Minggu, 12 Januari 2020

Ketika Keturunan Walt Disney Kritik 'Tempat Paling Bahagia di Bumi'

Selama ini taman rekreasi Disneyland kerap disebut sebagai 'tempat paling bahagia di bumi.' Hanya menurut cucu sang pendiri, kondisinya tidak demikian.

Istilah 'The Most Happiest Place on Earth' yang identik dengan taman rekreasi Disneyland tak selalu demikian. Setidaknya untuk para karyawan yang mengabdi di tempat paling membahagiakan tersebut.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (17/7/2019), hal itu pun diungkapkan oleh cucu dari sang pendiri Disneyland yang bernama Abigail Disney pada media Yahoo News.

Sebagai cucu dari pendiri 'The Walt Disney Company,' Roy Disney (kakak tertua Walt Disney), Abi yang merupakan produser film serta filantropis itu dibuat penasaran akan kondisi taman rekreasi yang jadi warisan kakeknya tersebut.

Bermula dari curhatan dari salah satu karyawan Disneyland yang dianggapnya cukup meresahkan, Abi berinisiatif datang dan menyelinap ke Disneyland Park di Anaheim, California.

Dalam usahanya tersebut, Abi menemui dan berinteraksi langsung dengan tiap karyawan yang ditemuinya di sana. Mayoritas berujar, kalau pendapatan yang minim membuat hidup mereka kian sulit.

"Tiap orang yang saya temui mengatakan, saya tak tahu bagaimana cara untuk tetap tersenyum dan ramah ketika saya harus pulang ke rumah dan mencari makanan di tong sampah tetangga," ujar Abi dalam podcast terbaru Yahoo yang bertajuk Through Her Eyes.

Walau Abi tak terlibat secara langsung dalam operasional Disneyland, ia berujar kalau kondisi kerja di sana sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh kakeknya.

"Saya merasa begitu marah ketika pergi dari sana, karena kakek saya mengajarkan untuk menghargai orang yang mengambil tiket Anda dan menuangkan soda Anda," ujar Abi.

Abi mengatakan, bahwa CEO Disneyland sekarang, Robert Iger harus menghargai setiap pekerjanya. Tak peduli apa pun posisi mereka.

"Bob harus mengerti bahwa ia juga adalah karyawan, sama seperti karyawan yang membersihkan permen karet di pinggir jalan. Mereka semua adalah sama dan punya hak," ujar Abi.

Tak sampai situ, Abi juga menulis surat panjang via surel pada Iger. Abi memberi tahu Iger, bagaimana kebijakannya akan diingat oleh dunia.

"Salah satu hal yang saya tulis padanya adalah, bahwa ia adalah CEO yang hebat, mungkin yang terbaik di Amerika sekarang. Hanya apa kamu tahu? peninggalanmu adalah sebagai seorang manager yang hebat. Jika saya jadi Anda, saya akan menginginkan sesuatu yang lebih baik. Saya ingin dikenal sebagai seseorang yang menuntun ke jalan yang lebih baik, karena itu adalah kuasa Anda," cerita Abi.

Menurut Abi, Iger tak pernah membalas pesannya. Namun, juru bicara The Walt Disney Company sempat memberi tanggapan lewat program Disney Aspire yang sangat pro karyawan Disney.

"Pekerja Amerika butuh perubahan yang berarti, mereka butuh aturan yang lebih pandai dan program praktis seperti Disney Aspire yang mendukung mereka meraih impian mereka serta memastikan kalau mereka merupakan tenaga kerja yang kompetitif di dunia," bunyi pernyataan Disney pada medi USA Today.

Pada prakteknya, seorang CEO perusahaan mempunyai kuasa atas setiap karyawan dan kebijakan perusahaannya. Di mana orang sekelas Menteri hingga kepala negara tak punya kuasa penuh untuk mengaturnya.

Lebah Hama di Magelang Kini Hasilkan Cuan Menggiurkan

Dulu lebah ini dianggap hama oleh warga di Magelang karena sifatnya merusak. Namun kini, lebah itu menghasilkan untung yang tak sedikit.

Adalah lebah stingless bee atau di Magelang dan sekitarnya dikenal dengan nama lanceng. Dulu, sebelum dikembangbiakkan, lebah ini merusak kayu atap rumah.

