Kamis, 02 Januari 2020

Sudah Tahu Belum? Titik Tiga Candi di Magelang Mirip Rasi Bintang

Tak banyak yang tahu, bahwa Candi Borobudur, Pawon dan Mendut di Magelang, Jawa Tengah, menghadap satu arah mata angin yang sama yakni Timur Laut. Jika dilihat secara astronomi, ketiga candi itu berada satu garis lurus dengan rasi bintang Orion.

Dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) 'Penguatan Story Telling Pada Paket Wisata di Kawasan Candi Borobudur', Asisten Pengajar dari UGM Yogyakarta, Lui Buana, mengatakan bahwa hal ini merupakan keunikan yang perlu digali untuk pengembangan potensi wisata di ketiga Candi ke depan.

"Ini yang membuat Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon istimewa. Zaman dulu kan belum ada teleskop. Belum ada Arkeoastronomi. Tapi pembangunan candi tadi sudah mengikuti ilmu astronomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2019).

Menurut Asisten Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata, Oneng Setya Harini, cerita rakyat atau folklor yang berkelindan di sekitar Borobudur memang belum digarap dengan maksimal.

Padahal, di negara-negara lain, hal itu merupakan bagian integral dari pariwisata. Salah satunya, adalah legenda ular putih Danau Xi Hu di China.

"Kalau ceritanya dibungkus dengan rapi, pasti banyak yang ingin ke sini. Pasti banyak yang penasaran. Kok bisa ya posisi Borobudur, Mendut dan Pawon sejajar dengan rasi bintang Orion? Dulu lihatnya pakai apa? Yang penasaran dan ingin tahu, ya bisa datang cari tahu jawabannya," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar, Tendi Nuralam, mengamini bahwa potensi tersebut bisa dioptimalkan dalam bentuk paket wisata baru.

Cerita yang bisa digali pun cukup banyak. Maklum, rasi bintang Orion identik dengan mitologi Yunani dan Romawi. Ketiga bintang itu menggambarkan seorang pemburu dan dapat membuat orang penasaran terhadap hubungan antara mitologi Yunani dan Jawa.

"Ini juga menarik. Dalam khazanah Nusantara, ketiga bintang itu terletak pada sambungan antara bajak dan pegangan bajak pada lintang luku atau waluku yang digambarkan sebagai bajak sawah. Nanti kami siapkan semua ceritanya dengan kemasan menarik," terangnya.

Menpar, Arief Yahya bilang, menghidupkan narasi Borobudur, Mendut dan Pawon memang amat penting dalam proses perkembangan pariwisata di Indonesia.

"Narasi yang berlimpah di Borobudur, Mendut dan Pawon menurutnya dapat memberikan pengalaman berharga wisatawan. "Narasinya edukatif, menghibur, sarat nilai dan mampu mentransfer emosi pendengarnya dengan kemasan legenda," jelas Arief Yahya.

Dari kisah yang terus hidup dan berlanjut, lanjut Menpar, muncullah cerita yang memantik setiap pengunjung secara personal untuk menjadi seorang pencerita kepada seseorang lainnya.

"Dengan sendirinya akan menjadi sebuah pelestarian warisan pengetahuan yang terus berkembang dan meluas secara kontekstual. Ini sekaligus meningkatkan pengalaman para wisatawan dalam berinteraksi dengan destinasi yang dipilihnya," pungkas mantan Dirut Telkom itu.

Kota Apung Venesia Batasi Kapal Pesiar!

 Venesia akan memulai mengalihkan rute kapal-kapal pesiar besar jauh dari pusat kota bersejarahnya. Mengapa?

Melansir CNN, Sabtu (10/8/2019), beberapa kapal akan dialihkan ke dermaga di Terminal Fusina dan Lombardia mulai bulan depan, kata menteri transportasi Italia. Itu berarti mereka akan bersandar di sisi lain laguna Venesia, jauh dari pulau-pulau di pusat kota.

"Mulai sekarang, kami akan mengurangi jumlah kapal yang melewati Giudecca dan San Marco, terutama yang besar," Danilo Toninelli, Menteri Infrastruktur dan Transportasi Italia.

"Tujuannya adalah untuk mengubah rutenya. Itu sekitar sepertiga dari kapal pesiar yang sudah dipesan di Venesia menuju tempat berlabuh baru pada tahun 2020. Kami sudah bicara tentang hal ini selama 15 tahun dan tidak ada yang dilakukan," tambahnya.

