Minggu, 01 Desember 2019

Benarkah Dompet Digital Malah Bikin Boros? (1)

Anda pernah dengan yang namanya latte factor? Belum lama pernah dibahas di kolom ini apa itu Latte Factor.

Adapun Latte Factor sendiri membahas fenomena generasi yang gemar ngopi dan nongkrong di kedai kopi (coffee shop) sehingga berdampak pada kondisi keuangan mereka alias kemudian menjadi boros dan tidak bisa menabung dan berinvestasi.

Hal yang mirip juga dengan latte factor terjadi dengan e-wallet alias cashless. Kita sebut saja sebagai E-wallet/cashless society factor. Mengapa?

Karena kehebohan dan keborosan yang sekarang sedang rame dibahas tersebut semua dimulai dengan adanya uang dan dompet elektronik ini. Jadi tidak adalah salahnya bila hal ini menjadi menarik untuk kita bahas.

Apa itu e-wallet? Kalau melihat dari terjemahannya ini adalah dompet dalam bentuk digital. Seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang dimulai beberapa tahun yang lalu bahwasannya BI ingin agar transaksi keuangan lebih banyak dilakukan dengan menggunakan uang elektronik dibandingkan tunai.

Mengapa? Karena transaksi dengan tunai terebut banyak sekali risikonya. Kebetulan sekali saat itu saya ikut berpartisipasi dalam Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang sudah dicanangkan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2014 yang lalu, sehingga lebih paham maksud dan tujuannya.

Apa saja sih? Cek di halaman berikutnya.

Pertama risiko sakit uang tunai adalah salah satu media penghantar yang penuh dengan kuman. Bisa dibayangkan uang tunai yang ada didompet anda tersebut sudah berpindah dari berapa tangan sebelumnya?

Uang tersebut dari mulai berbentuk mulus karena baru keluar dari cetakan berpindah tangan sampai lecek dan kumal karena terlalu sering berpindah tangan. Belum lagi uang tersebut terkena cairan, terjatuh kejalan atau selokan, dan entah apalagi yang pernah dialami oleh uang tunai (kertas) tersebut.

Bisa dibayangkan berapa banyak kuman yang menempel pada uang tersebut? Risiko berikutnya adalah risiko hilang dan dicuri. Uang tunai lebih murah untuk hilang atau dicuri.

Niat jahat atau kriminal mungkin saja terjadi karena adanya uang tunai tersebut. Menyimpan uang tunai terlalu banyak tidak baik dan mudah sekali untuk hilang atau dicuri http://nonton08.com/extraordinary-memories/

Yang tidak kalah penting adalah mencegah terjadinya risiko korupsi. Sudah menjadi rahasia umum sering kali sogokan dan korupsi diberikan dalam bentuk uang tunai, mengapa?

Karena tidak ada bukti transfernya dibandingkan bila menggunakan transfer bank. Itulah sebabnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) getol menggelar Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena transaksi korupsi tersebut cenderung dilakukan menggunakan uang tunai.

Selain itu konon biaya cetak dan mengganti uang kertas yang kotor itu ternyata cukup mahal lho setiap tahunnya. Sementara Bank Indonesia yang bisa menjaga keseimbangan antara jumlah lembar uang baru yang dicetak dengan uang lama yang ditarik peredaran.

Uang kertas yang ditarik dari peredaran tidak saja karena memang sudah kedaluwarsa (uang lama) tapi bisa saja uang yang sudah rusak, robek, jelek dan kumal. Nah, untuk itu Bank Indonesia melakukan pencetakan ulang uang-uang tersebut dan biaya untuk mencetak uang ini ternyata mahal sekali, bahkan untuk uang nominal kecil bisa saja biaya cetaknya menjadi lebih mahal dari nilai nominal uang yang dicetak tersebut.

Dan masih banyak lagi risiko-risiko lainnya. Yang pasti uang elektronik berfungsi untuk mempermudah transaksi dan meniminalkan risiko bagi kita semua.

Hanya saja banyak orang kemudian mengeluh dengan uang elektronik dan e-wallet banyak transaksi yang tidak diketahui dan tidak tercatat.

Oleh sebab itu penting sekali untuk mencatat transaksi tersebut dengan menggunakan tools yang bisa anda dapatkan secara gratis seperti aplikasi yang bisa diunduh disini.

Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam. Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.

Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh disini.

Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek disini.

Lalu apa fungsi lainnya dari e-wallet tersebut? Apakah e-wallet justru jadi penyebab keborosan keuangan anda?

Berapa besar dana yang seharusnya dimasukkan ke dalam e-wallet tersebut? Dan bagaimana cara bijak agar tidak boros pakai e-wallet? http://nonton08.com/loving/

Yuk Bikin Rencana Biaya Nikah Meski Masih Jomblo (1)

Apa yang ada di benak anda ketika mendengar kata pernikahan? Tentu terlintas suatu momen penting nan sakral yang tidak hanya memerlukan mental dan fisik yang prima namun juga adanya kebutuhan dana untuk proses tersebut.

