Minggu, 01 Desember 2019

Kata Siapa Pasangan Muda Susah Atur Keuangan? (1)

Siapa yang lebih jago dalam mengatur keuangan? Suami atau istri? Hmm tentu tidak ada jawaban yang pasti untuk hal tersebut. Namun dalam berkeluarga tentu komunikasi yang tepat menjadi salah satu kunci untuk menciptakan keberhasilan dalam mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Kepiawaian dalam mengatur keuangan juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam berumah tangga terlepas dari suami atau istri yang lebih andal. So, pertanyaan yang lebih tepat sebenarnya adalah 'Bagaimana cara mengatur keuangan khususnya untuk para pasangan muda atau yang baru menikah?'

Mengetahui dan memahami cara dan strategi mengatur keuangan keluarga yang tepat adalah hal wajib bagi pasangan muda untuk dapat memiliki keharmonisan dalam berkeluarga.

Kemudahan mengatur keuangan hanya ada dalam teori karena pada kenyataannya, mengatur keuangan bagi pasangan muda adalah hal yang penuh dengan tantangan. Anda dan pasangan perlu belajar bersama dan terus berkembang menjadi lebih baik dalam cara mengatur keuangan, agar tahu mana yang harus diperbaiki dan mana yang dipertahankan.

Kali ini kita akan membahas hal-hal yang perlu dilakukan sebagai pasangan muda agar dapat menjadi permulaan bagi para pasangan muda dalam mengatur keuangan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Keterbukaan sedari awal adalah hal mutlak. Maka sebagai pasangan muda yang baru menikah, aset dan utang Anda sekarang saling terkait. Oleh karena itu, perlu keterbukaan untuk saling mengakui kondisi keuangan masing-masing.

Aset dan tabungan apa saja yang Anda miliki? Investasi apa yang Anda miliki? Apakah Anda memiliki utang kartu kredit? Apakah ada cicilan-cicilan yang belum lunas? Berapa besar penghasilan yang Anda dapatkan yang Anda kelola untuk semua kebutuhan keuangan Anda?

Diskusikan dengan terbuka tentang uang yang Anda miliki kepada pasangan. Dengan mengetahui keuangan masing-masing, berarti Anda dan pasangan sudah dapat memulai untuk mengelola keuangan bersama-sama.

Artinya, semua kondisi keuangan yang tadinya menjadi milik masing-masing sudah menjadi milik bersama yang akan diatur dan dikelola bersama-sama. Anda dapat memiliki tabungan atau investasi bersama.  http://nonton08.com/athirah/

Dan juga dapat menentukan utang mana yang ingin diprioritaskan untuk dilunasi terlebih dahulu. Dalam jangka panjangnya, Anda dan pasangan dapat mengatur keuangan bersama sedemikian rupa sesuai kesepakatan bersama.

Tidak hanya keterbukaan mengenai aset, utang dan seberapa banyak yang sudah dimiliki, tetapi anda juga perlu berdiskusi secara terbuka mengenai latar belakang atau persepsi anda tentang uang. Karena menikah merupakan menyatukan dua kepala menjadi satu. Dua latar belakang menjadi satu.

Hal inilah yang perlu dibicarkan Bersama juga sebagai pasangan muda. Cara Anda berpikir tentang uang dan bagaimana mengelolanya sangat ditentukan oleh pengalaman pribadi Anda sendiri, seperti kelas keuangan yang mungkin pernah Anda ambil, atau cara orang tua Anda mengajarkan nilai uang kepada Anda.

Akibatnya, tidak ada cara untuk mengetahui sikap seseorang terhadap uang tanpa komunikasi yang terbuka.

Cara Anda dan pasangan memahami uang sangat penting. Sebagian besar dari kita memahami nilai uang dari ajaran orang tua dan sangat mudah untuk membuat asumsi bahwa setiap orang percaya hal yang sama.

Konflik keuangan yang timbul dalam pernikahan sebagian besar disebabkan oleh perbedaan persepsi tentang bagaimana seharusnya uang dikelola. Oleh karena itu, hal yang paling dasar yang harus dilakukan adalah menyamakan persepsi Anda tentang uang dengan pasangan Anda.

