Minggu, 01 Desember 2019

Katanya Resesi Sudah Dekat, Terus Gimana Dong? (1)

Resesi. Kata itu belakangan ini menjadi momok dan sumber percakapan dari kelas warung di pinggir jalan sampai coffee shop hotel bintang lima. Di group telegram yang saya asuh pun, bernama Seputar Keuangan, hampir setiap minggu ada saja pertanyaan dengan topik seputar Resesi.

Jadi apa itu Resesi dan bagaimana kita harus menyikapinya dan apa yang bisa kita lakukan untuk bisa bertahan di tengah resesi tersebut?

National Bureau of Economic Research (NBER) mengatakan bahwa resesi itu adalah 'periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh ekonomi dan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan'.

Beberapa literasi mendefinisikan resesi terjadi ketika tingkat pertumbuhan PDB negatif untuk dua kuartal berturut-turut atau lebih. Tetapi resesi mungkin saja terjadi sebelum laporan PDB triwulanan keluar.

Tapi secara umum, resesi adalah ketika ekonomi menurun secara signifikan, setidaknya selama enam bulan. Penurunan itu biasanya menyerang lima indikator ekonomi, yaitu PDB riil, pendapatan, pekerjaan, manufaktur, dan penjualan ritel.

Isu resesi mulai sering bermunculan dengan tidak berakhirnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dalam beberapa tahun ke belakang. Resesi tidak hanya terjadi di luar negeri bisa juga menjalar ke Asia bahkan Indonesia, dan seluruh dunia.

Kondisi Indonesia sendiri yang sudah beberapa tahun terakhir tidak baik dan tidak menunjukkan gejala perbaikan bisa memperburuk keadaan bila resesi tersebut datang. Itulah sebabnya mengapa kata resesi ini kemudian banyak mendapatkan perhatian dari khalayak ramai.  http://nonton08.com/assembly/

Terus bagaimana dong? Apa yang harus saya lakukan? Anda mungkin bertanya-tanya seperti itu. Mari kita bahas apa yang harus dilakukan.

Anda sebaiknya tetap tenang. Keadaan akan semakin memburuk apabila anda kemudian panik yang mengakibatkan membuat keputusan yang salah. Dalam kondisi sulit anda harus berada dalam kondisi prima untuk membuat suatu keputusan yang baik agar justru tidak memperkeruh dan mempersulit suasana.

Resesi ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi kalau tidak dipersiapkan dengan baik memang bisa membuat keuangan anda dan keluarga kacau balau.

Dana Cash/Likuid

Berkaca pada resesi sebelum-sebelumnya, ketika kondisi resesi datang, maka orang cenderung akan mencoba bertahan hidup. Akibatnya orang akan menahan untuk tidak mengeluarkan uang.

Yang kemudian terjadi adalah uang menjadi sulit untuk didapatkan alias likuiditas menjadi sulit. Apabila kondisi ini terjadi, maka yang harus anda persiapkan adalah likuiditas sebanyak mungkin.

Pepatah "Cash is the King" menjadi sangat berarti saat ini. Oleh sebab itu, persentasi dana dan investasi anda yang setara likuid dibanding aset tetap seperti properti dan aset tetap lainnya harus lebih besar jumlahnya.

Mengapa demikian? Hal ini penting apabila anda membutuhkan dana saat kondisi sulit, maka investasi likuid bisa mempercepat anda mendapatkan dana tersebut dibandingkan menjual aset tetap.

Oleh sebab itu mulai dari sekarang segera membuat mencatatan daftar aset anda, dan buatlah pengelompokan antara aset likuid, aset tetap, aset guna (dipakai), dan jenis aset lainnya.
Anda bisa membuat pencatatan sendiri atau bila tidak ingin repot anda bisa menggunakan aplikasi secara gratis bisa diunduh di sini. Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Apalagi yang harus dipersiapkan selain dana likuid? Simak pembahasannya di tulisan berikutnya  http://nonton08.com/get-up-stand-up/

Kata Siapa Pasangan Muda Susah Atur Keuangan? (1)

Siapa yang lebih jago dalam mengatur keuangan? Suami atau istri? Hmm tentu tidak ada jawaban yang pasti untuk hal tersebut. Namun dalam berkeluarga tentu komunikasi yang tepat menjadi salah satu kunci untuk menciptakan keberhasilan dalam mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

Kepiawaian dalam mengatur keuangan juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam berumah tangga terlepas dari suami atau istri yang lebih andal. So, pertanyaan yang lebih tepat sebenarnya adalah 'Bagaimana cara mengatur keuangan khususnya untuk para pasangan muda atau yang baru menikah?'

