Rabu, 08 Januari 2020

Milenial Malaysia Rafting di Baktiraja hingga Danau Toba

Seluruh peserta program live in di homestay Bakkara lakukan rafting menyusuri sungai di Aek Silang, Baktiraja, Humbahas, hingga Danau Toba. Acara ini diikuti puluhan mahasiswa Universitas Teknologi Mara, Melaka, Malaysia.

"Bagi yang suka tantangan adrenalin, Sungai di Aek Silang, Baktiraja, menjadi destinasi terbaik. Karakter jeramnya sangat menantang. Arusnya kuat dengan debit airnya stabil sepanjang tahun. Para rafter milenial Malaysia bisa datang setiap saat," terang Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman, dalam keterangan tertulis, Minggu (28/7/2019).

Ucapannya langsung disambut dengan ekspresi bahagia para mahasiswa. Selama 2,5 jam, tak satu pun mahasiswa Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia, yang mengeluh. Menurut Izzatie, mahasiswa Universitas Teknologi Mara, Melaka, Malaysia, rafting sangat pas dengan selera pasar milenial Malaysia.

"Milenial Malaysia pasti suka tantangan seperti ini. Rombongan kami yang menginap di homestay Sinambela semuanya happy. Sepanjang sungai kami bisa tertawa lepas. Terima kasih sudah mengundang kami untuk rafting di sini," tutur Izzatie.

Mahasiswa lainnya, Mohammad Syafiq juga mengungkapkan perasaan yang senada. "Ini pengalaman baru buat saya. Luar biasa. Seronok sekali," tuturnya.

Aktivitas rafting ini dijamin aman karena ada operator pendamping. Sebelum turun ke sungai, informasi-informasi terkait karakter sungai beserta jeram-jeramnya juga disampaikan.

"Pendampingnya sangat profesional. Kami sangat tenang meski sering tersangkut batu," timpal Kalvin, peserta live in lainnya.

Bermuara di Danau Toba, aktivitas rafting ini menjadi semakin menarik. Sebab, Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia. Luasnya 1.145 kilometer persegi. Dua kali lebih luas dari Singapura yang memiliki wilayah seluas 716 kilometer persegi.

"Inilah danau terbesar kedua di dunia, sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia. Sensasi rafting-nya pasti penuh warna karena ending-nya adalah danau yang luasnya mengalahkan Singapura. Jadi, ada banyak sekali cerita yang bisa dibawa pulang ke Malaysia," ucap Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar, Rode Ayu Wahyuningputri.

Pembimbing Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta, Krisanti Kurniawan juga terlihat sumringah. Sebab, program yang di-setting bersama Kemenpar dan Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya mendapat respon positif dari milenial Malaysia.

"Yang senang dengan adventure jadi bisa merasakan sensasi arung jeram di Aek Silang dengan latar belakang pegunungan, persawahan, kebun bawang, dan finish di Danau Toba. Itu sangat luar biasa," kata Krisanti.

Beragam kehebohan tadi ikut dikomentari Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Tine-nya sangat positif. Apalagi, settingan-nya mampu membuat milenial Malaysia terpana.

"Lokasi arung jeram ini sangat unik. Finish-nya di Danau Toba. Bukan di tengah sungai seperti di tempat lain. Jadi ini satu-satunya di dunia, arung jeram yang finish di sebuah danau," kata Arief.

Ditambah lagi, Kecamatan Baktiraja berada di Lembah Bakkara. Kecamatan ini, diketahui sebagai tempat kelahiran dan basis pemerintahan Raja Sisingamangaraja.

"Experience-nya otomatis lengkap. Dengan bentang alam luar biasa, kawasan ini menjadi lokasi foto terbaik. Bila aktif di media sosial, maka kawasan ini akan menawarkan banyak konten terbaik. Destinasi ini juga ideal untuk milenial Malaysia," pungkasnya.

Belitung Angkat Sektor Pariwisata Lewat Sport Tourism

Kabupaten Belitung mengangkat potensi pariwisata lewat sport tourism. Bekerja sama dengan PT Ridemoto Prospera Indonesia, Belitung akan menggelar Belitung TT (Throne Trophy) Rally pada 17-18 Agustus 2019. Lokasinya berada di Tanjung Tinggi - Air Seruk - Sijuk, Pulau Belitung.

Wakil Bupati Belitung, Isyak Meirobie mengatakan, event ini baru pertama kali digelar di Indonesia. Event sejenis hanya terdapat di Isle Of Man, Inggris Raya. Event ini juga berhasil mengangkat nama Isle of Man di dunia pariwisata internasional.

"Event ini akan diadakan tahunan. Dengan melibatkan bikers nasional maupun internasional. Diharapkan dapat meningkatkan pariwisata Pulau Belitung," ujar Isyak dalam keterangan tertulis, Minggu (28/7/2019).

Isyak menambahkan, dunia otomotif akan semakin maju apabila didukung oleh pemerintah. Sebab, dukungan itu akan berpengaruh dengan perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Contohnya seperti Pulau Belitung yang sudah terkenal di mata dunia akan keindahan wisata alamnya.

"Kami berharap ini menjadi sport tourism yang sangat menarik bagi Indonesia. Datang menikmati alam yang indah dan juga menyaksikan Belitung menjadi Unisco Global Geopark. Anda juga telah membantu sport tourism yang Berkembang Pesat di Kabupaten Belitung," ujarnya.

Pendaftaran peserta dibuka sejak tanggal 3 Juli 2019 hingga 30 Juli 2019. Rally ini akan diikuti variasi motor mulai dari kapasitas 250 cc, 600 cc hingga 1000 cc. Para peserta akan dilepas satu persatu dengan interval 1 menit untuk mendapatkan waktu terbaik dalam menyelesaikan 1 putaran sejauh 30 km.

Ketua Panitia Belitung TT Rally, Rully Ismet mengatakan bahwa tujuan diadakannya Rally Motor Wisata ini adalah untuk menarik wisatawan datang ke Belitung. Apalagi, event ini juga diikuti peserta dari mancanagera.

"Karena Belitung Throne Trophy (TT) Sekelas Internasional baru pertama kali diselenggarakan di Belitung," ujar Rully Ismet.

Rully berharap, ajang ini menjadi awal yang baik untuk kebangkitan rally Indonesia. Dengan adanya keikutsertaan peserta mancanegara akan membuat komunitas rally nasional dapat menjalin hubungan yang positif sehingga ke depan bisa menjalin kerja sama yang semakin baik.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mendukung penuh event sport tourism ini. Dari dulu, dirinya menyarankan Belitung untuk mengembangkan wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu daya tarik menjaring wisatawan.

Ia mengatakan bahwa wisata olahraga sesuai untuk dikembangkan di Belitung karena segmen wisata tersebut memiliki komunitasnya tersendiri. Oleh karena itu, Arief juga menyarankan agar ke depan pesawat-pesawat berbadan besar bisa didaratkan di Bandara Belitung.

"Adakan di sini sport tourism, karena saya melihat Belitung ini mirip Bintan yang sudah mampu mengembangkan wilayahnya sebagai destinasi sport tourism. Sport tourism itu punya komunitas, jadi yang perlu diusahakan itu pesawatnya lebih besar," pungkasnya.