Keterbukaan terhadap aset, utang dan berapa banyak yang sudah dimiliki termasuk juga cash flow keuangan bulanan bisa dilakukan dengan membuat catatan. Ada tools yang bisa anda pakai secara gratis bisa diunduh di sini. Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Apalagi yang harus anda lakukan? Akan diulas tuntas di artikel berikut.  http://nonton08.com/female-worker-her-sex-sales/

Mau Beli Rumah Inden? Jangan Sampai Tertipu Pengembang Nakal!

Bujuk rayu pihak developer dengan lokasi strategis, fasilitas memadai, pemandangan hijau, plus tenang, sering membuat masyarakat mantap mengambil sebuah unit properti, bisa rumah maupun apartemen.

Apalagi ada developer juga menyetujui harga rumah sudah termasuk biaya balik nama Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Tak ingin tertipu oleh pengembang nakal? Ada hal yang perlu diperhatikan saat ingin membeli rumah inden. Berikut selengkapnya:

1. Periksa Reputasi Developer
Reputasi developer sangat amat penting karena rumahnya belum jadi, sementara Anda sudah harus membayar lunas (meskipun itu dengan kredit).

Sangat penting mengetahui proyek yang pernah diselesaikan developer. Salah satu cara mengukur reputasi adalah melihat kelengkapan developer mengenai izin peruntukan tanah, prasarana yang tersedia, SHGB Induk atas nama developer, dan IMB Induk.

2. Garansi Booking Fee
Ketika Anda sudah menemukan dan memutuskan untuk membeli satu rumah dari developer, biasanya akan dimintai "kepastian" yang disebut dengan booking fee.

Pastikan Anda mendapatkan kesepakatan tertulis terkait pemesanan rumah dan item-item yang melengkapi.

Termasuk juga garansi booking fee bisa kembali jika proses pengajuan KPR Anda ditolak bank. http://nonton08.com/female-hostel-2/

3. Jangan Bayar DP ke Developer Sebelum KPR Disetujui
Sebaiknya pembayaran DP dilakukan setelah ada keputusan persetujuan KPR. Jika belum ada keputusan, sebaiknya tidak dibayar DP karena jika nanti ternyata KPR tidak disetujui, Anda harus meminta kembali DP dan itu biasanya tidak mudah (selalu ada potongan).

4. Bayar DP dan Tandatangani PPJB
Setelah membayar DP, Anda dan developer akan melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Cermati dan teliti detail isi perjanjian poin demi poin.

Seperti harga jual rumah, proses pembangunan rumah, dan biaya yang harus ditanggung pembeli. Jangan lupa untuk menegaskan sanksi yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.

Terutama sanksi yang ditujukan kepada pengembang jika mereka wanprestasi atau mangkir dari perjanjian.

5. Pantau Proses Pembangunan Rumah

Setelah proses PPJB selesai, saatnya mengawasi pembangunan rumah. Proses pembangunan rumah cukup bervariasi, bergantung dari ukuran dan model rumah yang dibangun.

Rutinlah mendatangi lokasi pembangunan rumah. Terutama untuk melihat apakah rumah yang dibangun menggunakan spesifikasi yang tertera dalam perjanjian.

Pastikan juga ukuran dan desain rumah sesuai dengan kesepakatan. Jika melenceng dari perjanjian Anda berhak untuk menggugat pengembang dan menuntut dibuatkan rumah sesuai perjanjian yang telah disepakati.

5. Minta Garansi Bangunan
Meminta garansi bangunan kepada pihak pengembang dalam bentuk tertulis dan sah. Jangan mengandalkan ucapan semata, karena akan kurang kuat di mata hukum jika suatu saat terjadi masalah pada bangunan rumah Anda.

Pastikan Anda mendapat garansi bangunan ini minimal selama 6 bulan ke depan sehingga ketika ada kerusakan yang bukan karena kesengajaan pemilik maka pihak pengembang harus mau memperbaikinya.

Anda pun akan lepas dari biaya tambahan untuk memperbaiki kerusakan, setidaknya sampai masa garansi habis.

Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah jangan sekali-kali melakukan transaksi pengalihan kredit "di bawah tangan".

Artinya atas dasar kepercayaan saja dan tanda buktinya hanya berupa kuitansi biasa, karena bank tidak mengakui transaksi yang seperti ini. http://nonton08.com/cyberbully/