Toninelli mengatakan akan ada jajak pendapat publik untuk memecahkan masalah kapal pesiar besar dalam jangka panjang. Ada pilihan bersandarnya kapal di terminal Chioggia, di mulut laguna.

Pengumuman ini merupakan tindak lanjut dari protes warga kota itu atas proliferasi kapal pesiar besar. Mereka membanjiri kanal dan saluran air Venesia dengan ribuan wisatawan setiap hari.

Kekhawatiran overtourism di Kota Venesia dan dampak estetika dari kapal telah lama terjadi. Dari April hingga Oktober, diperkirakan 32.000 penumpang kapal pesiar turun di Venesia setiap hari, menurut Otoritas Pelabuhan.

Pada bulan Agustus, itu bertambah menjadi 465.100 orang yang melakukan liburan ke Venesia dan menambah kekacauan karena ada 2,2 juta wisatawan tambahan yang menginap. Data dihimpun Badan Pariwisata Nasional Italia baru-baru ini.

Masalah keamanan juga jadi sorotan utama setelah kapal pesiar MSC Opera menabrak dermaga Venesia pada bulan Juni. Kapal itu juga menabrak kapal wisata yang ditambatkan dan membuat wisatawan berlari menyelamatkan diri.

Dampak lingkungan juga diklaim karena kapal pesiar besar lewat. Warga mengkritik gelombangnya mengikis fondasi bangunan yang sudah berabad-abad lamanya.

Langkah di atas bukan satu-satunya upaya yang dilakukan Venesia untuk menuntaskan masalah pariwisata. Pada bulan September, ada peraturan baru yang mengharuskan wisatawan membayar biaya masuk ke Kota Venesia hingga USD 11.

Wisatawan yang menginap akan dibebaskan biaya tiket masuk karena pajak kota sudah termasuk dalam tarif hotel. Meski demikian, padatnya kunjungan singkat terus membebani infrastruktur kota dan persewaan murah seperti Airbnb bikin wisatawan terus berdatangan.

Sudah Tahu Belum? Titik Tiga Candi di Magelang Mirip Rasi Bintang

Tak banyak yang tahu, bahwa Candi Borobudur, Pawon dan Mendut di Magelang, Jawa Tengah, menghadap satu arah mata angin yang sama yakni Timur Laut. Jika dilihat secara astronomi, ketiga candi itu berada satu garis lurus dengan rasi bintang Orion.

Dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) 'Penguatan Story Telling Pada Paket Wisata di Kawasan Candi Borobudur', Asisten Pengajar dari UGM Yogyakarta, Lui Buana, mengatakan bahwa hal ini merupakan keunikan yang perlu digali untuk pengembangan potensi wisata di ketiga Candi ke depan.

"Ini yang membuat Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon istimewa. Zaman dulu kan belum ada teleskop. Belum ada Arkeoastronomi. Tapi pembangunan candi tadi sudah mengikuti ilmu astronomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2019).

Menurut Asisten Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata, Oneng Setya Harini, cerita rakyat atau folklor yang berkelindan di sekitar Borobudur memang belum digarap dengan maksimal.

Padahal, di negara-negara lain, hal itu merupakan bagian integral dari pariwisata. Salah satunya, adalah legenda ular putih Danau Xi Hu di China.

"Kalau ceritanya dibungkus dengan rapi, pasti banyak yang ingin ke sini. Pasti banyak yang penasaran. Kok bisa ya posisi Borobudur, Mendut dan Pawon sejajar dengan rasi bintang Orion? Dulu lihatnya pakai apa? Yang penasaran dan ingin tahu, ya bisa datang cari tahu jawabannya," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar, Tendi Nuralam, mengamini bahwa potensi tersebut bisa dioptimalkan dalam bentuk paket wisata baru.

Cerita yang bisa digali pun cukup banyak. Maklum, rasi bintang Orion identik dengan mitologi Yunani dan Romawi. Ketiga bintang itu menggambarkan seorang pemburu dan dapat membuat orang penasaran terhadap hubungan antara mitologi Yunani dan Jawa.

"Ini juga menarik. Dalam khazanah Nusantara, ketiga bintang itu terletak pada sambungan antara bajak dan pegangan bajak pada lintang luku atau waluku yang digambarkan sebagai bajak sawah. Nanti kami siapkan semua ceritanya dengan kemasan menarik," terangnya.

Menpar, Arief Yahya bilang, menghidupkan narasi Borobudur, Mendut dan Pawon memang amat penting dalam proses perkembangan pariwisata di Indonesia.