Selasa, 07 Januari 2020

Santai Sejenak di Candi Prambanan

Candi Prambanan menyimpan pesona sejarah yang bertahan hingga ratusan tahun. Setelah capek berkeliling, bolehlah santai sejenak di candi ini.

Traveler menyukai sejarah? Yuk, buat daftar Travellingmu ke tempat satu ini. Sambil jalan-jalan traveler dapat pengetahuan sejarah tentang keunikan salah satu Warisan Budaya dunia oleh UNESCO lho.

Siapa yang nggak kenal Candi Prambanan, mungkin 1 Indonesia pasti tahu akan keberadaan Situs Candi ini. Candi Prambanan terletak di Kota Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Sleman. Untuk bisa ketempat ini traveler bisa menggunakan bus transjogja dan kendaraan pribadi.

Pengalaman penulis saat ke Candi Prambanan menggunakan Bus Transjogja dan saat tiba di Kabupaten Sleman penulis melanjutkan perjalanan dengan menaiki Delman sampai di pintu gerbang utama kawasan Candi Prambanan.

Untuk masuk di kawasan Candi Prambanan traveler cukup membayar Rp 40.000 di hari-hari biasa dan di hari weekend Rp 50.000.

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta.

Saat traveler sudah berada di sekitaran Candi Prambanan, traveler bakalan disuguhi dengan pemandangan yang sangat cantik, rapih dan tentunya perasaan bahagia karena bisa melihat langsung warisan dunia ini. Belum dikatakan sempurna perjalanan traveling jika belum foto selfi, dan upload instastory tentunya.

Candi Prambanan yang begitu unik ini membuat penulis bertanya-tanya "bagaimana cara mereka membuat candi sebagus ini?" "campuran material apa yang mereka gunakan sehingga bisa membuat candi ini ?"

Ah, terkagum-kagum pastinya traveler rasakan saat melihat lebih dekat dan menjelajahi setiap ruang candi tersebut.

Salah satu tempat favorit penulis adalah di lapangan hijauhnya yang terbentang luas, rasanya ingin tidur seharian di tempat itu.

Yuk, buat kamu jiwa-jiwa traveler sejati ayo datangi dan jelajahi warisan dunia satu ini.

Saat ditanya tentang Kenapa Penulis pengen ke Dubai? Karena Dubai merupakan negara yang semua warga negara pasti ingin kunjungi, jika penulis berada di Dubai hal pertama yang penulis lakukan adalah mengambil tanah Dubai kemudian penulis akan masukan ke dalam sebuah botol untuk di bawa pulang ke Sulawesi Tengah.

Mau Nonton Dieng Culture Festival? Ini Jalurnya Biar Tidak Macet

 Perhelatan Dieng Culture Festival (DCF) akan digelar Jumat (2/8) esok. Ini jalur yang bisa ditempuh traveler untuk menghindari macet. Catat ya!

Jalur pertama, bagi wisatawan dari arah barat, seperti Purwokerto dan sekitarnya bisa melalui pertigaan Singomerta ke kiri arah Madukara. Kemudian melewati jalur Pagentan - Pejawaran - Batur hingga Dieng.

Selain itu, juga bisa melewati Jalur Banjarnegara - Karangkobar - Pejawaran - Batur - Dieng. Serta, jalur Banjarnegara - Karangkobar - Wanayasa - Batur - Dieng.

"Sekarang jalur-jalur itu enak dilalui untuk ke Dieng. Hanya wisatawan harus berhati-hati terutama di tanjakan tajam seperti di tanjakan Sikelir, Wanayasa dan tikungan Paweden Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Aris Yudha Legawa, Kamis (1/8/2019).

Sedangkan jalur Batang - Dieng sudah bisa dilalui. Hanya, pengerjaan jalur tersebut masih belum sempurna. Sehingga wisatawan yang akan melewati jalur tersebut untuk berhati-hati.

Selama ini, jalur yang ramai dilalui wisatawan adalah jalur Wonosobo - Kejajar hingga Dieng. Mengingat jalur tersebut lebih dekat dibanding jalur lainnya.

"Jadi alternatif lain untuk jalur ke Dieng selain dari Wonosobo juga bisa melalui Banjarnegara," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Dwi Suryanto.

