Brebes diramaikan dengan Kaligua Culture Festival (KCF). Tari rongggeng dan aneka acara budaya memukau wisatawan.
Festival budaya dan kesenian lereng Gunung Slamet di kawasan wisata Kebun Teh Kaligua, Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, berlangsung pada Sabtu-Minggu kemarin. Salah satu yang ditampilkan adalah kesenian ronggeng pada upacara pemindahan ketel uap.
Event Kaligua Culture Festival (KCF) ini banyak menarik perhatian warga. Tidak hanya warga sekitar, mereka juga datang dari luar Brebes seperti Tegal, Banyumas dan Cirebon.
Sejak dibuka pada Sabtu sore, aneka pentas kesenian khas lereng Gunung Slamet digelar. Seperti kirab budaya, pentas budaya dan lainnya. Namun ada salah satu yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah kesenian ronggeng. Kesenian ini digelar saat upacara memperingati pemindahan ketel uap raksasa.
Roggeng adalah kesenian tradisional yang memadukan antara musik dan tarian. Sejak dulu kesenian ini banyak digemari kaum lelaki karena gerakan penarinya yang erotis. Tak heran para juragan atau pengusaha sering menggelar kesenian ini untuk memberikan dan mendongkrak semangat pada para pekerjanya.
Pagelaran kesenian ronggeng di pabrik teh Kaligua itu sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun lalu. Kesenian ini digelar setiap kali memperingati berdirinya teh hitam kebun Kaligua.
Dalam sejarah berdirinya pabrik teh Kaligua, kesenian itu memiliki arti spiritual tersendiri. Selain mampu menjadi pembangkitkan semangat kebersamaan, juga memiliki arti memohon keselamatan pada Tuhan.
Kondisi jalan yang terjal memaksa pekerja memindahkan ketel dengan jalan kaki hingga memakan waktu 20 hari. Untuk menghibur pekerja yang mengotong mesin ketel uap, selama proses pemindahan ini para pekerja diikuti satu grup ronggeng. Setiap kali istirahat, wanita penari rongeng berlenggak lenggok erotis di hadapan pekerja.
Tujuannya adalah memberikan hiburan pada para penggotong mesin agar tetap bersemangat sehingga rasa lelah akan hilang. Sejak saat itulah, setiap kali memperingati berdirinya pabrik, tarian ini selalu dihadirkan.
"Budaya di Kaligua ini tidak lepas dari sejarah berdirinya pabrik teh. Ketika perusahaan awal dibangun 1879. Pada tahun 1889 perusahaan mendatangkan alat berat berupa ketel uap. Dari Desa Kretek sejauh 11 km memakan waktu 20 hari. Dalam perjalanan ketel uap ini, perusahaan mengikutkan rombongan seni ronggeng. Tujuannya untuk menghibur pekerja," ujar Yudi Purnomo, Administratur PTPN IX Kebun Teh Kaligua, Minggu (28/7/2019) sore.
Selain menampilkan kesenian ronggeng, upacara pemindahan ketel ini juga diramaikan oleh arak arakan sesaji. Gunungan sesaji ini dibuat dari aneka macam hasil bumi Desa Pandansari.
Bupati Brebes, Idza Priyanti berharap, festival budaya Kaligua ini digelar secara rutin. Selain untuk melestarikan budaya, juga diharapkan bisa menambah jumlah wisatawan di kawasan kebuh teh yang berhawa dingin ini.