan, artinya sepanjang tahun suhunya begitu dingin.

Half Moon Island adalah pulau yang tidak ada manusianya. Meski begitu, di bagian baratnya terdapat Camara Naval Base, suatu basis penelitan yang didirikan para ilmuwan dari Argentina. Didirikan tahun 1953, stasiunnya biasa didatangi para peneliti di musim panas.