Menurut Dwi, puncak kemacetan terjadi di atas pukul 16.00 WIB. Pasalnya, banyak wisatawan yang akan melihat jazz atas awan dan pesta lampion di Dieng.

"Biasanya macetnya malam hari, sekitar jam 4 sore ke atas. Karena banyak yang ingin melihat jazz dan lampion," ujarnya.

PIFAF 2019 Pikat Wisatawan dengan Atraksi Street Dance

Polewali Mandar Folk and Art Festival (PIFAF) 2019 mulai digelar hari ini. Ajang ini dirancang untuk mengangkat potensi wisata Polewali Mandar (Polman).

Digelar hingga 7 Agustus nanti, PIFAF 2019 diikuti peserta berbagai negara dengan agenda yang cukup padat, salah satunya gelaran street dance di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Tapango, Bulo, Mapilli, Limboro dan Polewali.

"Ini keren. Cara efektif untuk memperkenalkan potensi pariwisata di penjuru Polman. Jadi konsep acaranya tidak tercentral di satu titik, tetapi menyebar diseluruh tempat. Dengan itu seluruh potensi yang ada semakin terangkat," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2019).

Street dance akan dimulai di Kecamatan Bulo. Lokasinya berada di SMPN 6 Wonomulyo pada Jumat (2/8), pukul 15.30 WITA. Di mana dijadwalkan tiga delegasi negara akan tampil di tempat ini yakni India, Ceko dan Korea Selatan.

Street dance kedua berlanjut di Lapangan sepakbola Kecamatan Limboro, Sabtu (3/8). Sama seperti hari sebelumnya, acara dimulai pukul 15.30 WITA. Di tempat ini giliran delegasi dari Timor Leste, Ekuador, Slovakia yang dijadwalkan tampil.

Pasar Pelitakan Kecamatan Tapango, menjadi destinasi selanjutnya pelaksanaan street dance, Senin (5/8). Dijadwalkan delegasi Timor Leste, Ekuador dan Slovakia akan tampil di tempat ini. Agenda street dance keempat beralih ke Kecamatan Mapilli, Selasa (6/8) di mana delegasi Ceko, Korsel dan India akan pentas di Sport Centre Mapilli.

"Saya yakin ini akan menjadi corong marketing yang baik. Karena mereka datang dan tampil di berbagai tempat. Ini tentu menjadi pengalaman yang unik yang menjadi sebuah cerita menarik. Belum lagi postingan mereka di media sosial ketika mereka berkunjung ke Polman. Ditambah lagi efek pemberitaan media yang semakin mengangkat nama Polman itu sendiri," ujar Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calendar of Event (CoE) Esthy Reko Astuti.

Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rizki Handayani mengapresiasi upaya maksimal yang dilakukan untuk mengangkat potensi wisata lewat PIFAF 2019. Dengan itu PIFAF menjadi corong promosi yang efektif disamping sebagai atraksi mendatangkan wisatawan.

"Memang seharusnya seperti itu. Atraksi wisata menjadi alat untuk mempromosikan berbagai potensi wisata yang ada di daerah. Apalagi delegasi peserta PIFAF ini berasal dari berbagai negara. Tentunya cerita ini akan mereka bawa pulang dan menjadi corong efektif memperkenalkan potensi pariwisata Polman ke dunia internasional," kata Rizki yang diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Polman, Andi Masri Masdar menjelaskan, berbagai rangkaian acara jelas ditujukan untuk mempromosikan potensi pariwisata Polman. Mulai kunjungan ke tempat wisata hingga mementaskan kesenian dari negara masing-masing. Dari kelima tempat tersebut dilakukan survei pihak Counseil International des Organisations de Festivals de Folklore et d'art Traditionnels (CIOFF) Indonesia.

"Delegasi enam negara peserta ini pun kita bawa mengunjungi sentra kerajinan dan pariwisata. Termasuk kunjungan ke wisata edukasi pelestarian penyu di Pantai Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo. Mereka pun akan diajak memeriahkan Sandeq Race 2019 pada Rabu (7/8). Termasuk juga mengunjungi berbagai destinasi yang lainnya di Polman. Semoga upaya ini semakin membuat pariwisata Polman tampil di pentas dunia," paparnya.