Mengetahui dan memahami cara dan strategi mengatur keuangan keluarga yang tepat adalah hal wajib bagi pasangan muda untuk dapat memiliki keharmonisan dalam berkeluarga.

Kemudahan mengatur keuangan hanya ada dalam teori karena pada kenyataannya, mengatur keuangan bagi pasangan muda adalah hal yang penuh dengan tantangan. Anda dan pasangan perlu belajar bersama dan terus berkembang menjadi lebih baik dalam cara mengatur keuangan, agar tahu mana yang harus diperbaiki dan mana yang dipertahankan.

Kali ini kita akan membahas hal-hal yang perlu dilakukan sebagai pasangan muda agar dapat menjadi permulaan bagi para pasangan muda dalam mengatur keuangan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Keterbukaan sedari awal adalah hal mutlak. Maka sebagai pasangan muda yang baru menikah, aset dan utang Anda sekarang saling terkait. Oleh karena itu, perlu keterbukaan untuk saling mengakui kondisi keuangan masing-masing.

Aset dan tabungan apa saja yang Anda miliki? Investasi apa yang Anda miliki? Apakah Anda memiliki utang kartu kredit? Apakah ada cicilan-cicilan yang belum lunas? Berapa besar penghasilan yang Anda dapatkan yang Anda kelola untuk semua kebutuhan keuangan Anda?

Diskusikan dengan terbuka tentang uang yang Anda miliki kepada pasangan. Dengan mengetahui keuangan masing-masing, berarti Anda dan pasangan sudah dapat memulai untuk mengelola keuangan bersama-sama.

Artinya, semua kondisi keuangan yang tadinya menjadi milik masing-masing sudah menjadi milik bersama yang akan diatur dan dikelola bersama-sama. Anda dapat memiliki tabungan atau investasi bersama.  http://nonton08.com/athirah/

Dan juga dapat menentukan utang mana yang ingin diprioritaskan untuk dilunasi terlebih dahulu. Dalam jangka panjangnya, Anda dan pasangan dapat mengatur keuangan bersama sedemikian rupa sesuai kesepakatan bersama.

Tidak hanya keterbukaan mengenai aset, utang dan seberapa banyak yang sudah dimiliki, tetapi anda juga perlu berdiskusi secara terbuka mengenai latar belakang atau persepsi anda tentang uang. Karena menikah merupakan menyatukan dua kepala menjadi satu. Dua latar belakang menjadi satu.

Hal inilah yang perlu dibicarkan Bersama juga sebagai pasangan muda. Cara Anda berpikir tentang uang dan bagaimana mengelolanya sangat ditentukan oleh pengalaman pribadi Anda sendiri, seperti kelas keuangan yang mungkin pernah Anda ambil, atau cara orang tua Anda mengajarkan nilai uang kepada Anda.

Akibatnya, tidak ada cara untuk mengetahui sikap seseorang terhadap uang tanpa komunikasi yang terbuka.

Cara Anda dan pasangan memahami uang sangat penting. Sebagian besar dari kita memahami nilai uang dari ajaran orang tua dan sangat mudah untuk membuat asumsi bahwa setiap orang percaya hal yang sama.

Konflik keuangan yang timbul dalam pernikahan sebagian besar disebabkan oleh perbedaan persepsi tentang bagaimana seharusnya uang dikelola. Oleh karena itu, hal yang paling dasar yang harus dilakukan adalah menyamakan persepsi Anda tentang uang dengan pasangan Anda.

Keterbukaan terhadap aset, utang dan berapa banyak yang sudah dimiliki termasuk juga cash flow keuangan bulanan bisa dilakukan dengan membuat catatan. Ada tools yang bisa anda pakai secara gratis bisa diunduh di sini. Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut di atas atau anda bisa cek di sini.

Apalagi yang harus anda lakukan? Akan diulas tuntas di artikel berikut.  http://nonton08.com/female-worker-her-sex-sales/