Senin, 13 Januari 2020

Aloha! SIfat Ramah Jadi Kewajiban di Pulau Ini

Budaya keramahtamahan punya wujud yang berbeda di tiap daerah. Bukan sekedar basa-basi, di pulau ini siapa pun yang tidak berlaku ramah akan dihukum.

Berpergian ke tempat baru kerap mengajarkan kita untuk mengenal budaya baru. Meski dengan sikap yang berbeda, tiap kultur pasti mengarahkan kiblatnya kepada kebaikan dan keramahtamahan.

detikcom ingin mengajak traveler untuk melihat budaya ramah yang ada di Hawaii, seperti yang diintip dari BBC, Senin (15/7/2019). Kepulauan yang ada di Amerika Serikat ini memulai kebaikan dari salam yang mereka sampaikan, Aloha.

Aloha adalaha sapaan akrab orang Maui. Siapa pun yang mengucapkan salam Aloha, pendengarnya wajib untuk membalas.

Kata Aloha adalah inti sifat dari penduduk Hawaii. Alo memiliki arti tatap muka dan Ha berarti nafas kehidupan. Tapi itu belum komplit, Aloha adalah sebuah singkatan yang filosofis.

Akahai, artinya kebaikan yang diungkapkan dengan kelembutan. Lokahi, berarti kesatuan, diekspresikan dengan harmoni. Oluʻolu, artinya menyenangkan, diekspresikan dengan keramahan.

Haʻahaʻa, yang berarti kerendahan hati, diekspresikan dengan kesopanan. Ahonui, artinya kesabaran, diekspresikan dengan ketekunan.

Hukum ramah tamah baru diresmikan pada tahun 1986. Hal ini didasari oleh lokasi Hawaii yang terpencil. Sehingga tiap penduduknya harus berlaku ramah terhadap satu sama lain.

Hawaii adalah pusat populasi paling terpencil di dunia, dihitung dari jarak negaranya. Pantai California jaraknya sekitar 2.400 mil, Jepang lebih dari 4.000 mil. Pulau-pulau di sini kecil sebagian besar dapat dikelilingi dengan kendaraan dalam satu hari.

Tidak seperti sekarang, dulu penduduk Hawaii terisolasi dari dunia luar. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah bergaul dan berlaku hormat. Karena sumber daya manusia yang terbatas.

Perilaku Aloha terus diterapkan secara turun termurun. Bahkan kalau ada pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan orang Hawaii akan bertindak untuk menyingkirkan mereka.

Walau hanya berupa ucapan halo dan selamat tinggal, Aloha menjadi hal sederhana yang bertajuk keramah-tamahan. Sehingga roh Aloha menjadi kewajiban yang harus terus diterapkan dalam kehidupan orang Maui.

Pesona Arung Jeram Nunukan Diyakini Mampu Tarik Banyak Wisman

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melakukan langkah strategis untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia. Salah satu destinasi yang bisa ditawarkan adalah paket Arung Jeram di Nunukan.

"Potensi besarnya yang bisa dimaksimalkan. Ini merupakan sebuah keunggulan yang dimiliki Nunukan. Ini menarik terutama untuk wisatawan pencinta petualangan," ujar
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung dalam keterangannya, Senin (15/7/2019).

Adella mengatakan itu lewat siaran langsung Radio Republik Indonesia (RRI) pada Sabtu (13/7/2019) dalam Program Festival Crossborder Nunukan 2019.

Kabupaten Nunukan Kaltara memiliki track arung jeram yang cukup panjang, dari Kecamatan Lumbis hingga Kecamatan Lumbis Ogong. Lokasi arung jeram tersebut sangat strategis berada di Sungai Pensiangan yang berhulu di wilayah Negeri Sabah, Malaysia.

"Wisatawan mancanegara paling suka dengan petualangan menantang seperti ini. Saya yakin jika ini dikelola dengan baik akan banyak wisatawan terutama wisatawan Malaysia yang mengunjungi obyek wisata itu untuk berwisata. Makanya kita terus menggelar berbagai event di perbatasan untuk mengangkat potensi yang ada," ungkap Adella.

Memang tak dapat dipungkiri, peningkatan wisatawan mancanegara bergulir setiap tahunnya diperbatasan. Apalagi semenjak berbagai event digenjot di perbatasan oleh Kemenpar. Peningkatannya mencapai 30 persen setiap tahunnya.

"Dengan itu tentunya harus dicermati oleh daerah. Karena jelas, pariwisata tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Perlu peran aktif dari daerah untuk mengangkatnya. Apalagi daerahlah yang mengerti keunggulan dan potensi yang dimilikinya," kata Adella

"Ini saja sudah program ke-4 yang kita gelar di Nunukan sepanjang 2019. Dan festival ini merupakan salah satu nawacita Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran," imbuhnya.