Hal itu dijelaskan oleh Mohamad Haris, pendiri Gubug Lanceng, yang juga jadi pelopor peternak madu lanceng di kabupatennya, Rabu (10/7/2019). Ia pun berkeinginan sangat ingin berbagi ilmu ke peternak yang lain.

Karena, tiap yang datang ke rumah atau lokasi kebunnya, ia tak ingin mereka hanya membeli hasil madunya saja. Ia ingin mereka mencicipi dulu dan belajar apa yang ada digelutinya.

"Kita ada eduwisata, belajar mengenai lebah stingless bee atau lanceng. Lokasinya di Desa Kebonrejo, Candimulyo, Kabupaten Magelang," kata Haris.

"Jadi mereka yang datang tak membeli lalu pergi, mereka perlu 'ngicipi' yang dibeli dan bisa pula mengetahui bagaimana beternak lebah lanceng," imbuh dia.

Singkat cerita, peternakan lebah lanceng tak dilakukannya sejak awal. Ia semula bekerja sebagai sales pakaian lalu mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan istrinya meninggal.

Haris mengalami patah kaki dan dirawat di rumah selama 2 tahun tapi nggak sembuh juga. Lalu, ia disarankan oleh seorang dokter untuk menggunakan madu lanceng dengan dioleskan rutin.

"Setelah menggunakan selama 3,5 bulan ada perubahan dan digunakan hingga kini. Karena di madu ini ada antibiotik dan antioksidan," cerita dia.

"Madu lanceng juga bisa untuk kekebalan tubuh. Rendah glukosa dan baik bagi penderita diabet. Asam amino tinggi. Berbentuk encer. Kalau yang glukosa tinggi itu lebah biasa," lanjutnya.

Setelah merasa lebih baik, ia berencana untuk beternak lebah lanceng. Haris lalu mencari lebah itu di rumah-rumah warga. Ia terbantu dengan program bedah rumah, karena dari kayu-kayu yang dibongkar ditemukanlah lebah lanceng.

"Ada beberapa cara yang bisa digunakan. Setelah saya punya lebah yang cukup, yang lebih sering digunakan kini adala splitting. Yakni dari 1 koloni jadi dua dan seterusnya. Cara yang pertama dulu itu mencari lebah dari rumah yang dibongkar," urai dia.

Dalam perjalanannya, ia tahu bahwa lebah lanceng hanya mau menyedot nektar dari bunga. Lebah ini nggak mau dimanipulasi dengan pemberian sirup.

"Lebah lanceng memiliki keterbatasan yakni produktivitasnya rendah. Harganya sendiri cukup mahal yakni, satu liter Rp 400 ribu. Dan dari satu kotak atau sarang dalam setahun hanya menghasilkan madu sebanyak 600 mililiter," imbuh dia.

Haris mengaku pendapatannya meningkat drastis dengan mengelola peternakan lebah lanceng. Ia kini memiliki 25 orang pekerja. Lahannya pun tersebar di lahan milik warga yang tak dikelola dengan sistem bagi hasil.

Tak berhenti di situ, ia tak pelit terhadap apa yang didapatnya. Ia terbuka bagi siapa saja yang ingin mencoba beternak lebah yang sama.

Ia kini sering didatangi tamu dari sekolah hingga kelompok masyarakat yang ingin belajar. Tak hanya itu, kini ada eduwisata di Gubug Lanceng.

"Ada teman-teman dari wisata VW Magelang di ajak tempat saya. Dan, kini bisa memberdayakan masyarakat juga di desa karena menghasilkan gula kelapa," jelas dia.

Haris memaparkan bahwa pada 2014 dimulai adanya pengunjung ke tempatnya. Lalu pada 2018, Gubug Lanceng bergabung dengan wisata VW Magelang.

"Mereka yang datang kebanyakan dari Jakarta, Semarang hingga Malang. Kunjungan wisatawan pun lumayan tinggi sekarang, yakni 300-400 orang di musim libur dan seratusan 100 di hari biasa,"tegas dia.

Namun, Gubug Lanceng masih kurang di sana-sini karena dikelola pribadi. Adapun hal itu mengenai fasilitas-fasilitas umum yang belum pernah tersentuh bantuan pemerintah.