Ya, terlintaskah di benak anda, ketika anda dan pasangan sudah siap berkomitmen untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan bahwa salah satu hal yang perlu diperhatikan dengan seksama adalah mengenai biaya pernikahan.

Terlepas sebenarnya biaya pernikahan adalah murah, yang membuat mahal tentu pestanya serta gengsi. Toh tetap saja masih banyak di antara kita yang ingin menikah dengan wow karena menganggap ini adalah momen sekali seumur hidup sehingga ingin sekali berkesan dengan mengadakan pesta besar.

Apakah pesta yang wow itu mengandalkan dana dari orang tua anda dan pasangan? Toh itu sah-sah saja, tapi tidak salahnya anda sudah mulai mempersiapkan juga minimal menyicil besarnya biaya pernikahan tersebut.

Ayo mulai menabung dari sekarang. Ketika anda sudah menyadari bahwa anda bukanlah remaja lagi yang dalam hitungan tahun akan segera menghadapi hidup baru yaitu berumah tangga, di saat itulah anda mulai menabung.

Tidak terkecuali anda yang berstatus jomblo lhooo. Ups. Tidak perlu menunggu ketika kita sudah memiliki pasangan untuk menyiapkan dana pernikahan. Selama kita berkeinginan untuk menikah, tabungan ini penting disiapkan lho.

Jadi bagaimana memulainya? Lihat di halaman berikutnya.

Umumnya seseorang menyiapkan dana pernikahan berkisar 2 tahun sebelum menikah, maka dengan jangka waktu 2 tahun tersebut, idealnya menggunakan tabungan bank, namun tidak menutup kemungkinan menggunakan instrumen investasi.

Langkah awal yang bisa anda lakukan adalah menentukan rencana untuk menikah berapa tahun lagi, berapa anggarannya pada saat ini dan berapa nilainya nanti setelah dihitung dengan inflasi. Mudah bukan menghitungnya?  http://nonton08.com/crazy-love/

Jadi sudah saatnya anda segera membuat tabungan pernikahan ini meskipun anda sangat yakin bahwa keluarga akan membiayai pernikahan yang anda inginkan tersebut.

Kita tidak bisa tahu kondisi ke depan. Bisa saja menjelang pernikahan, terjadi musibah yang membuat orang tua tidak bisa membiayai resepsi. Itulah sebabnya tabungan pernikahan ini menjadi sangat penting disiapkan sedini mungkin. Lagi pula, semakin besar bantuan orang tua, semakin besar juga campur tangan mereka.

Dalam menentukan anggaran pernikahan tentu kita harus melihat langsung atau terjun langsung ke lokasi atau survei untuk mencari tahu besaran biaya saat ini. Bisa juga anda mencari informasi dari internet, namun belum tentu keakuratannya.

Misal dari harga Gedung, hingga harga catering per porsinya. Di beberapa kota besar sering kali ada wedding fair, nah pada momen ini anda bisa berkunjung untuk mencari tahu besaran biayanya dengan pasti sekaligus anda bisa membandingkan beberapa vendor serta perkiraan berapa besar kenaikan harganya.

Kita akan mengetahui besarnya kenaikan harga per tahun dengan melakukan survei sehingga bisa memperkirakan harga pasaran saat kita menikah nanti. Misalnya, harga gedung tahun ini Rp 11 juta, sedangkan tahun lalu Rp 10 juta, terlihat bahwa kenaikan per tahun Rp 1 juta atau 10% pertahun. Jika kita ingin menikah lima tahun lagi, siapkan dana sekitar Rp 16,1 juta.

Keliatannya mudah bukan? Anda bisa lho membuat simulasi perhitungannya tersebut dengan berbagai jenis kalkulator finansial yang ada di internet atau ada juga aplikasi yang bisa anda pergunakan.

Salah satu yang saya rekomendasikan adalah aplikasi Moneesa untuk membantu anda bisa melakukan perhitungan dan bersimulasi secara gratis yang bisa bisa diunduh disini.

Selain mencatat anda juga penting untuk berinvestasi dan berasuransi. Permasalahan dengan investasi masih banyak orang yang awam. Sementara untuk berasuransi banyak masyarakat yang enggan karena takut dikejar-kejar oleh agen, padahal mereka baru hanya mau tahu berapa besar sih premi yang mereka harus bayarkan.Nah, untuk hal ini ada solusinya, anda bisa cek premi asuransi tanpa takut dikejar-kejar agen melalui aplikasi yang bisa diunduh disini.

Selain itu anda juga bisa belajar dengan mengikuti kelas dan workshop tentang keuangan, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek disini.  http://nonton08.com/putih-abu-abu-dan-sepatu-kets/