Dia menambahkan, Festival Crossborder pun memiliki nilai langsung lainnya, dengan diadakannya festival ini tentunya akan terjadi perputaran perekonomian di daerah perbatasan.

"Bisa lihat ada pameran, ada bazaar, ada kuliner, ada produk-produk lokal unggulan daerah yang ikut dipasarkan pada saat festival berlangsung. Ini tentunya membawa pemasukan bagi pelaku UMKM di daerah," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Nunukan Syafarudin mengatakan jika festival ini merupakan salah satu bentuk perhatian pusat kepada daerah. Dengan festival ini maka berbagai destinasi yang ada di Nunukan semakin terekspose lagi.

Minggu, 12 Januari 2020

Gelar Ratas soal Pariwisata, Jokowi Soroti Enam Hal Ini

Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menindaklanjuti sejumlah kunjungan kerjanya ke beberapa provinsi dengan kawasan wisata beberapa waktu belakangan ini. Bersama dengan jajaran terkait, Jokowi menggelar rapat terbatas (Ratas) yang membahas pengembangan destinasi wisata prioritas.

Rapat terbatas tersebut berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (15/7/2019) kemarin. Melalui kunjungannya ke beberapa destinasi wisata seperti Mandalika, Danau Toba, sejumlah lokasi di Manado, dan Labuan Bajo, Jokowi mendapati adanya permasalahan yang harus dibenahi.

Secara umum, dirinya melihat permasalahan dalam hal tata ruang di daerah atau wilayah tujuan wisata. Ia berharap agar permasalahan pertama itu dapat segera diatasi oleh jajarannya.

"Memang masih ada problem pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih harus kita benahi. Terakhir, kemarin masih ada masalah misalnya di Sulawesi Utara, masih ada itu. Di Labuan Bajo juga ada," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2019).

Kemudian, persoalan infrastruktur pendukung pariwisata yang bakal memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke titik-titik destinasi wisata di satu provinsi menjadi persoalan kedua yang harus diperbaiki. Terkait hal tersebut, ia menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah dengan membantu menyiapkan infrastruktur terkait.

"Saya melihat infrastruktur masih banyak yang perlu dibenahi baik berupa terminal airport, runway yang masih kurang panjang, kemudian juga konektivitas jalan menuju ke lokasi wisata yang akan dituju, dan juga yang berkaitan dengan dermaga pelabuhan," tuturnya.

Sementara yang ketiga, saat berkunjung ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu, Jokowi berpandangan bahwa urusan pembenahan pelabuhan di lokasi tersebut sudah sangat mendesak. Bercampurnya aktivitas muat barang dan wisatawan di Pelabuhan Labuan Bajo harus segera dibenahi agar tidak terjadi keruwetan yang akan membingungkan wisatawan.

Hal lainnya yang ditekankan Jokowi ialah mengenai kesiapan sumber daya manusia (SDM) setempat yang diharapkan dapat membuka diri dan betul-betul mampu menghadirkan suasana yang nyaman bagi para wisatawan yang datang. Maka itu, dia meminta jajarannya untuk menyediakan beragam pelatihan bagi para SDM lokal.

"Semuanya diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mereka bisa betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik dengan keramahtamahan, dengan senyuman yang baik, dan juga pembenahan sarana dan prasarana yang ada," ucapnya.

"Ini akan memberikan dampak yang baik. Baik perubahan di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan," ujar dia.

Selanjutnya, Jokowi mengatakan bahwa pengembangan destinasi wisata prioritas tak hanya dilakukan pada pembangunan infrastruktur fisik semata. Presiden meminta pemerintah daerah setempat dengan dibantu lembaga terkait untuk mulai menyiapkan atraksi-atraksi wisata baru yang nantinya dapat menjadi nilai tambah dan menjadi suatu hal yang menarik wisatawan asing.

"Saya kira banyak sekali yang perlu dikerjakan misalnya tarian-tarian budaya yang dari sisi materialnya bagus, tetapi mohon ini mungkin di Bekraf bisa memberikan suntikan mengenai desain pakaian, kostum, dan lain-lain yang bisa diperbaiki dengan sebuah injeksi dari desainer yang baik," ujarnya.

Adapun hal yang keenam, apabila semua hal tersebut di atas sudah dilaksanakan dengan baik, selanjutnya pemerintah akan menggelar promosi pariwisata secara besar-besaran dan terintegrasi. Dengan itu diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah dapat terangkat dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.

"Terakhir baru promosi akan dilakukan secara besar-besaran secara terintegrasi sehingga betul-betul kita mendapatkan manfaat, mendapatkan multiplier effect yang besar, dan memberikan pertumbuhan pada ekonomi daerah maupun ekonomi nasional," tandasnya.